0-1

925 69 5
                                    

Berikan vote dan komen di kolom komentar yaaa ...

Part ini masih dalam alur mundur...

Sudah siap????

Selamat membaca  ✨✨

✧••••✧

Revan berencana untuk mengunjungi Abangnya bersama Dieril tentunya, ia sudah mendapati izin dari sang Bunda saat ingin menjenguk Abangnya. Lalu bagaimana dengan kehidupan Hades sebagai Abang tertua yang mendapati kejadian tak terduga selama ia tinggal? Tentu saja ia terkejut tidak menyangka jika kejadian ini mampu merusak mental adik-adiknya.

Namun Hades cukup mengerti bagaimana perasaan adiknya, meskipun ia terlihat sangat acuh kepada sang adik namun ia paham jika apa yang telah mereka perbuat selama ini akan berakibat fatal.

Meski demikian Hades selaku abang tertua tidak mungkin akan diam saja, ia juga kerap menjenguk mereka berdua jika dirinya mendapat cuti dan kabar bahagianya kurang beberapa minggu lagi Hades akan mendapat gelar pascasarjana M.Kom di Vrije Universiteit Amsterdam.

Revan bersama Dieril sudah sampai di area Rumah Sakit Jiwa pelita hati ( RSJPH) sekuat tenaga Revan berdiri tegak dengan langkah kaki yang seimbang, siapa yang menyangka jika ini kali pertamanya datang ketempat yang tidak seharusnya ia datangi.

Dieril mengerti keresahan hati sahabatnya. Ia pun menepuk pundak sahabatnya beberapa kali sambil berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan Gavin.

Saat sampai disana Revan sempat ragu untuk membuka, ia bahkan beberapa kali menghirup udara yang entah mengapa terasa sesak, dirinya mencoba tenang dan sekali menarik nafas sebelum akhirnya membuka knop pintu ruangan tersebut.

Ceklek// Revan membuka pintu tersebut dan melihat pemandangan yang sungguh tidak terduga, ia melihat keadaan Abangnya yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Gaviiinn..." Ucapnya tercekat ditenggorokan.

Gavin menatap Revan yang perlahan menghampirinya dengan tatapan hampa tak ada tanda kehidupan, "Vin,, kenapa lo jadi gini.." nadanya tercekat dan seakan tak mampu untuk lanjut berbicara.

"Sejak kapan dia kayak gini Riel?" Tanya Revan tanpa mengalihkan pandangannya. Dieril perlahan maju dan mendekat kearah mereka, dengan berat hati Ia menjawab. "Ini sudah setahun dan kata Dokter Gavin masih belum ada perubahan sejak dia dimasukan kedalam tempat ini." Jelasnya yang membuat Revan seketika lemas tak bertenaga.

"Kalian berdua sama-sama mengalami hal yang serupa, tapi Kondisi Gavin jauh lebih parah, dia selalu terbayang-bayang akan masa lalu dan kerap ditemukan nyaris bunuh diri setiap harinya. Dan kata Dokter. Gavin kerap menyebut nama adik lo si Ara sebagai objek yang di perkiraan bahwa Ara adalah pemicu Gavin selalu bertindak diluar kendali manusia."  Penjelasan Dieril lagi-lagi membuat Revan geleng-geleng kepala tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Mental abang lo sudah jatuh sejatuh-jatuhnya, dia selalu terjebak di masa lalu dan gue masih berusaha untuk mengembalikan seperti dulu." Imbuhnya sembari menatap Gavin dengan tatapan sayu.

"Gue memang bodoh, penyesalan ini gak akan hilang gitu aja. Bahkan mungkin akan terbawa sampai gue gak ada,,, guee emang bukan Abang yang baik, bahkan untuk sekedar meminta maaf aja gue gak sempat. Diaa udah pergi ninggalin kita semua." Lirihnya penuh penyesalan yang mendalam.

ARSYA OR ARASYA 2 ( ON- GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang