Pagi ini, Shani terpaksa pergi ke sekolah tanpa ada nya Chika untuk menjemput nya seperti biasa. Dia dihantar oleh Papa nya.Tadi malam, Chika menelpon Shani dan memberitahu bahwa dia tidak bisa menjemput Shani dan langsung mematikan panggilan telpon secara sepihak tanpa menjelaskan alasan yang jelas tentang mengapa dia tidak bisa menjemput Shani.
Shani kesal dengan itu. Dia mencoba menelpon dan mengirim pesan ke Chika berkali kali namun Chika mematikan hp nya.
Dengan mood yang sangat amat buruk, Shani bergegas untuk memasuki kelasnya namun langkah nya terhenti kala melihat mobil Chika yang sedang memasuki area parkiran.
Shani memicingkan mata nya karena dia melihat ada sosok gadis yang duduk di tempat duduk penumpang di samping Chika.
Entah kenapa, hati nya terasa panas. Chika berselingkuh ?
Shani masih setia berdiri menunggu Chika dan gadis itu keluar dari dalam mobil.
Deg
"Gracia ?" Gumamnya.
Melihat Gracia yang keluar dari dalam mobil sambil tertawa lepas bersama Chika membuatkan api di dalam hati Shani semakin membara.
Apakah Shani cemburu ?
Kata author sih iya tapi Shani enggan mengaku bahwa dia cemburu. Mungkin dia hanya marah karena Chika rela mengabaikan nya demi gadis lain yang notebene nya adalah sahabat Shani.
Langkah Chika dan Gracia semakin dekat dengan Shani. Shani menatap Chika dengan tatapan datar nya. Gracia menelan ludahnya takut tapi dia berusaha untuk terlihat biasa saja.
"Morning, Shani." Sapa Gracia ramah.
Shani hanya membalas sapaan Gracia dengan senyuman tipis lalu kembali menatap Chika. Chika malah mengedarkan pandangan nya ke sembarang arah untuk mengelakkan tatapan ngeri dari Shani.
Karena merasa canggung, Gracia pamit ingin pergi dari sana.
"Eum, Chik. Gue duluan ya. Shan, see you in class." Ucapnya.
"Oke, kak. Mau ditemenin sampe depan kelas ?"
Chika sengaja bertanya seperti itu agar Shani yang sekarang seperti kucing garong semakin marah seperti singa.
Shani mengepalkan tangan nya menahan amarah yang seperti nya sebentar lagi akan meledak.
Gracia yang mendengar kalimat berbahaya dari Chika itu mengukir senyuman manis yang di buat buat. Dia mendekat kan bibir nya ke telinga Chika.
"Ga usah berlebihan, kampret ! Kalo kek gini bisa jadi gue yang di pukul Shani !" Bisiknya.
Chika tertawa pelan.
"Yaudah, nanti aku beliin makanan ya buat kamu." Ucapnya sengaja.
Gracia membulatkan mata nya. Bukan nya berhenti, Chika malah mengacak rambut Gracia dan itu membuatkan tatapan marah Shani menjadi dingin.
Gracia hanya mengangguk kekok. Tak ingin berlama lama disana, dia memberikan senyuman tipis nya kepada Shani dan pergi meninggalkan dua insan tersebut.
Shani bersidekap dada menunggu penjelasan dari Chika. Kali ini, Chika membalas tatapan Shani tak kalah dingin nya.
"Jelasin."
Chika tersenyum remeh mendengar nada suara yang dingin dari Shani. Chika berjalan mendekati Shani dan membisikkan sesuatu.
"Udah jelas."