keputusasaan

8.5K 614 8
                                    

"setelah yang kau lakukan selama ini kau masih punya muka untuk kembali? Menjijikan!" Suara dari ayah An Han begitu keras menandakan bahwa dia sudah mencapai puncak amarahnya.

"Kau bajingan tidak berpendidikan anakku tidak layak dengan seorang sampah sepertimu!" Tangan tuan tua terangkat untuk menghentikan pemukulan pada pemuda di bawahnya.

"Kumohon biarkan aku bertemu dengan istriku sekali saja aku ingin berlutut meminta maaf padanya" nada suaranya terdengar seperti putus asa.

"Dia mati! kau dengar dia mati! Dia sudah tidak ada, anak ku mati setelah keguguran ini semua salahmu!" Menekan beberapa kata untuk menyudutkan eji.

Eji, dia adalah pria dari keluarga Luwis istri prianya bernama An Han yang dulu dia perlakukan begitu buruk.

Hingga dia menyadari bahwa orang yang paling mencintai nya dengan tulus hanyalah An Han, semua orang di dunia ini memandangnya karena latar belakang keluarganya saja.

Jika ada orang menanyakan kepadanya siapa orang yang paling mencintainya dia akan berkata dengan keyakinan penuh mengeluarkan kata An Han di mulutnya.

Senyum yang selama ini dia kira terlalu murahan, badan yang selalu dia pakai hanya untuk memuaskan nafsu dan mata yang selalu dia pandang jijik sekarang satu satunya orang yang bisa meruntuhkan nya.

"Tidak bisa, istriku dia sangat mencintaiku dia tidak mungkin meninggalkan ku, anak? Aku tidak membutuhkannya aku hanya ingin istriku kembali" Eji meringkuk di kasur yang selama ini dia gunakan untuk tidur dengan istrinya mencium bau An Han yang tertinggal samar di bantal.

Satu hari.

Dua hari.

Tiga hari.

Hingga hari ke lima Eji Satria Luwis dikabarkan meninggal dengan foto pernikahan di samping mayatnya.

Entah bagaimana, kisah Eji dari keluarga Luwis tersebar dari mulut ke mulut tentang pernikahannya dan tetang istrinya.

Semua orang mendengar berita itu mengutuk Eji yang tidak bisa menjadi suami untuk istrinya bahkan kata bajingan tersemat di antara nama Eji.

Tapi apa yang akan berubah? Nasi sudah menjadi bubur, Eji menyusul istrinya ke alam lain dan menjadi lelucon di antara para petinggi petinggi.

Tanpa di ketahui semua orang tokoh utama yang selalu mereka bicarakan melintasi waktu ke masa lalu. antara Tuhan terlalu menyayanginya atau tuhan yang menginginkan An Han mendapat hidup lebih baik.

"Ugh" Eji bangun untuk duduk dan mendapati kompres di dahinya, dengan keadaan linglung melihat ke sekelilingnya.

"Aku-aku kembali?" Dia menjulurkan tangannya yang masih halus tanpa keriput lalu tertawa.

"Ah ahahaha sudah kuduga! Tuhan sangat menyayangiku"

"Lalu di mana istriku?" Senyum masih mengembang di wajahnya dengan semangat melangkah keluar kamar yang gelap.

Hari sudah malam waktu itu, Eji masih senang karena kembali di masa ini tapi selangkah demi selangkah dia tetap tidak bisa menemukan istrinya dan menjadi panik.

Badannya tidak bisa tegak mungkin karena sakit di kepalanya, terhuyung ke sana kemari untuk menemukan istrinya tapi nihil dia hanya bisa merosot terduduk di lantai yang dingin.

Hingga pintu luar terbuka menampilkan sosok pria berumur kurang lebih 19 hingga 20 tahun.

"Eji" keranjang berisi makanan terjatuh seketika pria itu langsung menghampiri Eji yang terkulai tidak berdaya di lantai dingin.

Suara itu sangat manis membuat Eji yang putus asa kembali dengan nyawanya dan perlahan merangkak pelan untuk pergi ke istrinya.

"Istri istri istri" sampai saat An Han datang dengan raut cemas Eji menerjang istrinya dengan air mata terus mengalir.

"Bagaimana ini tubuhmu sangat panas, ayo pergi ke kamar" untuk menutupi kegugupannya An Han membantu Eji berdiri dan melangkah perlahan.

'ini istriku, benar ini adalah istriku dan aku suaminya di masa lalu aku seorang bajingan tapi tidak apa aku akan menebusnya lalu kita akan menjadi keluarga harmonis yang hanya ada aku dan istri'

Story

Di sekolah taman kanak-kanak bayi TK Eji mencari An Han

Eji: "Han Han dari mana kamu, aku mencari mu dari tadi"

An Han: " aku aku mengambil permen dari guru untukmu, maaf"

Eji: "kali ini ku maafkan" mengambil permen lalu memakannya "ini enak"

Anak lain: "....."

Kembali Ke Masa Lalu Untuk IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang