Pingsan

974 10 0
                                    

Burung burung berkicauan matahari bersinar menyorot seakan menusuk kedua matanya wanita yang baru saja menyorotkan pandangan pertama yaitu suaminya.

Good morning istriku?

Sapa lelaki tersebut dengan seulas senyuman mampu lululantahkan hatinya.

"Morning." balas Diana.

Kembali ke ingatan semalam dimana dua insan saling berbagi keringat dalam satu ranjang tidak mungkin tetapi itu telah terjadi bagaimana pun ia tak dapat merubahnya.

Lelaki bernama David Nugroho berkerling mata satu ikut bersandaran ranjang kedua tangan berada di pinggang ramping istrinya yang memiliki tubuh ideal bak model.

"Terima kasih sayang. Semalam kamu begitu sangat memukau, saya tidak menyangka wanita polos ini bisa bertindak liar." satu kecupan David daratkan pada kening Diana.

Terima kasih, untuk apa? Semalam adalah aib baginya, kemana pergi suaminya saat ada pria lain masuk dan menodai cinta pernikahan mereka.

Bingung, itu yang ada di dalam pikiran nya saat ini.

Diana melepas tangan yang merangkul nya hendak beranjak menuruni sisi ranjang sebelah kiri tetapi pergerakan nya dihentikan oleh David, pria itu menariknya kuat sehingga kini ia berada di bawah kukungan suami, serasa ada tangan meremas bagian atas dan bawah tubuh mentok berisi teremas seraya serangan lidah menerobos masuk tanpa permisi.

Itulah tugas seorang istri harus siap melayani suaminya kapanpun dia mau selagi masih batas kewajaran, Diana tidak bisa ia merasa kotor tetap saja tubuhnya tidak suci lagi setelah ada pria lain yang menyentuh nya.

"Sayang, aku mau ke kamar mandi." kata Diana sedikit ada nada rengekan.

Bertujuan agar lelaki tampan dengan ciri khas lesung pipi terlihat saat tersenyum.

"Aku juga mau menyiapkan sarapan untuk kita." kata Diana mendorong dada suaminya mencoba untuk pergi.

Ini bukanlah waktu yang tepat melayani suaminya, sekujur tubuh Diana terasa seperti tulang belulang tanpa daging, kaku, ngilu, perih bagian selangkangan.

Namun usahanya gagal, David malah kembali menarik nya, satu tangan bertumpu menekan kedua bahu ke kasur empuk agar tetap diam.

Akhirnya David menggangguk pelan. Diana merasa cukup lega, bisa bisa tenaganya habis karna harus melayani dua pria sekaligus dalam waktu singkat.

Diana menarik selimut bermaksud untuk menutupi seluruh tubuh polosnya, akan tetapi mata nakal David enggan melepaskan. Lelaki itu tidak tau saja jika semalam ada pria lain sengaja datang untuk menjamahi tubuh indah milik istrinya. Tetapi dia tidak sadar malah terjebak di tempat lain.

"Sayang." panggil David menahan tangan Diana yang sibuk melilit tubuh polos nya. "Don't let it go, izinkan suamimu saya bermain sebentar saja, lagi pula disini cuma ada kita berdua." goda nya menarik selimut. Sekali tarikan kain penutup satu satunya menghilang dari genggaman tangan nya.

Sontak mata Diana membulat termasuk lelaki yang ada dihadapan nya, ini pertama kali ia lakukan bersama sang suami setelah kesucian yang seharusnya  diberikan untuk nya direnggut paksa oleh pria lain.

Pada akhirnya dua pasutri itu melakukan aktifitas panas dalam kamar mandi cukup lama, dimulai dari David yang bermain brutal, tak sadar jika saat ini Diana sudah mulai lemas akibat permainan menguras tenaga pagi itu.

"Hentikan... aku tidak kuat lagi." lirih Diana menitihkan air mata tubuh lemas, bibir pucat membiru akibat terlalu lama berada di dalam bathup berisi air, detik berikutnya seketika ambruk dalam dekapan suami setelah pelepasan.

David yang melihat itu pun seketika panik dan lantas membawa istrinya keluar dari ruangan minim oksigen,  perlahan membaringkan tubuh istrinya dengan sangat hati hati ke atas ranjang.

"Maaf, maafkan aku, aku sungguh minta maaf." ucap David mulai panik serasa tak ada reaksi baik dari tubuh Diana. Lalu ia membawanya ke dalam mengambil selimut tebal untuk menutupi tubuh menggigil sang istri yang kedinginan.

Saat David keluar mengedarkan pandangan dan kebetulan berpapasan dengan seseorang tak lain adalah kakaknya secara kebetulan baru saja datang untuk sekedar berkunjung ke vila pribadinya.

Melihat raut wajah panik dari sang adik orang itupun berjalan mendekati nya.

Ada apa denganmu, apa terjadi sesuatu?

Tanpa berkata apapun David langsung menarik tangan kakaknya masuk ke salah satu kamar.

Iya pria itu adalah Andre Bastian kakak dari David Nugroho, sedari kecil mereka begitu akrab walaupun sebenarnya mereka bukanlah saudara kandung, sejak kebenaran itu terungkap Andre sedikit menghindar, bahkan diam diam membencinya.

Profesi Andre adalah CEO sekaligus pemilik dari sebuah perusahaan ternama di Asia Boustion Group.

Sedangkan David sendiri adalah CEO dari cabang kedua perusahaan Boustion Group.

Di dalam kamar...

Beberapa saat kemudian dokter pun datang untuk memeriksa keadaan Diana.

Bagaimana? apa istri ku baik baik saja?

tanya David khawatir pada dokter pribadi Andre.

Dav?

sekilas melirik kearah pria di yang berdiri di ambang pintu.

'Gue tau ini pasti perbuatan lo.' geramnya dalam hati.

Bang Juno?

panggil David menepuk pundak pria berkebangsaan Korsel sehabis pemeriksaan.

Bagaimana? Apa istriku perlu di bawa ke rumah sakit?

David kembali bertanya, kali ini bercampur nada panik.

Haa...haa..haa..

Terkekeh pelan. "Semalam kau melakukan berapa tembakan, hmm." goda Juno.

Tembakan. Oh ya ampun David tak mengingat betul apa yang semalam terjadi, apa ia bermain kasar terhadap wanita yang ia cintai.

"Lakukan perlahan, jangan terlalu bersemangat, bagaimana pun dia itu wanita, tenaganya tak sekuat lo." saran Juno menyodorkan secarik kertas ke tangan David.

David menatap kertas itu bingung beralih ke Juno seakan bertanya.

"Itu resep obat, kau bisa menembus nya di rumah sakit atau apotik terdekat, gue masih ada pasien lagi di luar, jadi tidak bisa bantu lo." jelas Juno sambil memasukkan alat medisnya.

Setelah mengatakan itu Juno pamit segera pergi, langkahnya berhenti tepat di samping pria yang bersandar di pintu menatapnya penuh arti.

BERSAMBUNG

IPAR KEMATIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang