chap 1

4.7K 350 3
                                    

☄RASHAKA ☄

Masih di tempat yang sama, yaitu diruang bawah tanah terlihat seorang remaja yang sedang tertidur dengan keadaan yang memprihatinkan.

Tubuhnya dilumuri darah dan lengan serta pipinya yang penuh dengan luka sayat. Perlahan mata coklat tajam itu mulai terbuka dengan sempurna. Sang pemilik tubuh pun mencoba duduk walaupun merasa seluruh tubuhnya mati rasa.

Matanya melirik sekitar, ia merasa tempat ini sangat asing. Alisnya menyatu seolah bertanya dimana? pada dirinya sendiri.

"Ruang bawah tanah?" Gumam Rashaka sambil mengamati sekitar.

Yap! Pria itu adalah Rashaka, Rashaka menepati tubuh Shakarta ,sedangkan Shakarta? Entahlah, mungkin dia sudah meninggal?

"Shit!" Batin Rashaka meringis kesakitan saat mencoba untuk berdiri.

Apa yang dialami raga Shakarta sebelum ditempati dirinya?

Rashaka melihat kilasan beberapa memori melintas di ingatan miliknya, walaupun hal itu membuatnya merasakan sakit yang luar biasa.

Darimana saja kau anak sialan?

Alah banyak alesan lo, udah tau salah masih aja ngelawan!

Susul saya ke ruang bawah tanah atau saya seret.

Lain kali melawan lah, kau lelaki bukan?

Shaka pengen di sayang, bukan di sakiti...

Dasar biadab, berani sekali kau membuatku menunggu lama!

Maaf saja tidak cukup! Kau ingat? Jika istriku tidak menyelamatkanmu waktu itu mungkin dia akan tertawa bahagia bersama anaknya, bukan malah terbaring lemah di rumah sakit selama 3 tahun!!!

S-sakit, s-shaka gak k-kuat...

Pengawal! Siksa dia dan jangan biarkan dia keluar sampai 3 hari.

Oke, hanya dengan melihat kilasan memori asing itu, Rashaka sudah bisa menarik kesimpulan jika dirinya sedang bertransmigrasi ke tubuh seorang bocah bernama, Shakarta.

"Nama anak ini Shakarta," Batin Rashaka sambil mengangguk paham tentang status raga yang ia tempati.

Rashaka menatap sekeliling untuk mencari cermin, bagaimana dengan keadaan wajahnya? Tubuhnya saja sudah begini apalagi wajahnya.

Rashaka berjalan setenang mungkin menuju pojok ruangan yang dimana terdapat cermin berbentuk bulat kecil yang menempel di dinding.

"Kayaknya tuhan salah milih orang," Bagaimana tidak? Wajah dari raga ini sangat manis, sangat tidak valid jika harus diisi dengan jiwa tanpa ekspresi seperti Rashaka.

Rashaka mengangguk paham dengan ingatannya lalu segera mencari pintu keluar, sungguh ruangan ini minim cahaya dan kedap suara. Rashaka mengeraskan rahangnya saat dia tidak berhasil membuka pintu.

"Siapa yang berani ngunci gue!" Desis tajam Rashaka sambil menatap tajam pintu itu.

Dia yakin di luar sana ada beberapa penjaga yang sedang berjaga, Rashaka ingin segera keluar dan menikmati kehidupannya di sini, jika dia bisa. Tandai itu.

Brakkkk

Pintu terdobrak dengan keras alhasil pintu itu sudah hancur dan benar seperti dugaannya, ada beberapa penjaga yang berjaga di depan pintu. Para penjaga sontak kaget saat melihat tuan muda kecilnya keluar dengan keadaan yang berantakan dan jangan lupakan wajah datarnya.

"Gak usah liatin gue, belum puas nyiksa gue semalem?" Geram Rashaka, ia marah saat mendapatkan ingatan yang terjadi semalam. Yang benar saja, dia disiksa oleh pengawal rendahan itu?

"Kau tidak bisa keluar tuan muda karna kau sedang menjalani hukuman mu." Ujar seorang pria yang tadi ikut kaget saat melihat Rashaka mendobrak pintu.

"Lo, siapa lo? Berani banget ngelarang gue,"

Tunjuk Rashaka pada semua pria yang berada di sana. Dia sudah muak dengan perlakuan semua orang kepada tubuh ini, mau bagaimanapun tubuh ini sudah menjadi miliknya, tidak ada yang boleh memberikan luka sedikitpun padanya.

"Kami sudah cukup sabar dengan mu tuan muda, tolong kembali kedalam sebelum kami melakukan kekerasan." Seorang pria maju dan berusaha mendorong Rashaka untuk masuk ke dalam.

Krakk

Rashaka mematahkan lengan salah satu penjaga yang hendak menyentuhnya dengan satu tangannya.

"Don't touch me! Gue jijik, sial!" Ucap Rashaka penuh penekanan sambil menatap rendah pria yang meringis kesakitan Karna ulahnya.

"Semuanya, Bawa masuk tuan muda dengan cara apapun." Setelah seorang pria mengucapkan kalimat itu semua penjaga langsung mengepung Rashaka tanpa memberi celah untuk keluar sedikitpun.

Bugh

Krek

Brak

Bugh

Krek

Hanya butuh waktu beberapa menit untuk menghabisi semua penjaga yang berjumlah 5 orang. Kini mereka semua sudah tidak berdaya, Rashaka sendiri menatap datar mereka dengan mata yang dipenuhi kilatan amarah.

"Gak usah main-main sama gue,"

"Kecuali main nyawa."

Kalimat singkat milik Rashaka mampu membuat mereka menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Rashaka meninggalkan tempat itu sendirian, membiarkan para penjaga terbaring lemah di lantai yang sudah penuh dengan darah.

Mansion saat ini sudah sepi, tidak ada orang sekalipun kecuali para maid dan penjaga. Sekarang jam menunjukkan pukul 07:47 yang artinya kedua kakak Rashaka sedang bersekolah sedangkan sang ayah? Mungkin ke kantor atau ke rumah sakit untuk menemani istri tercintanya.

Rashaka berjalan menaiki lift menuju ke lantai 2, tempat kamarnya berada. Mansion ini memiliki 4 lantai, lantai pertama berisi ruang utama, ruang keluarga, kamar tamu dan dapur. Lantai kedua khusus berisi kamar untuk para anggota keluarga yang tidak lain adalah para anak kecuali vandra dan orang tua.

Lantai ketiga adalah kamar khusus untuk vandra, vandra ingin kamarnya berbeda lantai dengan Rashaka, maka dari itu Angga sengaja membuat lantai 3 menjadi kamar vandra. Selama ini tidak ada maid dan penjaga yang berani masuk ke ruangan yang berada di lantai 3 karna mereka bisa kehilangan nyawa jika melakukan itu, kalian tau kan se protektif apa Angga kepada vandra?

Ketiga anak Angga bersekolah di sekolah yang sama, yaitu sekolah yang dulu ditempati oleh Rashaka sebelum jiwanya pindah ke raga milik shakarta.

Vandra kelas 11 sama seperti Shakarta sedangkan Nathan kelas 12 sama seperti Rashaka. Walaupun mereka satu angkatan tapi mereka tidak satu kelas, itu sebabnya Rashaka dan Nathan tidak saling kenal.

Rashaka membuka pintu yang dia yakini sebagai kamarnya. Setelah pintu itu terbuka lebar dia bisa melihat kamar ukuran sedang dengan warna cream, kamarnya tidak terlalu besar tapi itu sangat rapi membuat Rashaka betah berada disana, maybe?.

"Terlalu cerah," Ucap Rashaka saat melihat semua dekorasi berwarna cream.

Tidak masalah, dia akan menggantinya nanti sore. Rashaka berjalan menuju meja belajar yang dimana terdapat ponsel milik Shakarta. Benda pipih itu tidak di sandi, membuat Rashaka dengan mudah menjelajahi isi ponsel itu.

Itulah keseharian Rashaka sambil menunggu pagi menjadi sore, tidak mungkin dia keluar dengan cuaca yang sangat cerah dan panas ini kan?




☄RASHAKA ☄



TBC

RASHAKA: Deep RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang