Sudah 2 hari berlalu setelah Jam berkata bahwa ia akan melindungi Film. Namun selama itu pula ia tidak menunjukkan dirinya di hadapan Film.
Film sedang berada di rumahnya sendirian, bersiap-siap untuk pergi ke mall sekedar untuk membeli buku yang ia inginkan. Setelah memilih pakaian, Film menata rambut sambil melihat dirinya di cermin.
'Katanya ingin melindungiku, orangnya saja tidak kelihatan selama 2 hari ini' batin Film, ia melihat dirinya di cermin dengan ekspresi sedih.
Tatapan mata Film semakin sendu, 'Ya sudah, mungkin itu adalah hari sial ku. Apa yang perlu kuharapkan dari orang yang mengingkari janjinya'
Tak terasa air mata hampir menetes dari mata indahnya. Film mengusap air mata itu dengan cepat, ia tak ingin mengeluarkan air mata untuk orang yang suka ingkar janji seperti Jam.
Semua hal yang diperlukan untuk pergi ke mall sudah siap. Film segera bergegas keluar rumah.
Namun, ketika Film membuka pintu rumahnya ...
"ASTAGA!!" Film sedikit berteriak dan refleks mundur ke belakang.
"Kamu mau kemana? Rapi sekali" tanya orang yang di hadapan Film
"Bukan urusanmu, Jam" Film menjawab dengan ketus karena masih terkejut ketika ia melihat Jam di depan pintu rumahnya.
"Aku ikut" Tanpa berpikir panjang, Jam berkata seperti itu.
Film menghela napas cukup panjang, "Jam, sudah ku bilang, bukan urusanmu. Pulang sana. Aku tidak butuh kamu"
"Jahat sekali. Aku kan sudah bilang, aku akan melindungimu. Jadi kemanapun kamu pergi, aku ikut"
Film menatap Jam dengan tatapan meremehkan, "Melindungiku? 2 hari tidak ada kabar seakan kamu tak pernah berbicara begitu, lalu tiba-tiba datang hari ini dan berbicara tentang melindungi?!"
"Hey, jangan marah. Dalam 2 hari itu, aku ada urusan lain yang tak bisa ditunda. Tapi hari ini, karena aku masih dalam masa cuti, sebagai gantinya aku akan mengikutimu kemanapun" Jam berkata dengan senyum lebarnya.
**
Film tidak mempedulikan perkataan Jam, ia bergegas pergi ke mobilnya. Ketika Film baru saja masuk ke dalam mobil dan duduk, ia mendengar suara pintu mobil terbuka dari arah sebelahnya.
"Jam, apa yang kamu lakukan di mobilku?" Film mengernyitkan dahinya ketika melihat Jam tiba-tiba membuka pintu mobil dan duduk di sebelah Film.
"Aku sudah bilang, aku akan mengikutimu kemanapun"
"Keluar" ucap Film tanpa bertele-tele.
"Tidak mau" Jam mengalihkan wajahnya untuk menghadap ke jendela, jadi tak perlu melihat Film. Sedikit mengisyaratkan bahwa ia tak peduli ketika Film menyuruhnya keluar.
"Jam, aku tidak bercanda"
"Aku juga tidak bercanda, Film"
"Huffttt..." Hanya helaan nafas Film yang sudah lelah berdebat dengan Jam.
Film hanya ingin membeli buku di mall sebentar tapi mengapa harus menghabiskan waktu yang lama di depan rumah.
"Ayolah, Film. Aku akan diam saja. Anggap saja aku tak terlihat. Nanti aku hanya akan mengikuti dari jarak jauh. Asalkan aku yakin bahwa kamu masih dalam penjagaanku." Jam sangat berusaha meyakinkan Film.
Film hanya menyandarkan kepala di kursi mobilnya, ia sudah tak bisa berkata-kata lagi. Film dalam kondisi mengalah dan lelah berdebat. Akhirnya Film mulai melajukan mobilnya menuju mall.
Jam berusaha menepati perkataannya. Ia hanya diam selama di mobil, seakan ia tak ada di sana.
Film yang merasa canggung, ia memutar musik secara acak yang ada di playlist lagunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Promise (JamFilm)
FanfictionBagi Jam, sosok Film adalah orang yang harus ia lindungi. Namun bagi Film, sosok Jam adalah orang yang sangat ia benci. "Film, apakah kamu tidak ingat janji kita pada saat dulu?" "Janji? Janji itu telah kau ingkari duluan, Jam"