29✨ : Kebenaran

2.5K 176 29
                                    

Haiiiiii, yuk yang nungguin kapal Ardin update cusss langsung dibaca yaaaa!!!

-----o0o-----

Seperti rencananya tadi, Dinda dan Dicky pun pergi ke supermarket terdekat untuk berbelanja. Hari masih pagi begitu pula dengan semangat Dinda yang tak henti-hentinya mengoceh. Alisnnya bahkan sudah bertautan karena sang kakak salah membeli bahan yang ia sebutkan.

Contohnya, ketika Dinda menyuruh Dicky mengambil gula, justru yang diambil adalah garam. Begitu pula dengan kecap. Dinda menyebutkan kata kecap asin, Dicky justru memborong beberapa jenis kecap yang ada di rak. Hal itu pun memantik emosi Dinda. Dasar laki-laki tak tahu bahan masakan!

Alhasil Dinda yang mengembalikan semua kecap yang diborong oleh kakak ke raknya kecuali kecap asin yang ia butuhkan. Sekarang tugas Dicky bukanlah mengambil barang namun hanya mendorong troli belanja. Biarkan saja, Dinda sudah tak sanggup untuk marah-marah lagi.

Setelah berbelanja berbagai aneka bumbu masakan, sayur, buah dan beberapa jenis seafood juga daging akhirnya kakak beradik itu pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya lalu pergi dari sana. Hari yang cukup melelahkan bagi Dicky dan Dinda, karena belanjaan mereka cukup banyak kali ini. Entah Mama Lisa ingin memasak apa dengan bahan-bahan sebanyak itu.

Matahari telah berada diatas, artinya sudah tengah hari. Kakak beradik itu tak langsung pulang melainkan mampir ke sebuah kedai minuman tradisional untuk membeli beberapa botol jamu. Bukan Dinda yang memintanya, tapi itu adalah inisiatif Dicky sendiri karena ibu Dilla adalah pecinta jamu. Jadi, apa salahnya jika ia ingin membelikan minuman favorit ibunya.

Namun rupanya Dinda juga tertarik membeli jamu disana. Dicky pun tak masalah, ia juga membelikan jamu kunyit asam dan kunyit sirih untuk Dinda dan Mama Lisa. Hitung-hitung berbagi.

Setelah membeli jamu, mereka langsung menancap gas untuk pulang ke rumah Dinda. Namun, sesampainya dirumah Dinda dan Dicky justru dibuat kebingungan tatkala seorang pria paruh baya memaksa masuk ke dalam rumah. Sedangkan di depan pintu, Mama Lisa tampak marah besar kepada pria paruh baya tersebut. Entah apa masalahnya. Kedatangan Dinda dan kakaknya pun tak mampu membuat kedua orang tua itu berhenti berdebat.

"Lisa, izinkan saya menemui putri saya!"

"PUTRI KAMU BILANG! SELAMA INI AKU YANG NGERAWAT DIA, AKU YANG MELAHIRKAN DIA, AKU YANG MEMBESARKANNYA TANPA ADA CAMPUR TANGAN KAMU SEDIKIT PUN!"

"Saya tau lis, tapi semenjak kejadian kemarin saya nggak bisa tidur karena memikirkan kondisinya. Saya tau, saya bukanlah ayah yang baik bagi dia. Tapi izinkan saya melihatnya barang sedetik pun tak apa."

Dinda dan Dicky tampak saling pandang. Mereka mengenal suara pria itu. Dia adalah Papa Satya. Tapi dari segi penampilan Papa Satya tampak berbeda. Jauh lebih kurus dan terlihat tak terurus.

Dinda memutuskan untuk turun dari mobil. Ia mendekat kearah kedua orang tuanya. Tapi langkahnya terhenti ketika suatu kebenaran diungkap dihadapannya.

"Kamu nggak pantas buat ketemu Dinda. Anak tiri yang kamu bangga-banggakan itu udah bikin Dinda dan calon menantuku Keyla dalam bahaya!! Kelakuan anak tirimu itu sama saja kayak kelakuanmu!" bentak Mama Lisa.

Deg

Apa benar yang dikatakan Mama Lisa barusan? Jadi salah satu gadis yang menculiknya dan membuat Keyla kritis waktu itu adalah anak tiri papanya? Dinda sama sekali tak pernah membayangkan hal itu sebelumnya.

KAPAL ARDIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang