9.🐈‍⬛

172 18 0
                                    










Kini Jiwangga kembali ke kantornya, di sepanjang jalan ia mendengar bisikan yang tidak mengenakkan tentang pernikahannya.

'serius? Pak jiwa mau nikah sama bocah?'

'secantik apa sih dia? Sampe pak Jiwa mau sama dia'

Jiwangga hanya menghiraukan ucapan-ucapan itu lalu pergi ke ruangannya.

"Eh pak bos, pagi" sapa Jio, sekertaris pribadi nya.

"Pagi yo" jawab Jiwangga.

"Lu dari pagi jadi buah bibir 1 perusahaan anjirr" ucap Jio.

"Ngomongin apa si? Tentang calon istri gue?" Dibalas anggukan oleh Jio.

"Siapa yang nyebarin berita yang ga bener?" Tanya Jiwangga.

"Dari yang gue denger dari lambe ke lambe katanya si Yera yang nyebarin" ucap Jio si lambe turah perusahaan.

"Lu urus beritanya gih, gue mau ngecek persiapan" ucap Jiwangga.

"Bos mah bebas ye, yaudah gue pergi dulu" pamit Jio. Jiwangga membereskan barang-barangnya.

Jiwangga keluar dari ruangannya, ketika ingin menutup pintu, Yera menghampiri Jiwangga dengan 3 kancing atasan kemeja terbuka, hingga menampilkan belahannya dan rok ketat di atas lutut.

"Mau kemana? Ikuttt" ucap Yera memeluk tangan kanan Jiwangga lalu di tarik oleh Jio.

"Diem lu lonte! Gausah berulah!" Jio menarik Yera keluar perusahaan di bantu security.

Jiwangga pergi ke hotel tempat pernikahannya nanti.

Selesai dari hotel, Jiwangga menjemput Agam dan Darren di rumah orangtuanya, lalu menjemput Zeline di butik.

"Zel.." panggil Jiwangga.

"Ya mas?" Jawab Zeline.

"Kita bakal nikah lusa. Hubungi orang tua kamu buat dateng besok ya? Maaf banget, waktu mas cek ke hotel, semuanya udah siap, gabisa nunggu lama-lama. Soalnya tempatnya mau di pake acara lain" ucap Jiwangga sambil menyetir mobilnya.

"Mas... kecepetan.." ucap Zeline pelan.

"Yaudah ku hubungi keluarga dulu" ucap Zeline. Jiwangga menggenggam tangan kanan Zeline.

"Maaf ya.." ucap Jiwangga.

"Iyaa gapapa mas" ucap Zeline menatap Jiwangga sembari tersenyum.

Setelah menghubungi orang tua Zeline, mereka pulang ke rumah masing-masing. Kecuali Agam dan Darren yang ikut ke rumah Zeline.


____




Hari yang dinantikan pun tiba, hari dimana mereka membuka lembaran baru di hidup mereka.

Mereka berdua ada pada ruang masing-masing sebelum menuju pelaminan.

Di ruang Zeline, ada kedua orangtuanya, Hugo dan anaknya, yang menenangkan Zeline menangis.

"Udah ih, nanti make up nya luntur lho" ucap ibunya Zeline mengusap lembut pipi Zeline yang terkena air mata.

"Anak perempuan bapak satu-satunya mau jadi istri orang. Anak kecil yang selalu nempel sama bapak, ga mau di tinggal bapak.. ga kerasa ya nak? Bapak serahin tanggung jawab kamu ke Jiwangga, Zeline harus nurut sama suami ya nak?" Ucap bapaknya Zeline. Zeline mengangguk dan segera menghapus airmatanya karna di minta bersiap-siap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[2] Duda || Kim Jiwoong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang