tidak perlu meminta pendapat padaku

5.3K 462 2
                                    

Tentu saja An Han senang jika suaminya menjadi lebih baik, tapi di sisi lain semakin Eji berbuat baik padanya semakin An Han menjadi tidak nyaman.

Bayangan bayangan dimana Eji melukainya terus berputar saat Eji membanjiri perhatian untuknya.

Sudah dua tahun dia menikah dan itu tidak ada masa masa bahagia hanya sebuah goresan yang semakin lama semakin membesar.

"Selamat pagi istri!" Suara Eji terdengar antusias dengan senyum cerah yang bahkan tidak pernah dilihat An Han sebelumnya.

Kemarin malam dimana an Han akan keluar untuk tidur malam Eji menahannya meminta untuk tidur bersama.

Selain saat malam pertama atau kebutuhan seks Eji dia tidak pernah merasa apa itu tidur bersama biasanya dia akan tidur di sofa ruang tamu karena hanya ada satu kamar tidur di rumah itu.

"Selamat pagi" An Han tersenyum seperi biasa tulus dan murni tapi tindakan kecil itu membuat jantung Eji berdetak dua kali lebih cepat.

'istriku sangat tampan aku akan melindunginya dari dunia luar jika tidak dia akan di bawa pergi orang lain'

Memikirkan kata terakhir Eji menjadi tidak nyaman di hatinya dan tanpa sadar dia memasang wajah tidak enak.

"Pergilah mandi aku akan ke bawah" Eji ingin mencium bibir An Han untuk memulai hari tapi dia tidak bisa, memikirkan bahwa dia baru saja kembali dan membuat perubahan besar pasti mengejutkan An Han.

Di bawah sana Eji berusaha membuat sarapan untuk istrinya namun mustahil dia bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri, di masa lalu An Han akan membuat makanan apapun yang dia suka atau dia inginkan.

Dan Eji kembali dari masa depan mencoba untuk memanjakan An Han sebanyak mungkin.

An Han turun ke bawah setelah selesai mandi dia melihat Eji yang mencoba menghindari percikan minyak dengan mengandalkan spatula panjang untuk membalik telur.

Dia awalnya ragu tapi sedikit demi sedikit mengumpulkan keberanian menghampiri Eji

"apa yang suami lakukan?" Kata suami selalu an Han gunakan untuk menyebut Eji mau itu Eji suka atau tidak ini juga bentuk penghormatan dari nya.

An Han mendekat saat dia mendekat telur itu sudah di letakan di piring kaca walaupun pinggiran telur agak gosong tapi dilihat dari penampilannya ini bisa di makan.

"Istri! Lihat lihat ini aku membawakan mu sarapan" senyumnya secerah musim semi membuat an Han tertegun lagi dan lagi seberapa banyak pun dia melihat dirinya tetap tidak bisa terbiasa.

"Terimakasih" An Han tentu saja menerimanya lalu dia tau bahwa suaminya tidak memiliki apapun untuk dimakan.

"Aku akan membuatkan makanan apa yang ingin di makan suami?" Jadi sebagai seorang istri dia tau apa yang haru dilakukan.

Eji memikirkan sebentar awalnya Eji tidak memikirkan bahwa An Han akan menanyakan itu "Aku? Aku ingin makan kepiting rebus" Eji ingat bahwa saat perjodohan yang lalu dia bisa melihat bahwa An Han tertarik dengan kepiting.

"Suami suka kepiting?" Apapun yang Eji suka maupun tidak suka An Han selalu tau, seingatnya Eji tidak pernah menunjukan ketertarikan dengan makanan laut.

"Bukan untukku itu untuk istri, istri harus makan banyak tubuhmu sangat kurus ini di bawah rata rata orang 25 tahun" dia tersenyum menunjukan ketulusannya sebanyak mungkin agar menyenangkan istrinya.

An Han mematung beberapa detik tidak bergerak menatap mata coklat karamel Eji yang cerah.

"tidak baik memakan makanan berat saat pagi hari, suami mempunyai maag aku akan membuatkan sebuah roti tawar dengan sosis oke?"

"Y-ya" Eji malu setahunya an Han memiliki perut yang sensitif sepertinya tapi dia malah menyarankan untuk memasak kepiting yang membuat istrinya sakit. Dia terlalu malu menatap dirinya sendiri.

"Aku akan mencari uang, istri duduk di rumah saja ya?" Eji mengambil koper yang disiapkan an Han sebelumnya dia berbicara terus menerus sedangkan am Han hanya mengangguk seadanya.

"Baik aku mengikuti suami" ini terlihat seperti keluarga yang harmonis sangat membuat orang iri karena perlakukan keduanya yang saling mengerti.

Setelah Eji keluar An Han segera kehilangan senyum di matanya dan menjadi kosong, wajahnya datar dan matanya seperti tidka memiliki tujuan hidup sama sekali.

An Han berbalik meninggalkan pintu, setelah 6 langkah dari pintu dia mendengar suara Eji dengan mendorong pintu dengan keras.

"Istri b-bolehkah aku meminta ciuman?" Wajahnya penuh dnegan kegugupan tidak tampak setitik pun Eji satria Luwis yang disegani.

"Tidak tidak jika istri tidak mau bolehkah aku memegang tangan mu, istri aku akan pergi ke kantor aku juga membutuhkan sedikit dukungan istri-" Eji ingin melanjutkan kata tapi saat dia menyadari wajah an Han di terkejutan dia langsung diam dan kegugupan semakin besar.

"Aku aku aku hanya ingin sedikit.... Maaf" ciuman mendarat di bibir Eji tentu itu dari an Han.

"Suami kamu bisa melakukan apa saja kamu tidak perlu persetujuanku" tatapan mereka bertemu satu membawa kenyamanan dan satu terlihat seperti musim semi di tengah tengah musim dingin.

"Aku janji aku berjanji akan membawakan sesuatu saat pulang, istri harus menunggu" kegugupannya meleleh seketika Eji berjalan melewati pintu dan masuk ke mobil.

'Suami kamu bisa melakukan apa saja kamu tidak perlu persetujuanku' kata itu mungkin sepele tapi bagi Eji itu penuh makna.

Bahwa selama ini dia tidak memikirkan apapun tentang pendapat istrinya.

Eji juga terangsang hanya karena ciuman singkat yang bahkan tidak bertahan selama 10 detik. Jadi dia mulai masturbasi di mobilnya untuk mengurangi ketegangan di bawah.

Membayangkan jika semuanya sudah terkendali An Han akan bahagia bersama nya menjadi pasangan paling harmonis lalu melakukan seks setiap hari.

Tbc

Story

Taman kanak-kanak membuat lomba estafet untuk para anak kecil disana.

"Han Han kita harus bergandengan bersama saat olahraga nanti mengerti? Setelah menang aku akan memberikan semua hadiahnya untukmu"

Kembali Ke Masa Lalu Untuk IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang