Menjelang 4 bulan setelah Chika dan Shani mengakhiri hubungan mereka, Shani kini seperti mayat hidup yang berusaha hidup di masa terpuruk nya.4 bulan setelah Chika pergi meninggalkan nya tanpa jejak. Bahkan, Chika enggan untuk memunculkan diri di depan nya atau di sekitar nya. Benar benar menghilang.
Sesakit itu kah ? Shani menyakiti nya ?
Shani juga merasa sakit. Sakit karena tak ada lagi Chika di kehidupan nya. Dia sudah berusaha untuk mencari keberadaan Chika namun sia sia, Chika sangat susah untuk dicari.
Setelah Chika mengucapkan kalimat perpisahan, Chika langsung melangkah pergi. Walaupun, Shani berteriak histeris untuk menahannya pergi, Chika tak menggubris nya dan bahkan enggan untuk hanya sekedar menoleh ke belakang untuk melihat Shani buat kali terakhir nya.
Bodohnya Shani waktu itu tak mengejarnya dan menahan nya pergi. Seandai nya dia melakukan itu, pasti sekarang Chika masih ada di sisi nya. Namun, kaki nya terlalu lemas.
Kini, Shani lebih memilih untuk move on dan meneruskan hidupnya. Dia benci Chika yang pengecut dan menjauhi diri nya. Terdengar egois emang, tapi Shani tak peduli.
Ryan ? Bagaimana kabar nya ?
Ryan masih berada di rumah sakit karena luka di kepala sangat parah membuatkan diri nya harus di tahan di rumah sakit untuk dipulihkan total.
"Woi, Shan !"
Lamunan Shani terhenti karena Feni mengganggu nya tiba tiba.
"Please, Mpen. Gue lagi ga mood."
"Halah, lo mah selalu ga mood." Balas Feni.
Shani memutarkan bola mata nya malas.
"Biarin aja, Ben. Cape gue lama lama ama temen lo ini." Kini Gracia yang menyahut.
"Yaudah, kalau cape pergi sana jauh jauh. Ga usah ngurusin hidup gue."
Feni terkekeh.
"Bercanda doang kali, Shan." Ucap Feni.
"Kalau kita pergi, yang nemenin lo siapa nanti ?" Tanya Gracia.
"Ga butuh. Kalau mau pergi, pergi aja kayak si Chika itu." Balas nya.
Feni dan Gracia menggeleng sembari menghela nafas panjang.
"Hadeh, masih aja lo." Ucap Feni.
"Tau tuh. Padahal kalo lo ga macem macem, ga mungkin kali Chika ninggalin lo." Sahut Gracia lagi.
Shani tak menjawab. Dia hanya diam memandang pemandangan di luar cafe.
"Shan, lo ga mau jenguk Ryan ? Selama 4 bulan Ryan di RS, lo jenguk dia sekali doang." Ucap Gracia.
"Ga ah. Males." Balas Shani.
"Shan, Ryan itu temen kita. Sahabat lo ! Harusnya sekarang lo ada di RS, Shan."
Ucapan dari Feni itu tak dijawab oleh Shani. Tapi, Shani kelihatan seperti sedang mempertimbangkan ucapan Feni.
"Hm, yaudah. Ayo !"
"Makasih, udah jengukin aku." Ucap Ryan.
Shani meneliti kondisi Ryan yang tengah duduk bersila di atas ranjang nya sambil memakan buah buahan yang dibawa oleh Shani, Feni dan Gracia. Kondisi nya keliatan baik.