06 | u make me happy

8 1 0
                                    

“Of the many factors of happiness, you and our story are the main definition of happiness that I feel.”

***

Argilang menghentikan motornya di depan rumah Ranara. Menunggunya untuk turun usai siap-siap ke sekolah.

Ranara berlari keluar rumah, mempercepat gerak tangannya saat memakai sepatu karena takut Argilang menunggunya terlalu lama. Lelaki itu semalam mengirim pesan padanya akan mengantarnya sekolah.

"Kagil berapa lama nunggu aku?"

"Cuman dua menit. Pakai helm nya."

Argilang menarik Ranara mendekat, Di usapnya pelan rambut tergerai Ranara agar rapih sebelum memakaikan helm yang sudah ia siapkan kemarin.

"Kagil," panggil Ranara.

"Iya, Ra?"

"Kenapa kita sedeket ini? Padahal baru kenal? Malah, kesannya aku sama Kagil kaya lagi PDKT an?"

Laki-laki itu lantas menatap Ranara dengan tatapan lelah. "Emangnya kamu fikir saya sama kamu selama ini apa?"

"Temen."

Argilang mengangguk. "Cepetan naik, nanti kita telat."

Ranara mengeratkan ikatan jaket nya di pinggang. Lalu naik ke motor Argilang, tangan mungilnya memegang kemeja yang Argilang pakai.

"Kagil kenapa kalo kuliah harus pake kemeja terus? Kesannya Kagil formal banget."

Lelaki bermata tajam itu menutup kaca helm full face nya. "Saya keliatan lebih ganteng kalo style nya gini." gurau nya menjawab.

"Emang sih, tapi style waktu kita main ke danau juga Kagil ganteng kok! Ganteng banget malah."

Bruum!

Mendengar itu Argilang lantas tak sengaja menekan rem nya, Ranara terkejut lalu gadis itu memeluk Argilang.

"Astaga, Ra! Maafin saya!" Argilang menurunkan kecepatan nya, lalu mengusap tangan Ranara yang kini melingkari perutnya.

"KAGIL SENGAJA MODUS YA?!"

Gadis SMA itu melepas pelukannya, ia memukuli bahu Argilang kesal.

"Enggak, Ra. Saya ga modus, cuman tadi kaget aja denger kamu ngomong gitu."

"Tapi, mending tangan kamu gini aja,"

Argilang menarik tangan Ranara sebelah-sebelah melingkari perutnya. "Soalnya anak kecil rawan jatuh."

"KAGIL?!"

***

Memasuki Loby SMA Cendana, Ranara berjalan dengan kepala tertunduk malu. Gadis itu terus di sindir orang-orang karna menjadi penyebab Selatan dan Sanggara di skors, serta hancurnya acara kemarin akibat perkelahian. Lalu ia datang ke sekolah dengan Argilang, alumni SMA Cendana yang banyak di gemari orang-orang.

"RANARA!!!"

Kirana berlari lalu merangkul Ranara. "Muka lo udah kusut aja, padahal masih pagi. Kenapa?"

GILNARA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang