01| Hati-hati di jalan, hati

28 6 7
                                    

“Setelah hari ini, mungkin akan ada lembaran baru berisi masa yang indah antara aku dan kamu.”

**

Sabtu sore ini, saat suasana indah dan menenangkan hati tercipta di kota Bandung, Gadis Gemini bernama Ranara berniat menghabiskan waktunya di Gramedia. Sebagai seorang penggemar novel, ia sangat mencintai tempat itu untuk berburu mangsa barunya.

Dengan earphone bluetooth yang terpasang di telinganya, gadis yang menggunakan Hoodie kelinci oversize berwarna ungu pastel dan celana selutut berwarna cream itu berjalan santai sambil menikmati lagu, ia mengitari toko buku ini sendirian. Biasanya saat Weekend, toko ini ramai, namun kali ini sangat sepi.

Tangannya telaten meraba satu persatu buku dan membaca judulnya. Ia sedang mencari buku incarannya.

"Dimana sih? Kok ga ketemu-ketemu!" Misuhnya.

Ia berpindah ke lorong lainnya, matanya melirik beberapa orang di sini. Dia langsung tertuju pada buku incarannya. Ranara refleks berlari, binar di matanya serta senyuman itu membuatnya terlihat lucu.

"Dapet!"

"Maaf, tapi saya duluan yang mengincar buku ini." Ucap seorang lelaki membuat Ranara terkejut, tangannya refleks bersentuhan. Ranara menarik tangannya, begitupun lelaki itu.

Ranara melepas earphone nya, gadis itu menatap tajam sesosok lelaki bermasker di hadapannya ini. Ia cukup keren, Ranara merasa sedikit tersipu. Wajahnya terlihat tampan, walaupun memakai masker auranya terkuar membuat Ranara yakin lelaki di depannya ini sangat tampan.

"Maksud mas nya apa ya?" Sinis Ranara. "Ini aku duluan yang ngeliat, jadi punya aku."

"Lagian emang ga ada stok lagi apa?" Ranara celingukan, mengapa buku ini harus tersisa satu?

"Habis." Lelaki berpakaian formal dengan kacamata yang bertengger di hidungnya itu menatap dalam Ranara.

"Sebelum kamu berlari, Saya sudah berjalan duluan ke sini."

Ranara merasa tak terima. Gadis itu menggeleng keras, lalu meraih novel di rak buku itu. "Aku bilang aku duluan, jadi ini punya aku, ya! Mas nya mendingan cari buku lain, aku udah lama ngincer buku ini!"

"Saya juga."

"Mending kamu yang ganti, ini punya saya."

"Egois banget sih?! Jadi cowok ga mau ngalah!"

"Suka-suka saya." Lelaki itu menarik buku dari tangan Ranara. Ia mengangkatnya tinggi, saat Ranara mencoba meraihnya.

"Kamu saja cari yang lain, bisa kan? Saya beli ini untuk seseorang. Saya butuh banget, Maaf, ya."

Dengan lembut lelaki itu menurunkan tangan Ranara yang terdiam, lalu berbalik dan meninggalkannya sendirian.

Ranara menatap punggung itu dengan mata terpaku. "Sialan! Pasti buat ceweknya."

****

Ranara Arkienanta, dengan wajah tertekuk memakan sebungkus yupi dan ice cream coklat. Ia duduk di depan minimarket yang menyediakan kursi. Sekarang sudah pukul setengah tujuh malam, gadis ini belum mau pulang karna masih merasa kesal. Jadi ia memutuskan diri untuk berjalan-jalan setelah keluar dari Gramedia tanpa membeli apa-apa. Moodnya terlalu buruk untuk kembali ke tempat itu. Apalagi ucapan lelaki tadi terus terngiang di kepalanya.

GILNARA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang