Lisa masih menatap dalam diam kearah pagar kayu besar di hadapannya. Sudah beberapa waktu yang lalu Jiyong pamit untuk pulang karena ada beberapa meeting terkait launching Brand terbaru miliknya.
Hati Lisa kini tengah berkecamuk. Entah kenapa ada rasa bimbang meliputi hatinya kala memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk mengakhiri hubungannya dengan Frederic. Baginya Frederic terlalu rumit, tidak semenyenangkan seperti kekasih-kekasihnya dulu; namun entah mengapa justru Lisa merasa begitu terikat dengan Frederic.
"Jiyong-ssi sudah pulang?" Alice tiba-tiba muncul dibelakang Lisa, membuat Lisa terkejut.
"Kau dari mana saja, Unnie? Aku mencarimu sedari tadi."
"Aku ikut dengan Marco untuk mengecek Pagar di pekarangan belakang. Ada beberapa yang sudah rapuh dan harus segera diperbaiki."
"Benarkah? Bukannya saat serah terima rumah ini, semua sudah dicek? Bagaimana bisa pagar belakang yang rusak tidak kita ketahui?"
"Akupun bertanya begitu kepada salah satu pekerja taman disini. Mereka bilang hujan lebat dan suhu lembab di daerah ini memang sering membuat pagar-pagar yang berbahan dasar kayu menjadi mudah untuk rusak. Aku sudah meminta Marco untuk menggantinya dengan pagar besi saja. Besok akan kita ganti semuanya." Jelas Alice sembari memperlihatkan foto-foto yang ia ambil di pekarangan belakang pada Lisa.
"Tolong urus ini semua untukku, Unnie. Aku sedang pusing. Kepalaku penuh memikirkan hal lain." Keluh Lisa sembari menyandarkan kepalanya dengan manja pada Alice.
"Siap, Bos." Ucap Alice mencoba menggoda Lisa, mencoba menghibur sosok yang sepertinya tengah dibuat pusing karena kisah percintaannya. "Ayo, Masuk. Frederic bilang akan kesini nanti malam." Ujarnya lagi yang membuat Lisa kembali terkejut.
"Ya tuhan!"
🐤🐤
Frederic datang tepat waktu. Pria itu tidak pernah sekalipun datang terlambat. Baginya, waktu terlalu berharga untuk disia-siakan; karena apa? karena baginya waktu adalah uang.
"Besok aku ada acara di Monte Carlo. Pagi nanti supirku akan datang untuk menjemput kita. Kau berkemaslah." Ucap Frederic santai sembari sibuk dengan ponsel dan laptopnya; Pria itu sedang melakukan meeting dengan beberapa petinggi LVMH.
"Aku berkemas? Untuk apa? Aku tidak mau ikut." Ucap Lisa tegas.
"Kau harus. Sebagai kekasihku, Kau harus selalu siap mendampingiku. Kau ingat perjanjian kita?"
"Kau bilang kemarin ingin membatalkan perjanjian kita itu! Kenapa sekarang itu yang kau jadikan senjata untuk melawanku?"
"Perjanjian itu akan batal kalau ada kesepakatan dari kedua belah pihak. Aku tidak akan pernah sepakat untuk mengakhirinya sebelum kau setuju dengan permintaanku kemarin." Frederic berhenti mengetik dan kini fokus menatap Lisa yang tengah uring-uringan.
"Cherie, diamlah. Jangan jadi menggemaskan ketika aku sedang bersitegang dengan orang-orang serakah ini!" Tunjuk Frederic kearah laptopnya. Membuat Lisa seketika menjadi salah tingkah.
"Aku mau keluar saja!" Tanpa menunggu jawaban Frederic, Lisa meninggalkan ruang baca miliknya yang memang sedari awal kedatangan pria itu, sudah dikuasai olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me with Mr. Smile
FanfictionMenjadi artis Kpop internasional telah berhasil ia wujudkan, mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dari berbagai pekerjaan yang memanfaatkan ketenarannya pun sudah tercapai, namun bukan Lalisa Manoban namanya jika dia puas akan hal itu. Bersinar dan ber...