Fourteen.

2.7K 169 14
                                    

kindly listen to the song above for more experience.

.

.

.

Sejak saat itu Gemini seolah-olah menghilang dari dari kehidupan Fourth. Fourth merengung dalam mobil rumah sakit yang membawa mereka pulang ke apartemen.

Hari ini Indy sudah boleh pulang dari rumah sakit, bersama Dunk dan Satang mereka pulang ke apartemen. Satang memutuskan unutk tinggal sementara membantu Fourth, dan Dunk sudah berjanji akan berkunjung setiap hari untuk mengecek kondisi Indy dan melakukan terapi rutin.

Kata dokter Dunk, Gemini memutuskan mengambil tugas perjalanan ke Kanada dan mungkin akan mungkin akan kembali dalam waktu yang lama.

Dada Fourth terasa nyeri, ketika sekali lagi mengakui kenyataan itu kepada dirinya sendiri. Oh ya, dia merindukan Gemini, sangat merindukannya. Ternyata cinta memang bisa tumbuh tanpa direncanakan. Fourth mencintai Gemini. Dia tidak tahu kapan perasaan ini bertumbuh. Dia hanya tahu dia mencintai Gemini, itu saja.

"Aku tidak menyangka bosmu yang kelihatannya sombong itu bisa begitu baik, meminjamkan apartemennya." Indy memecah keheningan, menatap Fourth dengan sedikit menyelidik, dia bertanya-tanya karena akhir-akhir ini Fourth begitu murung.

"Aku yang membujuknya." Dunk yang duduk di kursi depan cepat-cepat menjawab, tahu bahwa Fourth kebingungan dengan pertanyaan Indy itu. "Gemini adalah sahabat suamiku, aku bilang merawatmu itu penting bagiku, karena kamu adalah salah seorang yang selamat dari kecelakaan yang menewaskan suamiku. Jadi Gemini mau meminjamkan apartemen itu, toh apartemen itu tidak terpakai." Diam-diam Fourth dan Satang menarik napas lega mendengar kalihaian dokter Dunk menjawab.

Mereka sampai di apartemen, dan Fourth mendorong kursi roda Indy memasuki ruangan itu. Begitu mereka masuk tanpa sadar Fourth mengernyit, semua kenangan itu seolah menghantamnya. Di sini, di apartemen ini dia menghabiskan waktu berdua dengan Gemini, makan malam bersama, bercakap-cakap bersama...

"Apartemen yang sangat bagus, kita beruntung Fourth, bosmu sangat baik." Indy mendongakkan kepalanya ke belakang menatap Fourth sambil tersenyum, mau tak mau Fourth memaksakan senyuman di bibirnya. Kuatkah ia berada di sini? Apalagi di kamar itu... Fourth melirik kamarnya, tempat Gemini juga menghabiskan sebagian besar waktunya di sana. Tidak! Dia tidak mau masuk lagi ke kamar itu!

Dengan cepat dan efisien mereka menyiapkan segalanya sehingga Indy selesai di terapi dan beristirahat di kamarnya. Satang menjaganya sebentar, lalu berpamitan untuk kembali ke rumah sakit, berjanji akan pulang menginap di sini nanti malam.

Setelah memastikan Indy tertidur pulas, Dunk menyeduh teh dan mengajak Fourth duduk di ruang depan.

"Dia sudah kembali dari Kanada." Dunk membuka percakapan, menatap Fourth dari atas cangkir teh yang diteguknya. Seketika itu juga hati Fourth melonjak, tahu siapa yang di isyaratkan sebagai 'dia " itu.

"Apakah dia baik-baiksaja?" tanya Fourth pelan.

Dunk tersenyum miring mendengar kelembuta dalam suara Fourth. "Kau itu baik hati ya, sudah menerima arogansinya yang tidak tanggung-tanggung, tetapi masih saja mencemaskannya." Dengan pelan Dunk meletakkan cangkirnya. "Yah, dia baik-baik saja, sedikit kurus, terlalu memaksakan diri dan jadi pemarah seperti beruang terluka, tak ada yang berani menyinggungnya dan mendekatinya dalam radius 100 meter kalau dia sedang mengeluarkan aura pemarahnya, bahkan direktur keuangan memilih berhubungan dengannya via telepon." Dunk terkekeh. Lalu wajahnya berubah serius melihat kesedihan Fourth. "Yah... dengan melupakan fakta kalau akhir-akhir ini dia lebih seperti mayat hidup daripada manusia, sepertinya dia baik-baik saja." Fourth memalingkan wajahnya dengan pedih. "Dia menderita Fourth..." desah Dunk kemudian. "Aku tidak pernah melihatnya seperti ini sebelumnya."

A Romantic Story About Fourth | GeminiFourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang