SHAKARTA

4.3K 300 8
                                    

☄RASHAKA ☄

Seorang pemuda dengan seragam sekolah yang masih rapi memasuki mansion dengan hati-hati karna takut mendapat amukan dari sang ayah. Sekarang pukul 16:02, ini masih sore tapi ini sudah kelewat dari jam pulang sekolahnya.

Shakarta, pemuda yang ceria, polos, dan penurut yang selalu di acuhkan itu mengendap-endap agar tidak ketahuan. Tadi saat pulang sekolah dia sengaja mampir ke toko buku untuk membeli buku yang baru saja terbit, dia terlalu asik melihat-lihat buku yang lain sampai tidak ingat waktu.

Shakarta menghela nafas panjang dan menyiapkan diri untuk menghadapi amukan ayahnya, apalagi pasti nanti  ada saudaranya  yang akan membuat suasana semakin panas.

"Darimana saja kau anak sialan?" Tanya Angga dengan nada emosi yang sangat ketara.

Shakarta terdiam saat mendengar suara sang ayah yang sangat menggelegar. Wajah Shakarta memucat kala ia melihat keberadaan sang ayah yang kini tengah berjalan menghampirinya dengan ekspresi penuh amarah.

"I-itu, a-anu t-tadi shaka-"

"Alah banyak alesan lo, udah tau salah masih aja ngelawan!" Ujar Vandra yang kini menuruni tangga, ia mencoba untuk membuat suana menjadi semakin panas.

dia adalah Vandra, kakak kedua Shakarta yang selalu membuat Shakarta dalam masalah.

"A-abang gak gitu, t-tadi shaka c-cari-"

Ctarrrr

Belum selesai berucap, shakarta kini merasakan punggungnya yang panas karna cambukan yang di berikan oleh Angga.

Ikat pinggang yang kasar dan tebal milik Angga menyentuh punggung dan bagian tubuh lainnya milik Shakarta dengan keras.

Ctarrr

Ctarrrr

Ctarrrr

total 4 cambukan sudah Shakarta terima, dia terduduk di lantai dengan mulutnya yang saling menekan gigi untuk menahan ringisan agar tidak keluar.

"Masih berani berbohong?" Shakarta semakin menunduk, pertanyaan yang dilontarkan oleh sang ayah seakan membuatnya dikepung rasa takut.

"Susul saya ke ruang bawah tanah atau saya seret." Angga kembali berucap, wajahnya masih mengeluarkan ekspresi marah, dan nada bicaranya terdengar tidak ramah.

"Mampus lo, anyway jangan mati dulu ya, nanti," Nyinyir vandra lalu beranjak pergi dari sana dengan wajah angkuhnya.

Sekarang tersisa Nathan dan Shakarta di sana, Nathan menghela nafas panjang saat melihat shakarta meringis pelan dan mencoba berdiri agar bisa pergi ke kamarnya.

"Lain kali melawan lah, kau lelaki bukan?" Tutur Nathan sambil membantu Shakarta, shakarta hanya tersenyum simpul mendengar tuturan Nathan.

"Makasih abang," Selama ini Nathan lah yang memperlakukan nya seperti adek walaupun sikapnya dingin dan terkesan tak peduli.

"Obati luka mu, jangan lupa makan." Peringat Nathan lalu beranjak pergi meninggalkan shakarta sendirian.

Shakarta tidak merespon dan memilih menaiki tangga menuju kamarnya. Kamar bernuansa cream yang tidak terlalu luas dan kasur yang hanya muat di gunakan oleh satu orang itu menjadi tempat ternyaman menurut shakarta.

Shakarta menatap sekeliling kamarnya yang rapi lalu matanya terfokus pada bingkai foto yang terpajang di meja belajar miliknya. Di foto itu terlihat ada seorang wanita yang masih terlihat muda sedang menggendong bocah lelaki yang berumur 5 tahun. Keduanya tersenyum lebar ke arah kamera dengan bocah lelaki itu yang sedang memegang lolipop.

RASHAKA: Deep RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang