"Alice, kau dimana?"
"Aku? A-aku di myeong-dong. Ada apa, Lisa?"
"... Aku mau pulang," Ucap Lisa terisak menahan rasa sesak di dadanya.
"Hei?! Kau baik-baik saja?! Kau dimana?!" Suara Alice seketika berubah cemas, dirinya yang sudah sangat berpengalaman kemudian dengan cepat meraih tab di tasnya, dan segera bersiap mengatur jadwal penerbangan untuk Lisa saat itu juga.
"Yunani. mungkin 1 jam lagi aku sampai Airport. bisa kau bantu aku?"
"Ya tuhan! Ka-kau mau kupesankan kemana?" Alice semakin panik mendengar Lisa yang sudah di jalan menuju bandara. Tangannya mulai bergetar saat mengecek penerbangan apa saja yang tersedia untuk Lisa saat ini.
"Kemana saja, pilihkan yang paling cepat berangkatnya."
"Baik! Kau jangan tutup teleponnya, biarkan kita tetap tersambung, mengerti?"
"Ya."
Kurang lebih jam 1 dini hari waktu Yunani, Lisa akhirnya bisa keluar dari Mansion itu. Lisa hanya membawa 1 tas kecil yang berisi dompet, ponsel serta dokumen-dokumen penting guna keperluannya di airport.
Penjagaan para pengawal keluarga Arnault tidak berkurang sedikitpun, hanya saja Lisa yang masih bisa mengendalikan dirinya di tengah kesedihan, mampu berakting baik-baik saja di depan mereka sehingga tidak menimbulkan kecurigaan ketika Lisa keluar dari mansion itu dan menaiki taksi yang sudah dipesannya secara online.
"Lisa, kau masih mendengarku?" Alice kembali bersuara, saat ini Lisa tengah menggunakan headset; sehingga ia tidak perlu repot menahan ponsel di telinganya selama menunggu kabar dari Alice.
"Ya, bicaralah."
"Kau akan naik pesawat tujuan Los Angeles dengan jadwal keberangkatan 1,5 jam lagi dari sekarang. Tom; nama rekanku yang berada di sana, akan membantumu mengatur semuanya. —Lisa? Tetap fokus, Kau adikku yang paling hebat, ingatlah kalau kau adalah Lalisa Manobal sang bintang yang paling keren! Kau ingat itu? Berhenti menangis, kendalikan dirimu dan coba sekarang atur napasmu!"
Lisa malah semakin kencang menangis kala mendengar ucapan Alice barusan, dirinya merasa begitu bodoh dan kesal karena sudah sangat lemah menghadapi situasi ini. Tidak lama berselang setelah luapan emosi dan kesedihannya puas ia tumpahkan; Lisa mulai mengikuti instruksi dan memulai obrolan dengan Alice, serta menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tidak penting bahkan aneh dari Alice hanya untuk mengalihkan kesedihannya, membuatnya menjadi lebih tenang dan lebih baik dari sebelumnya.
"Aku sudah sampai Airport." Ucap Lisa dengan suara yang sudah stabil, sudah tidak air mata ataupun gurat kesedihan di wajah cantiknya. Lisa berhasil menguasai dirinya dengan sangat baik atas bantuan Alice. Membayar tagihan Taksi tidak lupa memberikan Tips yang cukup banyak, Lisa turun di Lobby dan bergegas ke salah satu Coffeeshop di salah satu sisi Airport guna bertemu dengan rekan Alice yang sudah menunggunya.
"Kau hati-hati. Besok pagi aku akan langsung menyusulmu ke LA! Istirahat yang nyenyak dan segera matikan ponselmu setelah kau duduk di pesawat." Alice akhirnya menutup teleponnya.
"Nona Lisa? Saya Tom, Rekan Alice yang akan membantumu." Seorang pria asing bernama Tom segera mengenali Lisa dan langsung menggiring Lisa menuju private lounge dimana Lisa akan menunggu keberangkatannya malam ini. "Saya hanya bisa mengantar anda sampai sini. Semua dokumen dan persyaratan keberangkatan sudah selesai semua, dan ini ticket pesawat anda. Semoga perjalanan anda menyenangkan." Tom segera berpamitan sebelum Lisa memasuki ruang tunggu premium tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me with Mr. Smile
FanfictionMenjadi artis Kpop internasional telah berhasil ia wujudkan, mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dari berbagai pekerjaan yang memanfaatkan ketenarannya pun sudah tercapai, namun bukan Lalisa Manoban namanya jika dia puas akan hal itu. Bersinar dan ber...