5. 🐈‍⬛

121 18 0
                                    

HAPPY READING YAAA!!


















Zeline sedari tadi hanya diam, apakah keputusan nya kali ini benar akan membuka hati untuk duda anak dua itu. Ia takut jika Jiwangga akan meninggalkannya. Ibunya Jiwangga sudah berpamitan untuk pulang ke rumahnya, Jiwangga saat ini sedang di samping Zeline. Agam, Darren, dan Brian sedang di kamar Zeline karena di suruh oleh Zeline.

"Mas?" Panggil Zeline ke Jiwangga dan menatap Jiwangga.

"Iyaa? akhirnya kamu ngomong, saya takut, saya kira kamu marah sama saya" ucap Jiwangga.

"Tadi ibu nya mas kesini, terus cerita sama saya" ucap Zeline. Jiwangga yang penasaran ibunya bercerita pun bertanya.

"Ibu cerita apa?" Tanya Jiwangga.

"Ceritain mas, mas katanya sering sakit ya?" Tanya Zeline. Jiwangga menundukkan kepalanya.

"Mas.. Zeline tau pasti mas capek, need hug?" Ucap Zeline sambil merentangkan tangannya untuk memberi pelukan, Jiwangga langsung memeluk Zeline dan menitikkan air matanya. Zeline mengelus pelan punggung Jiwangga.

"Mas, kalo ada apa-apa jangan ragu buat minta tolong sama Zeline. Kalo Zeline bisa, Zeline bantu. Dan jangan sungkan buat cerita sama Zeline juga, Zeline dengerin kok" ucap Zeline. Mereka berpelukan selama 5menit, Zeline mengusap pipi Jiwangga yang basah akibat air matanya.

"Udah nangisnya, nanti ketauan Agam lho" ucap Zeline.

"Terus orang tua saya ngomong apa lagi sama kamu?" Tanya Jiwangga. Zeline terdiam sebentar.

"Mas, ibunya mas minta saya buat nikah sama mas.."

"Terus kamu jawab apa ke ibu saya?" Tanya Jiwangga. Namun, Zeline tidak menjawab pertanyaan tersebut.

"Mas, belumnya Zeline mau tanya sama mas..." Ucap Zeline, Jiwangga menunggu Zeline melanjutkan omongannya.

"Mas punya rasa sama Zeline?" Tanya Zeline. Jiwangga terdiam, Zeline menunggu Jiwangga membuka mulutnya tapi tak kunjung memberikan jawaban, Zeline tersenyum sedih.

"Ga ada ya mas? Maafkan Zeline ud-" ucapan Zeline terpotong karena Jiwangga memberi jawaban dadi pertanyaan sebelumnya.

"Maaf Zeline.. saya punya rasa sama kamu, saya takut mengungkapkannya ke kamu, saya takut kamu menjauh dari saya" ucap Jiwangga, Zeline terkejut mendengar jawabannya, lalu mendekatkan badannya ke Jiwangga.

"Mas, Zeline kasih kesempatan mau ga?" Tawar Zeline.

"Apa zel?" Tanya Jiwangga.

"Buat Zeline yakin dan nyaman sama mas selama 5 bulan, mas sanggup kan?" Ucap Zeline.

"Saya usahakan ya zel, terimakasih sudah memberi saya kesempatan, saya akan memanfaatkan kesempatan ini dengan baik" ucap Jiwangga.

"Kalo mas berhasil, mas boleh minta izin sama orang tua Zeline buat menikahi Zeline. Zeline tunggu" ucap Zeline.

"Tapi zel, apa kamu ga masalah sama umur kita yang terpaut jauh?" Tanya Jiwangga. Jiwangga dan Zeline berbeda 8 tahun.

"Umur bukan penghalang mas, Zeline ga masalah" ucap Zeline.

"Baiklah, kamu sudah makan?" Tanya Jiwangga.

"Belum mas, tadi keburu ibunya mas ke sini. Mas sendiri udah makan?" Tanya Zeline.

"Belum juga, delivery makanan mau ga? Mas yang bayar, kamu mau apa?" Tanya Jiwangga.

"Zeline udah masak mas, tapi buat dessert nya Zeline pengen martabak manis boleh?" Ucap Zeline.

"Boleh, mau rasa apa?" Tanya Jiwangga.

"Keju kacang coklat aja mas, Agam sama anak-anak suruh keluar aja ya? Agam suruh milih sendiri mau makan apa" ucap Zeline lalu pergi memanggil Agam untuk keluar dari kamarnya. Agam pun keluar.

"Mau makan sama apa kak?" Tanya Jiwangga pada Agam.

"Kak Zel pesan apa?" Tanya Agam kepada Zeline.

"Martabak manis gam" jawab Zeline.

"Yaudah aku juga martabak manis rasa keju pisang susu" ucap Agam. Lalu Jiwangga memesannya.

"Emm... Gimana keputusan kalian? Agam kepo hehehe" ucap Agam.

"Proses kak. Zeline ngasih papa kesempatan" ucap Jiwangga.

"Agam lebih merestui papa sama kak Zel daripada sama Tante Yera" ucap Agam. Zeline yang datang kembali dari dapur langsung bertanya.

"Yera siapa?" Tanya Zeline. Jiwangga panik.

"Sekertaris nya papa, kak. Tau ga kak? Dulu waktu kakak belum kenal kita, papa di manfaatin sama dia. Agam kasian sama papa, tapi papa ga sadar-sadar" ucap Agam. Zeline langsung melirik Jiwangga.

"Mas gaada hubungan sama dia kan?" Tanya Zeline.

"Gaada kok Zel, benerann" ucap Jiwangga.

"Iya kak gaada kok, waktu itu Tante Yera pernah di marahin nenek gara-gara sering nempel sama papa" ucap Agam. Zeline hanya mengangguk. Tak lama pesanan pun datang, mereka makan bersama.

Selesai makan, Jiwangga, Darren, dan Agam berpamitan untuk pulang dan tak lupa Jiwangga berterima kasih karena sudah mengurus Agam dan Darren ketika ia keluar kota.






































Don't forget for vote & comment!
Tysm!!!

[2] Duda || Kim Jiwoong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang