11✨ : Rindu dan Orang Baru?

2.9K 181 7
                                    

Haiii, assalamualaikum all. Langsung dibaca aja yaaa!!!

"Jarak yang jauh tak akan pernah bisa menjauhkanmu dari hatiku."

(Dinda Calista Dirgantara)

***

Hari demi hari berlalu. Seperti minggu-minggu sebelumnya, Dinda selalu sibuk dengan tugas-tugasnya. Jika biasanya Dinda akan mengerjakan tugas-tugasnya bersama sahabatnya, Keyla. Kali ini ia lebih memilih mengerjakan tugas secara individu.

Saat ini ia memilih belajar di kamarnya ditemani puluhan boneka berbagai karakter. Semuanya adalah kesayangan Dinda. Buku-buku berserakan serta laptop telah menyala dan menampilkan halaman suatu dokumen yang harus Dinda kerjakan. Namun, tak ada pergerakan dari sang empu. Ia menatap lurus ke arah jendela.

Pikirannya melayang, Dinda teringat pertemuan terakhirnya dengan Arkan. Terasa begitu singkat, bahkan Dinda belum sempat mengucapkan selamat jalan untuk Arkan.

Ia juga teringat novel-novel yang dibelikan oleh Arkan beberapa minggu yang lalu. Ia menyimpannya dengan baik, bahkan diantaranya sudah di-unboxing oleh Dinda. Salah satu novel yang paling Dinda sukai adalah kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha, novel tersebut adalah salah satu novel pilihan Arkan.

Kisah mereka begitu related dengan kisah cinta Dinda dan Arkan. Kisah mereka begitu mengguncang hati Dinda. Ia merasakan hal yang berbeda ketika membaca kisah tersebut.

"Apa kisah gue bakal seindah kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha?" gumam Dinda.

Dinda menghela napas panjang. Banyak sekali hal-hal yang Dinda pikirkan. Bahkan kenangan Arkan membuatnya semakin tak fokus pada tugas-tugasnya yang menumpuk.

Pikirannya makin tak fokus karena banyak kenangan melalui barang-barang pemberian Arkan. Mulai dari buku, alat tulis, boneka hingga yang paling mainstream adalah gayung berbentuk bintang. Dinda sempat tak kuasa menahan tawanya ketika mengingat kembali kenangan gayung pemberian Arkan.

"Banyak kenangan yang lo kasih ke gue. Sampai-sampai gue gak punya kesempatan buat lupain lo."

Dinda membanting tubuhnya ke kasur empuknya. Ia menatap langit-langit kamarnya. Lalu atensinya teralihkan oleh sebuah boneka bintang berwarna kuning cerah. Boneka bintang adalah satu-satunya boneka pemberian Arkan ketika ia diajak berbelanja bersama bunda Hafsah. Waktu itu Arkan juga ikut, tapi tugasnya hanya sekedar menemani.

"Bintang, dulu waktu Arkan beli kamu dia kepikiran apa sih? Kok bisa tau kalo aku suka kamu?"

Dinda mengambil boneka bintang yang terletak tak jauh dari jangkauannya. Ia mengusap pelan-pelan boneka tersebut. Netranya menghangat, ia rindu akan kenangannya bersama Arkan. Apalagi perihal boneka yang sedang ia pegang sekarang.

"Bintang, Arkan lagi apa ya sekarang? Dia udah makan belum? Jangan sampai Arkan makan udang, atau dia bakal kena alergi kayak dulu. Oh ya, kakinya udah sembuh total belum ya? Apa masih suka kram tiba-tiba? Jadi kepikiran terus deh," gumam Dinda.

"Kamu tau ga? Arkan paling suka makan brownies buatanku. Sebenarnya brownies-brownies yang sering aku kasih ke dia itu buatanku bukan buatan Mama. Bukannya aku bermaksud berbohong, tapi emang ada campur tangan Mama juga kok. Tapi Mama cuma bagian ngeluarin dari oven sama plating aja."

"Aku jadi ingat waktu dia ngambek gara-gara browniesnya dicuri sama Abidzar. Lucu banget deh, mukanya kayak nahan marah gitu. Sekarang mungkin dia lagi rindu sama brownies-browniesnya, hahaha."

KAPAL ARDIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang