07

57 3 1
                                    

Adiba tertegun saat melihat Arkan yang menangis. Bahkan hidung dan mata nya sudah berwarna merah sekarang.

'ya tuhan. Apakah seperti ini yang di nama kan badan Hulk hati hello Kitty?' tanya nya dalam hati.

Adiba menghela nafas nya pelan.

"Arkan-nya Diba kenapa hmm?" Tanya Adiba lembut sambil mengusap air mata yang ada di pipi Arkan dengan lembut.

Arkan melihat ke arah Adiba dengan sendu. Tanpa menjawab pertanyaan Adiba, Arkan memeluk erat tubuh istri tercinta nya itu.

Adiba hanya diam mematung. Bagaimana pun juga, dia adalah Khanza , gadis buruk rupa yang tak pernah merasakan pelukan, bahkan pelukan hangat seorang ibu sekalipun.

Detik berikutnya Adiba membalas pelukan Arkan sambil mengusap usap punggung nya.

"Sekarang tiduar ya? Udah malam, diba ngantuk" ujar Adiba masih dengan nada lembut nya.

"Tapi peluk ya? Jangan di lepas " Pinta Arkan sambil menatap Adiba polos.

Adiba tersenyum dan mengangguk singkat.

Lalu mereka tidur sambil berpelukan.

'huh. Serasa udah punya anak gue. Padahal bayinya aja belum masih sebesar upil'

***

Adiba mengerjabkan matanya pelan sebelum terbuka sempurna. Wanita itu masih terdiam untuk mengumpulkan nyawanya.

Beberapa saat kemudian, nyawanya sudah kembali terkempul. Dia melihat ke bawah dan menemukan Arkan yang sedang tertidur di dadanya sambil memeluk pinggangnya posesif.

'bukan mimpi' pikirnya menghela nafas berat

Ternyata kabur tidak semudah yang dia kira.

Tidak seperti di novel novel yang dia baca tentang cinta satu malam.

Adiba mencoba melepaskan tangan Arkan dari pinggir nya, namun tidak berhasil karena Arkan malah semakin memeluk erat pinggang nya dan mendusel dusel kan wajah di dada Adiba.

"Iih Arkan geli hahaha" ujar Adiba sembari mendorong dorong kepala Arkan Yang ada di depan dadanya.

Arkan tidak bergeming dari tempatnya, dia malah semakin memeluk erat pinggang Adiba.

"Arkan lepas, Diba mau ke kamar mandi dulu" ujar Adiba sembari berusaha melepaskan tangan Arkan dari pinggang nya.

"ARKAN LEPAS GAK" teriak Adiba emosi dengan kelakuan laki laki yang memeluk nya itu.

Arkan membuka mata nya terkejut dan melepaskan tangan nya dari pinggang Adiba, lalu laki laki itu memunggungi Adiba dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

Adiba yang melihat itu hanya acuh tak acuh, dia bangun dan berjalan meninggalkan Arkan yang sedang merajuk.

Brak

Adiba menutup pintu kamar mandi dengan keras karena emosi.

Sementara Arkan yang mendengar itu terlonjak kaget di atas ranjang.

'sial, dia nggak peduli ' batin Arkan mengumpat.

Di dalam kamar mandi

Adiba sedang mandi dengan berbagai umpatan yang keluar dari mulut nya.

Selang beberapa menit kemudian, Adiba sudah selesai dengan acara mandinya. Dia keluar dengan hanya lilitan handuk di pinggang.

Ceklek

Adiba melihat ke arah Arkan Yang sedang cemberut di ranjang sekilas.

'dih' batinnya malas. Adiba mengacuhkan keberadaan Arkan seolah kasat mata. Langsung saja dia mengambil pakaian nya yang ada di kursi dsn kembali masuk ke dalam kamar mandi.

'arghh sialan' pekik Arkan tertahan, lalu dia melihat ke arah bawah dan menemukan sesuatu yang menggembung.

Ceklek

Arkan menoleh kan kembali ke arah pintu kamar mandi yang terbuka. Dapat dia lihat Adiba yang sangat sexy dan menggoda membuat sesuatu semakin sesak dan berontak ingin keluar.

Bagaimana tidak, Adiba yang memakai atasan Sabrina berlengan pendek menyebabkan bahu dan pusarnya terekspos dan di padukan dengan celana hotpants berwarna putih yang senada, pahanya yang putih mulus tertampang seolah memanggil manggil Arkan untuk mendekat. Dan ya, rambut basah Diba semakin membuat Arkan kalang kabut.

Glek

Obsesi Sang CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang