Bab 06

73 7 0
                                    

Hufthh

Entah sudah ke berapa kali Adiba mendesah lelah.

Seperti yang sudah dia duga sebelumnya. Arkan menempeli nya setiap saat, bahkan saat ke toilet sekalipun.

Seperti saat ini, Adiba yang hendak mencuci wajah nya mendelik kesal saat melihat Arkan yang setia mengekor di belakang nya.

"Apa kau tidak bosan terus mengikuti ku hah?!!" Teriak Adiba kesal. Dengan tanpa dosa nya Arkan menjawab

"Tidak" jawab nya seraya menggeleng pelan.

Adiba menggertak kan gigi nya kesal, Lalu dengan gerakan kasar dia mencuci wajahnya. Setelah membasuh wajah nya, Adiba mengambil handuk kecil yang menggantung di sana dengan kasar, lalu mengelap wajahnya yang basah itu.

Di setiap langkah nya Adiba selalu menghentak kan kaki Nya kesal. Sementara Arkan yang melihat nya hanya terkekeh geli saat melihat tingkah menggemaskan dari Adiba. Menurutnya.

Adiba menengkurap kan badan nya di stas ranjang Dengan kesal.

Arkan yang melihat itu membulat kan mata nya terkejut. Dengan cepat dia berjalan menghampiri Adiba yang sedang tengkurap itu

"Hey... Jangan tengkurap sayang. nanti Dede bayi nya engap di dalam sana" ucap Arkan berlebihan.

"Mana ada begitu. Baru juga seminggu. Kalau perut nya udah besar baru benar" koreksi Adiba sebal

"iyakah?" Tanya Arkan polos sambil mengerut kan kening nya.

Adiba yang melihat nya berusaha sekeras tenaga menahan sudut bibir nya supaya tidak terangkat.

Nyata' nya , itu semua gagal.

Adiba malah bangkit dari rebahan nya dan menduduk kan diri nya di samping Arkan. Arkan terkejut dan spontan berteriak atas kelakuan Adiba selanjut nya.

"Arghhhh" teriak Arkan nyaring di dalam kamar hotel itu. Sementara Adiba kembali menjauh kan tubuh nya setelah menggigit gemas pipi Arkan yang tirus itu.

Hahaha

Tawa Adiba pecah saat melihat Arkan yang mendelik kesal ke arah nya.

'ck, untung sayang. Kalau nggak...!' batin Arkan kesal.

Dengan kesal, Arkan merebahkan tubuhnya di samping perut Adiba . Lalu dengan seenak jidat nya dia memeluk perut Adiba yang masih ramping itu.

"Baby, jangan merepotkan ibumu , eh salah. Maksudnya jangan merepotkan istriku yang cantik ini. Kalau kau merepotkan nya, lihat saja nanti... Kau nggak akan dapat harta warisan dari ayahmu yang tampan ini" ujar Arkan panjang lebar di depan perut rata Adiba yang masih rata itu di akhiri dengan kalimat pede nya. .

Cup

Lalu Arkan mengecup perut rata Adiba yang masih terhalang baju itu sekilas.

"Dih.. tampan dari mana nya" ujar Adiba mendelik malas.

"Suamimu ini memang tampan" jawab Arkan dengan percaya diri setinggi langit nya..

Adiba hanya menanggapi nya dengan delikkan.

"Ishh lepas" ujar Adiba kesal sembari berusaha melepas kan tangan Arkan yang melingkar di perut rata nya

"Nggak" tolak Arkan mentah mentah.

"Ck. Singkirkan ngakkk!!" Ucap Adiba dengan kesal plus marah.

Dengan terpaksa, Arkan menyingkir kan tangan nya dari perut rata Adiba .

Detik berikut nya..

Adiba melongo saat melihat Arkan yang tiba tiba merajuk dan tidur membelakangi nya dengan seluruh badan yang di tutupi oleh selimut.

Adiba hanya mengendikkan bahu nya acuh, lalu berbaring dan mulai memejamkan mata nya untuk menuju alam mimpi.

Baru saja , mata nya tertutup. Adiba harus membuka mata nya kembali saat merasakan ranjang di sebelah nya bergerak gerak .

"Apaan sih Lo!!" Bentak Adiba kesal sembari menarik selimut yang menutupi badan Arkan dengan kasar.

Adiba tertegun dan melongo saat melihat Arkan.

Obsesi Sang CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang