.
.
.Esok harinya, 10.28
Rin "Kakak, mau makan sesuatu ga? Nanti Rin buatin! Apa aja buat kakak."
Sae "Pinter masak emang? Sok banget mau masakin."
Rin "Jangan salah! Aku belajar banyak hal setelah kepergian kakak."
Sae "Hm, yaudah buatin omurice aja."
Rin "Ay ay kapten!"
Setelah mendengar keinginan kakaknya, Rin segera beranjak menuju dapur untuk membuatkan omurice untuk sang kakak tercinta. Sedangkan Sae, dia pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum makan.
Rin "Kakak! Ini omuricenya udah siap!"
Karena tau kakaknya tadi sedang mandi, Rin berpikir bahwa sekarang kakaknya pasti sudah selesai mandi dan dia segera beranjak pergi ke kamar Sae.
Rin "Kak, ini omur.."
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Rin seenaknya membuka pintu kamar Sae.
Sae "R-Rin!! Tutup pintunya!!"
Wajah Sae memerah, karena terkejut dengan Rin yang seenaknya masuk ke dalam kamarnya sembarangan, dia tidak sengaja menjatuhkan handuknya tersebut. Karena teriakan kakaknya itu, Rin segera menutup pintu kamar kakaknya.
Dalam hati Rin "Eh.. Itu beneran punya kakak? Ahaha, lucu banget kecil gitu imut imut! Hum.."
Selang dia mengingat ingat kepunyaannya Sae, matanya juga sempat tertuju pada leher Sae, karena hal tersebut kepunyaannya Rin sedikit mengeras, namun karena dia tau ini bukan saat yang tepat, dia berusaha mengendalikan diri.
Setelah waktu berlalu, akhirnya Sae pergi beranjak ke ruang tengah, dia membawa omurice buatan adiknya untuk dibawa ke ruang tengah itu dan berencana akan menonton film favorit nya. Dan rupanya Rin ada diruang tersebut dan sedang menonton film yang direncanakan Sae.
Rin "Eh kakak.. Sini duduk!"
Sae "Ya.."
"Oh.. Rasanya lumayan"Rin "Iyakan? Aku ngebuat nya pake cinta loh ehehe!"
Sae "Aneh aneh aja ah."
Rin "Eh kak, itu ada nasi dipipi kakak"
Tanpa aba aba, Rin langsung mendekati Sae, menjilati pipinya dan memakan nasi yang tertinggal dipipi Sae.
Sae "A-Apa sih Rin!! Kamu kira sopan main nyosor begitu?!!"
Sae marah dengan muka merahnya yang menurut Rin itu sangat amat lucu, bukannya merasa bersalah, Rin malah merasa gemas dan ingin mencium kakaknya juga, namun dia masih berusaha untuk menahan diri.
Rin "Ahaha, kakak kenapa mukanya merah gitu? Lucu banget."
Sae "Apa coba kamu!! Lain kali jangan main nyosor begitu, ga sopan tau!!"
Rin "Iya iya, ga Rin lakuin lagi.. Kalo inget ehehe!"
Sae "main main ya kamu! Dasar!"
Rin "Ahaha, jangan marah mulu dong kak."
Sae tidak menghiraukan Rin lagi sekarang, dia lanjut memakan omurice nya itu sambil menonton film. Sebenarnya dia masih merasa malu dengan yang dilakukan Rin, didalam pikiran nya banyak sekali hal yang terpikirkan olehnya, namun dia berusaha untuk tidak menghiraukan nya.
Rin "Kakak suka susu kan? Ini aku kemarin ada beli banyak susu khusus buat kakak."
Sae "Oh.. Ya, makasih."
Karena kesukaan Sae kepada susu, terutama susu kotak, dia pun segera meminumnya. Tanpa disengaja, susu itu tumpah dan banyak air susu didadanya. Rin tanpa pikir panjang segera mendekati kakaknya itu, seperti kehilangan kesadaran, dengan kuat dia bahkan mendorong kakaknya jatuh ke lantai dengan posisi terlentang. Tanpa memikirkan apapun, Rin menjilati air susu yang ada pada dada Sae.
Sae "R-Rin.. S-stop.. Kamu ngapain..!!"
Sae merasa geli dan mukanya juga memerah melihat kelakuan adiknya itu. Sae berusaha untuk mendorong Rin, namun tak dikira tenaga Sae tidak sebanding dengan Rin pada saat itu. Rin terlihat menikmati apa yang dia lakukan sekarang.
Sae "Mmh! S-stop Rin.. Geli.."
Seakan mendapatkan kesadarannya kembali, Rin langsung menghentikan perilakunya tersebut dan segera berdiri setelah menindih tubuh kakaknya itu. Rin sedikit tersipu malu, dia juga sangat gemas dengan ekspresi Sae yang saat ini mukanya sangat amat merah.
Rin " K-Kakak? Eee.. Itu.. Rin minta maaf.. Rin ga sengaja ngelakuin hal itu.."
Sae " U-uh.. L-lain kali jangan bertindak sembarangan! Ck sialan.. Aku jadi harus mandi lagi.. Lengket banget."
Rin "Kakak mau aku mandiin? Ehehe!"
Sae "H-hah? G-gakk!!"
Dengan gugup menjawab pertanyaan Rin, Sae pun segera beranjak pergi untuk mandi lagi.
Malamnya, 21.34
Rin "Kak"
Dengan nada lirih, didepan pintu kakaknya, dia memanggil kakaknya seakan menginginkan sesuatu.
Sae "Apa? Udah malem, mau apalagi?"
Rin "Emm.. Rin takut, Rin boleh tidur bareng kakak ga?"
Sae "Manja banget, masa tidur sendiri aja takut sih."
Rin "Please.. Ya kak? Please.."
Dengan puppy eyes nya itu, dia merayu kakaknya agar mengizinkannya tidur bersama nya.
Rin "Kan kasurnya juga gede, masa gaboleh sih tidur berdua.. Please ya kak yaa?"
Sae "Aish! Iya iya, terserah deh ah."
Rin "Asik! Makasih kakak hihiw!"
Sae "Ya.. Sekarang cepet tidur."
Rin "Ay ay kapten!"
Tengah malamnya, 01.45
Rin terbangun, dia melihat kakaknya yang sekarang sedang tidur disamping nya, dia sangat senang dengan hal tersebut. Matanya perlahan-lahan menatap bagian leher Sae, dia sangat ingin menggigit area tersebut. Dirasa kakaknya itu sedang tertidur pulas, dia mencoba untuk mencium bagian leher kakaknya.
Sae "Mmh.. Mm.."
Karena kakaknya ini belum bangun dan dia khawatir bahwa tindakan nya akan membangunkannya, dia segera menghentikan nya. Dia kemudian mencium bibir Sae, dia merasa bahwa bibir Sae sangat amat manis. Setelah itu, dia kembali tidur dengan perasaan senang.
Sebelum kembali tidur, kalimat yang diucapkannya ialah..
"Kakak seindah ini, jangan sampai kakak jadi milik orang lain, ya? Belum saatnya, tapi pasti kakak bakal jatuh cinta sama aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝐖𝐡𝐨 𝐒𝐡𝐨𝐮𝐥𝐝 𝐈 𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞』 - Itoshi Sae. BL LONG STORY.
RomanceRin : Choose me, please. Kaiser : Can't you love me? Shidou : Please.. i love you sm. Disclaimer! ↓↓↓ Fictional. BL. BxB. Alternate Universe. Ship. Yaoi 18+. Baku n Non Baku. Kemungkinan Chp nya bakal banyak ya, karena ini bukan short story. Author...