04✨ : Shopping!!!

4.8K 282 7
                                    

Hayowwww assalamualaikum bestie-bestie saya yang cantik-cantik ganteng-ganteng...
Yok langsung dibaca aja!!

"Gue harap senyuman lo ga akan pernah pudar. Gue juga berharap kalo gue akan selalu jadi alasan lo tersenyum kayak gini,"

(Arkana Putra El-Fatih Gemilang)

***

Seminggu telah berlalu, kini Dinda sudah siap pergi bersama Arkan dan Abidzar. Mereka berencana akan ke mall untuk membeli beberapa peralatan sekolah untuk keperluan home schooling Arkan yang akan dimulai beberapa minggu kedepan

Kebetulan Dinda sedang tidak sibuk. Alhasil ia langsung setuju diajak Arkan dan Abidzar. Lagipula Bunda Hafsah juga telah memintanya untuk menemani Arkan dan Abidzar agar kedua laki-laki itu akur selama berada di mall. Biasanya kedua laki-laki itu akan bertengkar karena hal kecil.

Seperti sekarang, Dinda tengah dibuat pening oleh kelakuan Arkan yang sepertinya tak ingin ia duduk di jok depan. Sedangkan Abidzar yang sudah nyaman duduk di jok belakang pun tak mau mengalah.

"Bidzar, duduk depan!" titah Arkan tegas.

"Kagak mau gue bang, gue udah pewe disini!" tolak Abidzar. Remaja 13 tahun itu tampak memejamkan matanya. Tangannya dilipat di depan dada. Sementara kepalanya disandarkan ke belakang.

"Bidzar!"

"Apa sih! Gue ga mau!" tolak Abidzar.

"Abidzar Putra Alvino Gemilang!!"

"Udah-udah! Kalian ngapain berantem sih? Perkara duduk aja bikin kepala gue puyeng tau ga!" Ajaib! Seketika kedua laki-laki itu tak mampu bicara lagi. Mereka sama-sama diam membisu sembari menundukkan kepalanya.

Dinda pun langsung beranjak menuju jok depan. Biarlah ia duduk di depan. Ia sudah diwanti-wanti oleh Alin agar tidak menyentuh yang bukan mahram. Semenjak sahabatnya menikah dengan Alif, Dinda sering mendapat ceramah dari Alin. Entah itu, tentang penampilan maupun adab.

Beberapa saat kemudian, Pak Slamet telah melajukan mobil majikannya membelah jalanan yang tampak ramai. Maklum saja akhir pekan memang selalu ramai. Tak berselang lama mereka telah sampai di sebuah mall besar.

Dinda sempat tercengang karena ia baru tahu jika mall itu milik keluarga Alif. Alin bahkan sudah pernah diajak kesana oleh Alif. Bahkan mereka diperbolehkan turun di depan pintu utama mall tersebut. Arkan dibantu menaiki tangga oleh Abidzar dan beberapa bodyguard Alif yang sengaja disiagakan disana.

Merekapun berjalan menuju toko alat tulis terlebih dahulu. Kursi roda Arkan didorong oleh Dinda. Sementara Abidzar sudah menghilang duluan. Seantusias itu laki-laki berusia 13 tahun itu.

"Arkan, lo mau beli apa aja?" tanya Dinda.

"Em, gue mau beli pensil, penghapus, penggaris, pulpen, type x, sama buku tulis aja. Oh ya, jangka sama buku gambar jangan lupa," pesan Arkan.

Dinda mengangguk, ia segera mendorong kursi roda Arkan menuju gondola berisi buku. Dinda memilihkan beberapa buku yang sesuai dengan pesanan Arkan. Arkan yang memegang keranjang beli pun menerimanya dengan senang hati. Selanjutnya mereka berada pada gondola berisi jajaran pulpen dan kawan-kawannya.

Arkan memilih beberapa pensil dan pulpen lalu memasukkannya ke dalam keranjang beli. Dinda membantu memilihkan saja. Tak sengaja netranya menatap sebuah pulpen dengan hiasan bintang yang cantik. Ia mengambil pulpen itu.

KAPAL ARDIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang