One Night

606 12 5
                                        

Aku menjadi relawan dalam suatu acara di kota. Seperti takdir, tempatnya jauh dari rumahku tapi dekat dengan rumahnya. Aku meminta izin menginap di rumahnya dan dia membolehkannya. Membuatku berdebar. Aaa... malam pertama. Walau sangat mustahil itu terjadi.

Aku beres2 di gedung untuk acara sampai jam 10 malam. Lalu menunggu dia selesai malming entah kemana. Aku agak cemburu tapi ku tak peduli. Aku hanya takut dia ternyata lupa diriku.

Sampai jam 11 malam tidak ada kabar bahkan sampai aku menelpon pun tidak menjawab. Ya kutahu dia slow res tapi sampai lupa janji benar2 membuatku putus asa. Tidak ada harapan aku di hatinya.

Aku pun memesan ojol untuk pergi ke tempat lain untuk bermalam. Tapi saat ojol datang, dia baru ngechat kalau dia baru pulang dan langsung menyuruhku untuk datang. Aku pun meminta ojol untuk mengubah tujuan dan untungnya bisa. Aku pun pergi ke rumahnya.

Selama diperjalanan aku degdegan parah. Padahal malam itu dingin tapi aku merasa panas. Mungkin karena habis nguli beresin tempat atau mungkin karena aku menginap di rumah crushku.

Sesampainya disana dia sudah menungguku di ruang tamu. Mempersilahkan masuk dan langsung menuju kamarnya. Aku menaruh barang dan izin mandi karena tubuhku keringatan. Tidak ingin memberi kesan kalau aku kotor. Dan masa aku tidur dengannya dengan bau badan 😭. Jadi aku pun mandi dan pergi ke kamarnya.

Dia mengajakku nonton tapi aku benar² lelah dan izin tidur duluan. Besok juga aku pasti akan cape capenya jadi aku harus menghemat energiku. Kalau pingin mah pingin bgt sambil berpelukan kita. Hahaha. Gak lah. Dia mana mau. Akhirnya kutidur.

Tapi saat kutidur aku terbangun sejenak karena dia baru selesai menonton. Entah jam berapa itu aku hanya membuka mataku sedikit. Dia berbaring di sebelahku dan tertidur. Gila, aku malah gk bisa tidur. Berharap dia ngapa-ngapain aku gitu wkwk. Kalau sama dia aku rela. Tapi nihil. Dia emang tidur. Ya udh aku tidur juga walau susah.

Kuterbangun lagi saat posisinya berhadapan denganku. Aku memang sengaja tidur menghadapnya karena aku mau. Dia berputar dan menghadapku juga. Aku melihat wajahnya yang tanpa kacamata itu. Shit. Cakep bgt mukanya kalau tidur juga. Tapi yg bikin ku degdegan tangan kanan dan kakinya menindih tangan dan kakiku juga. Dia tidak bergerak. Hanya aku yg terbangun tapi aku seneng. Padahal kuberharap tangannya genggam tangan aku tapi mustahil. Ya udh aku tidur lagi aja walau dengan hati berbunga dan jantung berdebar. Membiarkan tangan dan kakinya bersentuhan dengan tangan dan kakiku.

Besok paginya aku meminjam sepatunya karena aku lupa membawanya. Aku pun senang selama menjadi relawan karena memakai sepatunya walau ternyata ukurannya lebih kecil dari kakiku sendiri hingga membuat kakiku bengkak malamnya.

***

Nasah's NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang