Sixteen.

3.2K 188 53
                                    

Fourth masih tertidur di ruang perawatan. Dunk menungguinya. Sementara Gemini yang baru terbangun, dua jam setelah kecelakaan itu. Berjalan pelan, menuju ruang tunggu, dia sudah mencuci muka dan agak segar, tapi mau tak mau nyeri di kepala dan bahunya membuatnya mengernyit ketika berjalan.

Indy sedang duduk membelakanginya di kursi roda. Menatap luar, ke arah jendela lebar yang ada di ruang duduk itu, hujan sedang turun deras di luar membuat suasana ruangan itu begitu suram.

"Bagaimana keadaan Fourth?" tanya Indy, menyadari kehadiran Gemini tetapi tidak menoleh untuk menatapnya.

"Baik, phi Dunk sudah mengatur perawatan dan obatnya, sekarang dia masih tertidur." Gemini berdiri, bersandar di tembok dekat Indy, ikut menatap hujan yang mengalir deras di luar yang gelap, hanya menyisakan tetes air yang berkilauan terkena cahaya lampu.

"Kau pasti tahu kenapa aku ingin berbicara denganmu." Gemini mengangguk meski tahu Indy tidak menoleh untuk melihatnya. Hening sejenak, terasa begitu lama sampai kemudian terdengar Indy menghela napas panjang. "Apakah kau mencintainya?" tanyanya pelan.

"Sangat." Jawab Gemini cepat, tulus.

Indy memejamkan mata ketika rasa perih menyengat di dadanya mendengar ketulusan Gemini kepada Fourth. Mengetahui bahwa ada lelaki lain yang mencintai Fourth dengan intensitas begitu besar kepada Fourth ternyata menyakitinya, membuatnya terasa terpuruk dan di kalahkan. Tapi Indy menguatkan hatinya, semua demi Fourth, demi kebahagiaan Fourthnya.

"Apakah kau akan membahagiakannya?"

"Kebahagiannya akan menjadi tujuan hidupku." Gumam Gemini jujur, dia lalu menoleh menatap Indy yang sedang menatapnya, mereka saling bertatapan. "Maafkan aku..." Gemini menghela napas. "Aku tidak pernah bermaksud mencuri Fourth darimu, aku tidak mengetahui keberadaanmu sampai saat terakhir, kau tahu."

Indy mengernyit mendengar informasi yang baru didapatnya itu, Dunk belum menceritakan semua ini padanya, mungkin Dunk ingin Indy mendengar sendiri dari mulut Gemini. "Fourth tidak menceritakan alasan kenapa dia menjual diri padamu?"

"Tidak, mungkin semua akan berbeda jika dia menceritakan semuanya dari awal," gumam Gemini penuh penyesalan. "Aku memang jahat dan selalu mengambil apa yang kuinginkan tanpa tanggung-tanggung, tapi aku tidak pernah mengambil keuntungan dari penderitaan seseorang. Saat itu dia datang padaku, menjual dirinya padaku... kau tahu apa yang kupikirkan waktu itu?" Gemini menatap Indy dengan sedih. "Kupikir dia pelacur yang putus asa membutuhkan uang untuk memenuhi hasratnya akan kemewahan."

"Fourth tidak seperti itu." Geram Indy marah.

"Ya, dia tidak seperti itu," Gemini setuju. "Tapi waktu itu apa yang bisa dipikirkan lelaki seperti aku? Lelaki dengan kekayaan yang selalu mendapatkan apa yang dia mau karena uang? Aku memang salah waktu itu, aku menginginkan Fourth dan aku punya uang yang diinginkannya, jadi kuterima tawarannya."

"Tapi pada akhirnya kau tetap jatuh cinta padanya meskipun kau menganggap dia pelacur murahan." Indy merenung.

Sekali lagi Gemini menganggukkan kepalanya. "Ya, aku jatuh cinta padanya, bahkan aku mulai tidak peduli kalau ternyata memang hanya menginginkan uangku, aku berpikir, tidak apa-apa, toh aku punya banyak uang, tidak apa-apa selama dia ada disisiku." Gemini menghela napas panjang. "Kenyataan tentang keberadaanmu pada akhirnya menghantamku... bahwa dia melakukan semua ini demi cintanya kepadamu."

Indy memjamkan matanya. "Dia sudah tidak mencintaiku lagi, dia hanya kasihan dan merasa bertanggung jawab."

"Dia tetap mencintaimu," Gemini tersenyum sayang ketika membayangkan Fourth. "Hatinya selalu dipenuhi cinta tanpa pandang bulu, mungkin karena itulah dia berhasil menyentuh hatiku yang gelap."

A Romantic Story About Fourth | GeminiFourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang