'I'm scared about the fact that you'll leave me.'Chika adalah seorang gadis yang mudah diperbodohkan dan dimanfaatkan oleh orang orang sekelilingnya.
Bahkan, pacarnya, Shani Indira juga hanya memacari nya dengan tujuan untuk memanfaatkan Chika yang lurus bendul itu. Atau lebih tepatnya, Chika adalah pacar sekaligus babu seorang Shani Indira.
Pada awalnya, Shani enggan untuk berkencan dengan Chika. Namun, Chika yang sudah cinta mati terhadap Shani tetap mengejar Shani. Dia bahkan sanggup melakukan apa saja untuk Shani agar Shani menerima nya.
Pada akhirnya, Shani pun menerima paksaan Chika yang ingin menjadi pacarnya. Tentu saja, itu dikarenakan Shani risih dan ingin memanfaatkan Chika dan juga semua itu adalah ide teman Shani iaitu Gracia dan Feni.
Selama Chika berkencan dengan pujaan hati nya, Shani, dia tidak pernah merasakan kebahagiaan yang seharusnya dirasakan oleh sepasang kekasih yang saling mencintai.
Pemandangan yang akan dia lihat di setiap hari nya adalah Shani yang bermesraan dengan orang lain. Seorang laki laki yang telah menjadi sahabat Shani sejak dari kecil namun mereka selalu bermesraan seolah mereka itu sepasang kekasih. Tentu saja, hal ini sudah biasa dilihat oleh murid murid di sekolahnya.
Laki laki itu bernama Ryan Quen.
Chika menghela nafasnya dan kembali memasang raut wajah yang ceria untuk menyusul Shani yang duduk berduaan bersama Ryan di kantin.
"Hai." Sapa Chika.
Wajah Shani yang tadi nya tersenyum manis ke arah Ryan, seketika menjadi murung.
"Ngapain lo ke sini ?"
Bukannya membalas sapaan dari Chika, dia malah bertanya soalan yang cukup menyakitkan hati Chika dengan nada suara yang sinis.
"Aku bawain kamu susu coklat."
Chika menyodorkan susu coklat yang dia bawa dari rumah kepada Shani.
Shani melirik susu coklat itu sejenak dan tertawa kecil.
"Mending lo pergi. Benci banget gue pagi pagi harus ngeliat muka lo." Ucapnya.
Chika tak melunturkan senyum manisnya.
"Cici, kok ngomongnya kek gitu ? Aku ini pacar kamu loh ?" Balas Chika sembari terkekeh.
"Pacar ? Babu kali maksud lo ?"
Setelah mengucapkan itu, Shani dan Ryan tertawa lepas dan beranjak pergi dari sana.
Chika menunduk. Dia menghela nafasnya dan berusaha untuk menguatkan hati nya. Dia pun mengejar Shani dan berteriak memanggil nya.
"Cici !"
Shani tak menggubris dan lanjut berjalan.
Chika memanggil lagi. Namun tetap tak digubris oleh Shani.
Chika berlari lebih cepat dan menggapai lengan Shani. Shani yang tak terima disentuh oleh Chika pun menepis kasar tangannya.
PLAKK !
"NGAPAIN LO SENTUH SENTUH GUE ?!"
Chika menunduk.
"Maaf, ci. Aku ga bermaksud-"
Ryan mendorong bahu Chika kasar.
"Mulai berani lo ya sentuh sentuh Shani gue ?"
Chika mengangkat kepala nya.