Five.

2.4K 155 30
                                    

Fourth hampir saja terlambat kerja, dia menarik napas panjang melihat jam absennya. Hanya kurang satu menit.

Dengan segera dia melangkah masuk ke mejanya, teman-teman seruangannya sudah mulai sibuk bekerja. Fourth pun mulai berkonsentrasi, tapi matanya hanya menatap kosong ke layar komputer, pikirannya mengingat ke kejadian semalam dan dia mengernyit, dia merasa murahan sekali, menjual diri kepada laki-laki itu tetapi terlena dengan rayuannya. Mau bagaimana lagi, lelaki itu adalah jelmaan Eros penakluk pria cantik dengan segala pengalaman dan keahliannya, sementara Fourth baru pertama kalinya bercinta.

Tuhan, ampunilah dosa-dosaku. Fourth memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya sebelum mulai menenggelamkan diri dalam pekerjaan.

"Iya, aku juga tidak menyangka." Suara berisik dua rekan disebelahnya menarik perhatian Fourth, "Rasanya seperti bukan Mr. Gemini."

"Tadi kami serombongan habis sarapan berpapasan dengan Mr. Gemini, kami hanya menunduk karena biasanya Bos besar itu hanya melirik dari sudut matanya, mengangguk selama sedetik lalu pergi dengan acuh tak acuh."

Wanita itu menghembuskan napas takjub. "Tapi tadi, astaga! Mr. Gemini bahkan berhenti, tersenyum ramah dan menanyakan kabar kita semua." Suaranya terpekik hampir histeris. "Dan senyumnya yang sangat jarang itu, bukannya menjawab semuanya malah terpesona dengan mulut menganga, ada yang mencoba menjawab tapi yang keluar hanya suara tercekik." Lanjutnya menggebu-gebu.

"Mr. Gemini sangat tampan! Oh, seandainya dia kekasihku." Wanita itu mulai menghayal.

"Aku tahu, phi. Yah, seandainya Mr. Gemini 'lurus' aku yakin wanita di seluruh penjuru dunia pasti ingin mendapatkannya."

Tch, berlebihan. Tidak tahu kah bos kalian sangat bejat. Fourth beranjak berdiri ke kamar mandi, tak tahan mendengarkan pemujaan-pemujaan terhadap laki-laki itu.

Tapi tetap saja dia ikut bertanya-tanya, Fourth terpekur di depan pintu kamar mandi. Dia berpikir mengenai perubahan sikap Gemini di kantor, bosnya itu memang selalu memasang wajah dingin, ketus dan jarang bicara... tapi kenapa dia berubah ramah?

"Memikirkanku?"

Suara yang diucapkan dengan pelan dan lembut itu membuat Fourth membalikkan tubuhnya mendadak dengan terlonjak kaget dan hampir menabrak orang yang berdiri dibelakangnya.

Matanya langsung bertatapan dengan mata birunya yang tajam, objek pikirannya.

"Kenapa Mr. Gemini ada disini? Di lorong menuju kamar mandi lantai 3, padahal anda punya kamar mandi sendiri di ruangan anda." Tanpa sadar Fourth mengucapkan pertanyaan keras-keras.

Gemini tertawa "Aku sedang menemui kepala personalia di lantai yang sama, tiba-tiba ingin ke toilet, tidak bolehkah?" suaranya makin melembut, lalu matanya berubah tajam.

Dan Fourth mengenali tatapan itu, tatapan kalau-

"Damn, aku sudah amat sangat merindukanmu!"

Dengan cepat Gemini meraih Fourth, lalu menciumnya, dengan gairah menggebu-gebu seolah-olah sudah lama tidak berciuman, padahal baru tadi pagi mereka-

Suara percakapan yang sayu-sayup mendekat membuat Fourth terperanjat, dengan secepat kilat didorongnya Gemini dan dia setengah berlari menjauhi toilet laki-laki.

Fuck! Tak sadarkah dia kalau menyergapnya seperti itu di toilet kantor benar-benar tindakan nekat? Jantungnya masih berdentam-dentam dengan kuatnya seakan ingin meloncat dari tempatnya.

Tapi, Fourth mengernyit, apakah jantungnya berdetak keras karena ketakutan... ataukah karena ciuman spontan yang tidak diduganya itu?

----

A Romantic Story About Fourth | GeminiFourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang