°°°
Blackburn, 1856
Papa dan mama tak ada di rumah sudah dua hari ini, dan itu adalah kesempatan bagus untuk ku bermain dengan Griffin di hutan. Aku segera berlari menghampiri Griffin, setelah bersiap dan memakai baju yang nyaman. Tak lupa aku juga membawa panahan yang sudah dua bulan ini tak aku gunakan karena papa selalu ada di rumah. Tidak mungkin bukan jika aku membawa panahan saat papa tengah berada di rumah. Itu sama saja aku memasang kan bom bunuh diri.
Hutan tampak hening siang ini, seperti nya tengah ada pemburu yang memasuki hutan sehingga aku tak melihat rusa atau satu pun hewan lainnya. Aku mengikat kan Griffin di sebuah pohon, meneliti setiap pohon yang cocok untuk ku jadikan sasaran anak panah ku.
Seperti biasa aku menyiapkan diri dan membetulkan busur panah, satu, dua, tiga, semua bidikan ku tepat sasaran. Tampaknya aku tidak lupa cara bagaimana cara nya membidik meski sudah dua bulan tak memegang busur.
Setelah membidik an empat anak panah dengan tepat, namun nyatanya berbeda dengan anak panah ke lima ku yang melesat ke dalam hutan. Anak panah itu melenceng dari arah sasaran ku, hal itu membuat ku berdecak kesal karena malas membawanya. Namun, sebuah suara pria tiba-tiba saja mengejutkan ku yang hendak berjalan mengambil anak panah milik ku.
"Apa ingin saya ajarkan, my lady?" tanya suara tersebut.
Tampak seorang pria dengan perawakan tinggi besar, dan berkulit kecoklatan menghampiri ku dengan membawa anak panah ku yang melenceng tadi. Aku menyipitkan mata, mencoba melihat dengan jelas wajah lelaki yang tengah berjalan menghampiriku.
"Your Grace!" aku membungkuk sopan saat sadar bahwa lelaki tersebut adalah putra pertama dari Duke of Chorley.
"Lady of Blackburn?" aku mengangguk mengiyakan pertanyaan nya, dia dengan antusias tersenyum ke arah ku dan berjalan semakin mendekat.
Saat jarak kami tak begitu jauh, dia menyodorkan anak panah milik ku. Lalu berjalan ke belakang ku, berdiri tepat di belakang tubuhku. "Lihat dengan fokus ke arah sana." titah nya, sambil menunjuk sebuah pohon yang berjarak cukup jauh dari tempat kita berdiri, aku pun menuruti nya dan melihat ke arah pohon tersebut.
"Boleh aku memegang tangan milik mu, my lady?" tanya nya dengan lembut, bisa ku rasa wajah nya sekarang berada di sebelah wajahku, dengan nafas nya yang terdengar jelas dan aku bisa merasakan nafasnya berhembus di bahuku.
Aku mengangguk saja, tidak mungkin jika aku menolak permintaan seorang Duke of Chorley. Bisa-bisa aku terkena masalah jika menolak nya.
Setelah mendapatkan izin, dia memegang kedua tangan ku, mengarah kan busur yang aku pegang ke arah pohon yang tadi ia tunjuk.
"Dalam memanah, kau hanya harus fokus, dan rasakan angin yang menerpa wajah mu." ucapannya, dan di balas anggukan mengerti oleh ku.
Anak panah melesat tepat pada pohon tersebut, tak meleset sedikit pun. "Mudah sekali bukan, hanya dengan berlatih kau akan sangat pandai mengendalikan nya" dia tertawa kecil sambil menatap ke arah ku, aku pun hanya membalas nya dengan senyuman.
Dia tidak tahu saja sudah berapa banyak rusa dan hewan lainnya yang sudah pernah aku buru. Padahal aku sudah berlatih memanah sejak berusia lima belas tahun dengan Charles. Tapi ya sudahlah tak apa, aku hanya menghormati nya sebagai seorang yang lebih terhormat.
Tak lama dari itu, terdengar suara langkah kaki menghampiri kami. Tampak seorang laki-laki lainnya muncul dari dalam hutan. "Rupanya kau disini Marion" panggil nya pada pria di sebelah ku, Duke of Chorley. "Ayo, kita harus kembali!" lanjut nya.
"Kalo begitu aku pamit, my lady. Maaf mengganggu waktu mu" pria yang di panggil Marion itu, lalu berjalan menjauh dari ku, tak lupa aku juga sudah berterima kasih padanya.
"Oh ya, nama ku Marion Herbert, Emely. Semoga kita bisa bertemu lagi!" teriaknya saat sudah berjarak cukup jauh dari ku.
Jika tidak salah, pria yang memanggil nya tadi adalah Duke of Preston, aku memang pernah dengar jika mereka adalah sahabat sejak lama. Meski aku tidak mengenal mereka, namun aku cukup familiar dengan wajah mereka. Karena sering ku dengar dari gadis-gadis seusai ku yang sangat mengagumi mereka berdua. Apalagi jika aku sedang berada di pesta, tak jarang aku mendengar banyak gadis tengah membicarakan kedua lelaki tersebut yang selalu terlihat bersama.
Meski begitu, aku tak begitu tertarik dengan mereka. Aku tak begitu menyukai laki-laki yang mendapatkan atensi lebih banyak dari gadis-gadis. Lebih baik mendapatkan pria yang tertutup dan tak mendapat kan atensi dari banyak orang. Lagi-lagi masalah laki-laki. Sudahlah, aku masih ingin sendiri...
Emely Charlotte R.
Lady of Blackburn°°°
character unlock
Marion Herbert
Darius Elmer Franklin
with love
-mugglefindor-
KAMU SEDANG MEMBACA
M R . J H O
Teen FictionHighest rank - #1 catatanharian 010524 - #1 jhonatan 010524 Emely Charlotte R. terbangun di masa yang berbeda, bukan di tempat kediaman nya di Blackburn. Tapi di belahan asia dengan jaman yang sudah berganti. Emely harus melanjutkan hidupnya di teng...