04 | his perfect!

12 2 2
                                    

"Sempurna. Satu kata yang menggambarkan dia."

****

Ranara sibuk mempercantik dirinya di kamar mandi sekolah. Gadis itu sedang merapihkan rambutnya dan juga memakai pelembab bibir. Di sampingnya, teman dekatnya bernama Kirana Maheswari juga sedang memperbaiki maskaranya.

"Gue mau liptint, dikit," Ranara mengambil Liptint merah muda milik Kirana.

"Lo yakin ga bakal kena razia?"

Ranara mengangguk. "Gak ada waktu buat OSIS nge-razia kita. Toh, hari ini bakalan banyak tamu."

Kirana tersenyum dan mengangguk senang. "Si selatan mana? Tumben ga ngintilin?"

"Mana gue tau." Ranara menyedikkan bahu acuh.

"Yeuh, anak setan! Giliran lo butuh nanti pasti Lo cariin."

"Itu kegiatan normal gue sebagai manusia."

Kirana menggelengkan kepalanya heran. Ia memasukan beberapa peralatan make up-nya ke dalam tasnya. "Lo nggak ngeh, Ra?"

"Naon?"
(Apa)

Ranara malah bertanya balik. Sembari memperhatikan temannya yang sedang berkaca, Kirana memandangnya dalam lewat cermin.

"Kapan Lo peka sama perasan selatan?"

Ranara langsung menghela nafas kesal. Gadis itu memberikan liptint Kirana usai ia pakai. "Udah gue ingetin berapa kali, sih, Kir? Selatan itu ga punya rasa sama gue, kita berdua cuman temenan."

"Perasaan orang ga ada yang tahu, jangan berfikir selama ini perasaan selatan lo yang ngatur."

"Ya karna ga ada yang tahu, jadi mungkin banget dia ga suka sama gue lebih dari teman!" balas Ranara tak mau kalah.

Kirana menatapnya kesal. "Terserah Lo deh, sialan! Ga bisa banget di bilangin."

"Bodomat!" Ranara merapihkan ikat rambutnya. "Gue ga mau pertemanan yang udah gue jalin dua tahun harus hancur karna cinta."

"Maka dari itu, gue selalu nahan adanya perasaan lebih antara gue sama selatan."

"Gue tunggu di luar!" Ranara berjalan cepat keluar usai mengatakan unek-unek nya. Ia meninggalkan Kirana yang menatapnya dalam dari belakang.

"Sampe kapan lo bohongin pertemanan kalian?"

Sedangkan di luar, ternyata tuan menyebalkan a.k.a selatan sedang bersidekap di samping pintu toilet perempuan sambil mengemut permen lolipop.

ceklek!

"SETAN!" pekik Ranara terkejut, saat membuka pintu dan menoleh ke kiri, Selatan sedang menatapnya.

"Apaan?" gumam Selatan, ia mengeluarkan permennya. "Kaget bener sia, kaya liat setan beneran aja, anying!"

"Kan emang!" Ranara memukul lengan kanan selatan. "Lo ngapain diem di sini?!"

"CABUL YA LO?!"

"Berisik anying!" Selatan membekap mulut Ranara. "Aing ke sini nungguin sia! Mau ngajak foto!"

GILNARA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang