Chapter 4

435 66 3
                                    

~ Happy Reading~

CHAPTER 4

Xiao Zhan terbangun di pagi hari dengan suasana hati yang lebih baik dari sebelumnya, dia juga merasa kondisi tubuhnya lebih enak dibandingkan beberapa hari kebelakang, mungkin karena tidurnya malam tadi yang nyenyak.

Tapi sayangnya kegembiraan hati sang tuan muda Xiao harus luruh perlahan saat melihat meja makan-nya bersih, tidak ada sarapan yang tersedia, bahkan dia pun tak bisa menangkap kehadiran bibi Li.

Tuan muda Xiao segera membuka ponselnya saat merasa benda itu bergetar dalam saku celananya.

[Zhan-zhan, putra bibi Li masuk rumah sakit semalam, dia minta izin untuk tidak bekerja selama seminggu untuk bergantian menjaga putranya dengan menantunya, juga menjaga cucu-nya.]

Pesan itu dari ibunya, dan menjelaskan semua kesunyian dirumahnya saat itu.

[Kau bisa datang ke rumah seberang untuk makan apapun yang kau suka disana. Kakek Wang juga pasti akan senang jika cucu kesayangannya datang mampir untuk makan.]

'Cucu kesayangannya darimana? Memang sejak kapan aku terdaftar sebagai anggota keluarga mereka.'

Xiao Zhan hanya mendengus kesal, berjalan meninggalkan rumah dengan perut kosong. Dia tidak akan mampir ke rumah seberang hanya untuk meminta makan, dia bukan pengemis, diperjalanan ke sekolah nanti dia akan minta Paman He mampir ke minimarket agar dia bisa membeli sesuatu.

Pemuda Xiao itu membuka pintu mobil paman He yang sudah terparkir dalam kondisi menyala karena sedang memanaskan mesin hanya untuk mendapati seorang Wang Yibo sudah duduk manis sambil memegang sebuah kotak makan siang.

Tanpa banyak bicara Xiao Zhan duduk disisinya.

"Kau belum sarapan 'kan?" Tuan muda berwajah dingin itu melirik Zhan dengan ekor mata-nya, sambil membuka kotak bekal dipangkuannya, lalu menyodorkannya untuk sahabat kecilnya.

Tanpa membuka mulut pemuda bergigi kelinci itu melirik kotak bekal yang disodorkan Wang Yibo. Seporsi sup wonton hangat dengan kuah bening, setiap butir gelembung putih itu sangat padat tapi terlihat lembut—dia sangat hapal masakan bibi Wu, karena selain bibi Li yang bekerja dirumahnya hanya masakan milik bibi pengurus rumah Wang itu yang bisa memuaskan seleranya. Tapi...

Xiao Zhan masih terdiam. Dia menatap kuah bening sup hangat itu dengan sedih, karena ada daun ketumbar didalamnya.

Dia tidak benci daun ketumbar, hanya saja benda itu membuat kesucian kuah wonton ternodai.

Wang Yibo yang menyadari arah pandangan mata sahabat kecilnya itu, kembali menarik kotak bekal yang dia sodorkan.

"Kau bisa makan ini dulu," dia menyodorkan sekantung kecil biscuit.

Xiao Zhan menerimanya dengan senang dan mulai memakannya, tak memerhatikan apa yang dilakukan tuan muda Wang itu untuknya. Dengan sangat hati-hati, Wang Yibo menyingkirkan beberapa lembar daun ketumbar dari dalam kuah sup itu untuk memastikan Zhan bisa memakannya tanpa terganggu.

Saat bibi Wu menyiapkan makanan untuk anak tetangga seberang ini, dia lupa mengatakan untuk tidak memasukan daun ketumbar, untungnya wanita paruh baya itu hanya memasukannya sebagai hiasan, jadi tidak terlalu sulit untuk menyingkirkannya.

Wang Yibo menyodorkan kotak bekal itu kembali pada Xiao Zhan yang sudah menyelesaikan keping terakhir biscuitnya.

"Wah! Terima kasih tuan muda karena sudah kembali memurnikan sup ini, kau yang terbaik!" dia mengacungkan ibu jarinya memuji Wang Yibo.

Suasana hati Xiao Zhan yang baik pagi ini membuatnya tanpa sadar mengulas sebuah senyum samar sebelum kembali menatap lurus kedepan, dan membiarkan kelinci kecil itu menghabiskan sarapannya.

[END di PDF] When Two Alpha MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang