Lisa kembali ke rutinitasnya sebagai Idol di Korea. Merampungkan konser-konser dengan membernya, kini Lisa bisa beristirahat sejenak dari segala kesibukannya.
"Kau yakin akan tetap memperpanjang kontrakmu dengan YG?" Tanya ibu Lisa saat mereka tengah menikmati sarapan pagi di salah satu restauran mewah bersama salah satu kerabat Thailand mereka disana; yang kebetulan anaknya adalah salah satu trainee di YG tempat Lisa masih bernaung.
"Kami sudah sepakat akan tetap bersama sebagai grup, Mom. Namun diluar dari itu, semua jadwal maupun pekerjaan individu kami akan berada diluar naungan YG."
"Memangnya bisa?"
"Semua akan bisa. YG akan melakukan apapun agar kami tetap bertahan. Meskipun secara individu, kami sudah sepakat berpisah dengan YG."
"Lalu apa kalian akan membuka agency sendiri?" Tanya ibunda Pharita penasaran.
"Tidak Aunty. Untuk saat ini erlalu rumit jika kami harus membuat Agency baru, minat kami diluar Blackpink pada seni pun semakin terlihat perbedaan minatnya. Jisoo eonni akan fokus di akting, Chaeng sepertinya masih akan fokus di karir bermusiknya; dia sedang asik menciptakan banyak lagu bagus, dan Jennie eonni pun sedang fokus untuk solo keduanya, beberapa project varietyshow dan ada beberapa brand baru juga." Lisa memberikan informasi itu dengan begitu santai, berbanding terbalik dengan wajah mereka yang mendengar; terlihat khawatir.
"Jadi Blackpink tidak akan bubar kan, phii?" Pharita akhirnya berani membuka suara.
"Tidak akan. Kami akan tetap bersama. Tapi kami juga sadar kalau mimpi-mimpi Blackpink sudah hampir semuanya terwujud. Jadi untuk saat ini, kami ingin fokus untuk mengejar mimpi kami masing-masing; mimpi kami sebagai individu."
"Kuharap kau juga sukses meraih mimpimu, phii." Senyum Pharita dengan tatapan bangga pada Lisa, lalu kembali bersuara. "Tapi kau akan tetap berkarir di korea, kan?"
"Muuuungkin?!" Tawa Lisa renyah, lalu melanjutkan. "Aku tidak akan melewatkan semua peluang besar yang tengah terbuka untukku. Namun sayangnya semua peluang itu berasal dari luar korea, Bagaimana lagi?" kekehnya.
"Lakukan apapun yang kau yakini akan membuatmu bahagia. Itu saja pesanku, sayang." Ibu Lisa meraih jemari hangat anaknya lengkap dengan senyuman dan tatapan bangganya pada Lisa, tatapan penuh keyakinan yang tidak pernah pudar sedari dulu; yang selalu Lisa butuhkan.
"Kau sedang menunggu kabar dari seseorang, phii?" tak lama berselang ketika mereka masih asik menikmati makan pagi mereka, pharita kembali bersuara seakan tengah menggoda Lisa yang memang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.
"Hm? Tidak. Aku sedang melihat katalog di onlineshop saja."
"Oh, benarkah? Kenapa aku baru tahu kalau katalog sekarang bergambar pria berambut pirang, ya?"
"Diam!" Bisik Lisa meminta Pharita segera menutup mulutnya, sebelum ibu dan tantenya itu ingin tahu apa yang dimaksud.
🐤🐤
Kepulangannya ke Korea guna merampungkan finale konser Blackpink dan juga pembahasan dengan YG terkait kontrak grup mereka sudah selesai. Dirinya yang kini tengah disibukkan dengan latihan untuk acara Crazy horse Club minggu depan, kini fokusnya harus terganggu karena ketidak-adaanya kabar dari pria yang mengaku mengidolakannya itu.
"Kau yakin kalau aku tidak perlu berangkat bersamamu, Lis?" Alice memastikan kembali keputusan Lisa yang ingin berangkat ke Paris siang ini hanya ditemani oleh ibunya saja, sedangkan Wongjae pun harus terpaksa melepas Lisa pergi sendiri karena masalah kontrak kerjanya dengan YG yang terdapat kesalah-pahaman, hal ini karena status Lisa yang sudah lepas dari YG secara individu; dan untuk kepergiannya kali ini adalah untuk jadwal pribadinya, sehingga Wonjae belum bisa mendampinginya karena terbentur belum adanya aturan kerja terbaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me with Mr. Smile
FanfictionMenjadi artis Kpop internasional telah berhasil ia wujudkan, mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dari berbagai pekerjaan yang memanfaatkan ketenarannya pun sudah tercapai, namun bukan Lalisa Manoban namanya jika dia puas akan hal itu. Bersinar dan ber...