Kesal

70 1 0
                                    

"Baby, bikinin aku nasi goreng hitam yah please." rengek nya menggoyangkan lengan wanita hamil yang duduk menatap layar laptop nya.

"Ck, lo bisa diem gak. Gue lagi kerja, berhenti gerecokin gue." sarkas Diana melihat pria dewasa terus merengek manja seperti anak kecil.

"Aku bantu pekerjaan kamu. Tapi kamu buatkan aku makanan itu, aku lagi pengen banget ini... gak bisa ditunda lagi, please ya, ya, ya." pinta Andre memasang muka gemes.

Hufff

Menghela nafas panjang, seraya menutup netra berharap pria itu tidak untuk kesekian, tidak merepotkan dirinya lagi.

"Baby." senyum lebar menghiasi wajah pria tampan beralih berlutut dengan tatapan puppy eyes.

"Oke, tapi singkirkan tanganmu dulu." suruhnya langsung disanggupi.

Diana mengusap usap lengan kanan nya dengan sapu tangan meniupnya asal. Sengaja agar Andre tau ia bukan sembarang barang yang seenaknya dia pegang.

"Tunggu disini, gue pergi ke dapur, dulu. Jangan sentuh apapun barang barang ku, NGERTI!!" tegas Diana menekankan kata ngerti, jelas pria itu langsung paham.

"Siap bos bumil." ucap Andre berdiri dari berlutut nya memberi jalan untuk sang wanita kesayangan nya lewat.

"Sekalian sama jus durian." teriak nya menghentikan langkah kaki Diana berdiri di ambang pintu.

"Gue bukan pelayan pribadi lo." sahut Diana acuh meneruskan jalannya.

"Tapi kan kamu calon ibu anak anakku." seru Andre penuh kepercayaan diri.

Lima belas menit kemudian...

Diana masuki kedalam ruang kerjanya sambil membawa nampan cukup besar berisi makanan kesukaan kakak iparnya beberapa bulan ini, ia malah mendapati pria itu tertidur pulas di depan layar laptop nya.

"Ndre."

Rupanya sepeninggalan Diana, Andre membantu menyelesaikan pekerjaan semua pekerjaan nya dalam waktu singkat.

"Hebat juga dia." gumam nya tanpa sadari kini Diana diam diam sedang memuji kehebatan nya, ia saja kesulitan untuk mencari ide dari pembukaan Cafe cabang barunya di luar kota.

"Akhirnya kamu akui kehebatanku." ujar Andre entah kapan dia berdiri menatap lekat paras cantik Diana.

"Ah..." satu langkah ke samping menghindar. "Nggak usah deket deket, mulut lo bau." melengos salah tingkah.

Andre tersenyum penuh arti. "Ek, hem." Clbk nih." goda seseorang tiba tiba datang ditengah tengah kakak beradik itu.

Sontak keduanya pun terlonjat kaget bersekiap dada.

"Kenapa? Iya tau gue ganteng." kata Morgan mengusak rambutnya ke belakang.

Tingkat pedenya tinggi, Andre dan Morgan, hal pertama bertemu selalu menjahilinya.

"Wuih, mantap nih." tangan Morgan terulur menyentuh makanan telah tersaji rapi diatas nakas tak jauh dari meja kerja pemilik Cafe.

Teplak

"Aduh bos tega banget si lo." pekik nya.

"Itu punya gue, enak aja main comot punya orang." omelnya.

"Sama dong kayak bos." sahut Morgan.

"Oh... lo berani sama gue, iya. Minggat lo dari sini." usir Andre emosi.

Sahabat yang menjabat sebagai asisten pribadinya selalu berperilaku seenaknya, iya karna itu bukan diarea kantor, jadi Morgan bebas menjahili bosnya dengan tingkat kesabaran setipis tissue terbelah dua.

Menyebalkan sekali!

Hahaha

Tawa Morgan pecah, Diana juga ikut tertawa, reaksi muka kesal Andre begitu lucu, apalagi bibirnya semakin maju.

"Kak Morgan lapar." ucap Diana.

"Tidak, perutku yang lapar." kata Morgan mengusap usap bagian tubuh itu.

"Tutup bajumu, atau biar ku robek sekalian sama orangnya." sentak Andre tak suka melihat Morgan secara langsung menunjukan perut six pack nya di hadapan wanita meskipun cuma sekilas.

"Iya iya, iri dia Na' perutnya sekarang bulat macam donat favorit gue." goda Morgan.

"MORGANANDRA." teriak nya

BERSAMBUNG




IPAR KEMATIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang