Chapter 1

808 72 6
                                    

Chapter 1


*


Rintik hujan masih terus turun dari langit gelap kota B, meskipun sekarang sudah memasuki bulan agustus.

Air hujan yang terus tercurah menciptakan suasana sendu dan membuat siapapun malas melakukan aktivitas yang seharusnya mereka kerjakan. Tapi tidak bagi sekelompok siswa yang duduk mengerubung di sudut ruang kelas yang agak temaram karena hanya tiga buah lampu yang dinyalakan dalam ruangan besar itu.

"Hei JiLi, kenapa tulisanmu jelek sekali, apa kau anak sekolah dasar yang baru belajar menulis?"

"Berisik! Kau mau menyalinnya atau tidak? Kalau tidak kembalikan sini catatanku."

Suara bising kedua orang yang sibuk menyalin tugas musim panas mereka itu, membuat sosok seorang pemuda yang sedang menunduk diatas meja-nya, tertidur, sedikit terganggu.

Buku-buku jemarinya yang diletakan di belakang kepala menekuk malas, karena sekumpulan anak pemalas itu.

Kesal dengan keributan yang mengganggu tidurnya, sosok itu menegakan punggungnya di sandaran kursi, lengan dan kakinya tergolek lesu.

Alisnya yang hitam dan halus tergambar diwajahnya, bayangan suram menyebar diwajahnya yang putih.

YuBin menoleh, sadar bahwa sang tuan muda marah lagi, dan kali ini karena suara ribut yang mereka buat.

"Zhan-ge, apa kau terbangun karena suara kami?"

"Hmm. Tidak masalah."

Suara serak dari pemuda yang baru saja terbangun dari tidurnya itu mengisi setiap sudut ruang kelas dengan suara maskulin yang khas.

"Zhan-ge, bukankah kau sudah tidur sepanjang pagi, apa kau tidak mengerjakan tugas musim panasmu?"

JiLi  menyambar, tapi tidak melepaskan tangannya dari batang pena yang terus mengerjakan lembar-lembar kerja siswa miliknya.

"Apa aku terlihat seperti kalian yang selalu mengerjakan tugas di detik-detik terakhir?"

Ah! Sepertinya mereka lupa, siswa teladan nomor satu disekolah mereka, murid kesayangan guru, alpha paling alpha di sekolah mereka tidak akan melakukan hal tercela seperti itu.

"Oh, maafkan aku Zhan-ge! Kuberikan seluruh penghormatan dan cintaku padamu!"

"Jantungku akan selalu berdebar untukmu Zhan-ge~!"

Mendengar perkataan duo konyol itu membuat Xiao Zhan geli, terlebih dia adalah tipe alpha yang straight, dan mendengar mereka mengucapkan itu tentu saja membuatnya jijik. Tidak ingin mendengar ocehan lain dari duo konyol itu, pemuda bermarga Xiao itu mengambil ponsel dari laci mejanya, dan membuka aplikasi weChat.

"Aku mengatakan pada Lao Lan bahwa tugas musim panas yang diberikannya terlalu mudah, dan dia memberikan tugas tambahan lain untuk diriku sendiri."

"..."

Sekolah mereka adalah sekolah swasta terbaik di kota B, dan dikenal tidak pernah memberikan soal sederhana untuk tugas sekolah ataupun ujian, untuk memastikan tingkat penerimaan murid mereka di universitas tidak kurang dari 80% setiap tahunnya.

Lalu tuan muda ini dengan begitu entengnya mengatakan bahwa tugas musim panas mereka terlalu mudah. Mereka geram, tapi tak bisa berbuat apa-apa selain diam dan melanjutkan kembali aktifitas mereka sebelumnya.

Mengabaikan teman-temannya yang sudah berhasil dia bungkam, Xiao Zhan kembali sibuk dengan ponselnya. Dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya, dia membuka voice note yang dikirim oleh ibunya, Nyonya Xiao.

[END di PDF] When Two Alpha MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang