0-2

755 60 7
                                    

Hallooo semuanya, anyeong haseyo.

Masih sepi nihh, hajar lagi dong. Greget dehh xixix

Jangan dibaca aja, sekalian vote nya biar kalian hidup juga.

Excited nya mana guys????

✧••••✧

Di sebuah kamar yang cukup luas beserta balkon kamar yang juga bagus untuk bersantai terlihat seorang laki-laki dengan tubuh penuh luka sayatan akibat depresi yang ia rasakan tak membuat ketampanannya memudar, Sang Ketua dari geng Brigiv adalah laki-laki yang kini merenungi segala kesalahannya dengan melampiaskan luka sayatan yang ada di tubuhnya dengan inisial gadis yang ia cintai.

Hayden- pria dengan tatapan sayu tanpa harapan itu menatap inisial yang baru saja ia buat di jari kelingkingnya, tak ada respon apapun bahkan rasa sakit akibat sayatan tak terasa di kulitnya namun yang menjalar adalah hatinya yang tersayat.

Suara ketukan pintu terdengar tak lama setelah itu pintu pun terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya dengan membawa nampan makanan dan minuman. Wanita yang tak lagi muda itu harus menahan tangis setiap kali mengunjungi kamar putranya dan memberinya makan.

"Hayden... Bunda bawa makanan kesukaan kamu, kamu mau kan habisin masakan Bunda?" Tanya Heira dengan suara yang tertahan, entah sudah berapa lama ia mencoba membujuk putranya untuk makan dan menatap kondisi fisik putranya yang semakin hari semakin parah.

"Hayden cuma mau disuapin sama Arasya Bunda.." Lirihnya dengan wajah memelas menahan tangis.

"Hayden cuma mau Ara." Lanjutnya dengan menunduk dalam menyimpan kepalanya dibalik lipatan tangan.

Haeri menaruh nampan tersebut di lantai lalu dengan segera memeluk tubuh putranya sayang bersamaan dengan air mata yang kini tumpah secara perlahan.

"Arasya tidak suka jika kamu seperti ini, dia akan sedih melihat kondisi laki-laki yang dicintainya mengalami hal sulit seperti ini." Bujuknya dengan lembut diringi usapan lembut di rambut putranya.

Hayden menangis dalam diam, hatinya merasakan hancur yang luar biasa apalagi mendengar isakan sang Bunda yang ikut menangis membuatnya semakin tersayat dan tak berdaya.

"Hayden nakal ya bunda, Hayden gagal bahagiain Bunda sampai Bunda nangisin Hayden.." celetuknya yang entah mengapa terdengar seperti anak kecil.

"Noo sayang, Hayden gak nakal, Hayden mau kan makan masakan Bunda??" Ucapnya dengan senyum penuh harap.

Hayden menatap manik mata Bundanya dengan anggukan pelan ia mengangguk setuju membuat senyum terbit di bibir sang Ibu. Harapan setiap ibu ketika melihat anaknya jatuh sejatuh-jatuhnya.

"Bunda suapin yaa, tangan Hayden lagi luka. Nanti setelah makan Bunda obatin lukanya. Tapi ingat, kamu harus janji sama Bunda jangan lakukan hal ini lagi." Pintanya sebelum menyuapi putra kesayangannya.

Hayden hanya mengangguk saja membuat Haeri lagi-lagi tersenyum bahagia. Akhirnya ia pun mulai menyuapi Hayden dengan lauk pauk kesukaannya itu.

Setelah selesai makan dengan sigap Bunda Haeri menyiapkan kotak obat untuk putranya kemudian menuntun putranya menuju kasur dan mulai memgobatinya.

Pada saat mengobati tanpa sadar Haeri kembali menangis, perasaanya begitu sedih dan hancur melihat tubuh putranya penuh dengan luka sayatan yang berisinial A ♡ H .

Karna tak ingin Hayden melihat nya menangis ia pun segera menghapus air matanya dan melanjutkan mengobati sedangkan Hayden tengah menikmati rasa perih sekaligus candu yang terasa di kulitnya dengan mata yang tertutup.

ARSYA OR ARASYA 2 ( ON- GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang