tidak ada

1.6K 179 30
                                    

Nyatanya eji tidak melakukan apapun terhadap An Han, dia hanya mencium mencium dan mencium an Han yang sedang duduk di pangkuan nya.

"Istri angkat lehermu" an Han patuh segera mendongak ke atas memberi akses untuk suaminya.

"Suami telfon mu sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu, kamu yakin tidak ingin mengangkatnya?" An Han mengusap Surai eji yang sedang asik bermain dengan lehernya.

Eji memandang an Han dengan wajah cemberut, wajahnya yang seakan akan berkata 'kenapa pedulian yang lain kamu hanya harus peduli denganku' namun eji tidak benar benar mengatakannya.

"Baiklah aku akan mengangkat telfonnya tapi hanya untuk memastikan tidak ada yang perlu dikhawatirkan"

Eji mengambil ponselnya yang berdering sambil menarik an Han untuk lebih mendekat ke sisi nya.

"Halo"

"Selamat siang tuan kami mengerti anda tidak bisa diganggu hari ini namun tamu yang tidak terduga datang kemari anda benar benar harus kesini"  suara disebrang terdengar sangat gugup, takut akan bos nya yang akan marah tapi disisi lain juga takut akan keadaan disana.

"Aku tidak ada jadwal hari ini untuk bertemu orang lain, jika kau mencoba berbohong padaku aku akan memberimu lembur"

"Tuan saya tidak berbohong! Mereka datang secara mendadak dan say-"  panggilan itu hening untuk beberapa detik hingga suara lain terdengar.

"Hei aku mencoba menelefonmu tapi tidak bisa terhubung, aku tidak tau rumahmu, JADI KEMARI DAN JEMPUT AKU SIALAN"  panggilan tertutup saat itu juga.

Eji menghela nafas dan mengalihkan pandangan ke istrinya yang sedang menatapnya juga.

Setelah menatap An Han hatinya melunak, dia memegang tangan An Han, mengelusnya dan memberinya ciuman tangan.

Berulang kali mengelusnya seolah olah dia adalah harta yang seharusnya dia jaga dengan nyawanya.

An Han menatapnya dengan linglung "suami" Eji mengangkat kepalanya bertemu mata yang bisa membuatnya tenggelam saat itu juga.

"Sayang maaf, aku sedikit memaksamu tadi aku tidak akan melakukannya lagi" dia mengangkat tangan An Han meletakkannya di wajahnya sendiri seolah olah sedang membujuk agar tidak marah.

An Han hanya berkata 'um' sambil membiarkan suaminya melakukan apa pun.

"Istri aku akan pergi menemui temanku, apa kamu ingin ikut" Walaupun perkataannya seperti pertanyaan namun wajah nya terlihat sangat amat berharap jelas dia tidak ingin berpisah dengan istrinya.

"Suami aku akan dirumah, memasak untuk makan malam" nada An Han terdengar seperti sedang membujuk anak kecil yang merajuk.

Menerima penolakan An Han, Eji segera pundung kepalanya tertunduk sambil memaikan jari jari lentik an han yang berkait dengan jarinya.

"Suami"

"Baiklah tunggu aku pulang ya, aku pasti akan pulang dengan cepat" Eji berkata sambil tersenyum dia menciumi jari jari An Han.

Setelah mendapatkan persetujuan Eji segera mengeluarkan mobilnya berangkat ke perusahaan.

"Yooo bro lama tidak bertemu" seorang laki laki menyapanya begitu ia masuk, tampilannya seperti orang liar yang hanya tau menganggur dan bermain game tapi siapa sangka orang seperti ini adalah orang yang paling dekat dengannya.

"Hmm... Lama tidak bertemu Yuan kau menjadi semakin terlihat berantakan" hanya dihadapan temannya ini dia bisa begitu santai.

Kepribadian pria bernama Yuan sangat bebas, Eji yang memiliki tanggung jawab besar di pundaknya terkadang merasa iri, namun perbedaan inilah yang membuat mereka menjadi akrab.

Yuan dengan akrab meletakan tangannya di pundak Eji dengan akrab "dengarkan aku kau harus tau apa yang sudah kulalui selama 3 tahun di Amerika"

"Aku mendapat 23 mantan dalam 2 tahun kau harus mengucapkan selamat untukku, aku akan meceritakanmu apa saja yang kulakukan dengan para mantanmu mari mulai dari yang perta-"

"Hentikan ocehan mu, sekarang jika tidak ada yang penting aku akan pulang" Eji dengan kasar menghempaskan tangan yang berada di pundaknya.

"Woi bro kita sudah tidak bertemu selama 3 tahun dan kau memutuskan hubungan dengan ku dalam 30 menit aku kira pertemanan kita selama 15 tahun tidak ada artinya"

"CUKUP AKU AKAN MENGGUGAT CERAI DENGANMU" dia dengan dramatis mensapu matanya seolah olah sedangan menghapus air mata.

"Ya aku akan mendatanginya, sampai jumpa" dirinya sudah kebal dengan tingkah laku temannya dan berkata dengan acuh bersiap untuk pergi.

"Bagaimana kau menjadi semakin tidak berperasaan tunggu tunggu dulu teman, bisakah membantuku beri aku tumpangan setidaknya sehari di rumahmu oke" Yuan memegang tangan nya bermaksud menghentikannya.

"Cepat lah aku akan meninggalkan mu jika kau lelet" dia sudah tidak sabaran selama terlahir kembali ia menjadi sangat menantikan kepulangan di rumah.

"Sayang tungguu aku~"

Selama di mobil yang didengar oleh eji adalah ocehan yang tiada habisnya oleh yuan, sunggu mungkin telinganya akan terbakar oleh suara suara itu.

Akhirnya penderitaanya berakhir saat dia sampai di rumah, yang dia pikirkan hanyalah bagaimana dia akan bermanja manja dengan istrinya, ah memikirnya saja membuat hatinya berbunga Bunga.

"Aku pulang, hei letakan sepatumu di rak jangan mengotori rumahku" tidak lupa eji memperingati sahabatnya.

Segera dia pergi ke ruang makan untuk mencari istrinya "sayang aku pulang" awalnya tidak ada dia langsung pergi ke kamar dan ke kamar mandi "sayang"

Tapi nihil tidak ada orang di sana pikiran eji kosong beberapa detik bayangan bayang tentang masa lalu di mana istrinya mati menghatuinya, penyesalan penyesalan di masa lalu juga segera datang ke otaknya.

'apa dia kesal karena aku memaksanya jadi dia diam diam pergi'

'apa dia sudah muak'

'apa dia sudah lelah mengahadapi ku'

'tidak tidak, bagaimana ini aku harus menelepon polisi?'

Eji mengangkat telepon nya menelepon istrinya namun terdengar deringan di ruang tamu dan itu adalah handphone milik An Han.

Eji tidak tahan dia menggigit keras kuku jempolnya hingga kukunya bergerak naik dan lepas dari jarinya segera darah mengucur di jempol.

'tidak, bagaimana ini, aku tau aku seharusnya dari awal mengurungnya, sial sial sial'

"Bung ada apa" Pikiranya yang tersesat akhirnya sadar setelah suara temannya menyadarkannya.

Dalam pengliahtan Yuan, eji menjadi seperti orang stres sesaat dengan tubunya yang gemetar menggigit jempolnya yang sudah kehilangan kuku dia menatap dengan ngeri.

Ah apakah selama tiga tahun ini dia kehilangan banyak info?

TBC











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kembali Ke Masa Lalu Untuk IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang