"Gue pamit ya, awas kalian jangan kangen secara gue kan ngangenin ahaha" ucap seorang pemuda diiringi dengan tawa garing
"Pede Lo, besok aja ketemu di sekolah, dah Sono Lo pulang, jangan kumat gilanya dijalanan Lo" balas seorang pemuda yang sedang duduk lesehan di teras rumah bersama 2 pemuda lainnya.
" gak janji, bye bye ayang ayang ku" ucapnya sambil menaiki motor kesayangan nya kemudian beranjak melaju dijalanan.
Ketiga pemuda tadi hanya memandangi pemuda tersebut dalam diam dengan pikiran dan perasaan yang berkecamuk tanpa sebab.
" perasaan gue gak enak deh, takut tu anak kenapa-kenapa" pemuda berambut pirang yang sedang merokok itu tiba tiba menyuarakan kegelisahannya.
" Sama, tapi kan udah biasa juga tu anak kebut kebutan lagian bukan sekali dua kali dia pulang larut gini" jawab pemuda berlesung pipi yang sedang rebahan.
Sementara itu pemuda satunya hanya diam sambil mengamati jalanan yang lenggang ditengah malam itu. Hening menyelimuti mereka beberapa saat sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menyudahi aktivitas mereka dan beranjak tidur tanpa tau bahwa keesokan harinya akan terjadi sesuatu yang tidak disangka.
••
"
Maafkan kami tuan, kami bersalah" ucap seseorang mewakili semua orang yang terduduk sambil menundukkan kepala diruangan itu.
"Jelaskan!" Titah sang tuan tegas tanpa terbantahkan. Sambil duduk di kursi kebesaran nya menghadap ke jendela yang menggambarkan pemandangan kastil sebelah timur, sang tuan duduk dengan angkuh menumpukkan kaki kanan ke kaki kiri, tangannya memegang gelas berisi wine yang tampak nya masih penuh itu dan tangan satunya mengetuk ngetuk pegangan sofa untuk mencari ketenangan dari amarah yang tiba tiba ingin membuncah.
"Maaf tuan, Sistem keamanan tiba-tiba saja diretas oleh pihak luar, sepertinya seseorang mata-mata sudah lama mengintai kediaman kastil bagian timur tuan" jelas salah satu bawahan.
"Bukan hanya kediaman utama yang diprioritaskan tapi seluruh wilayah kastil ini. Lalu apa gunanya kalian sebagai bawahan hanya menjaga wilayah kastil yang tidak seberapa ini kalian tidak becus!" Murka sang tuan.
"Stef urus mereka!" Titah sang tuan.
"Baik, tuan" pemuda yang berdiri disamping sang tuan beranjak melaksanakan perintah nya.
"Ampuni kami tuan, kamu berjanji hal ini tidak akan terjadi lagi" teriak para bawahan yang menjadi tersangka kemurkaan sang tuan.
Setelah sang tangan kanan dan para bawahan keluar, seseorang yang dipanggil tuan hanya memandang lurus ke arah jendela ah lebih tepatnya ke arah kastil bagian timur. Tatapannya tajam tapi jika dilihat dari dekat ada tatapan sendu yang dilayangkan entah apa yang ada dipikirannya hanya dia dan tuhan yang tau.
••
Sementara itu disisi lain, seorang remaja terlihat frustasi sambil melihat ke arah langit-langit kamarnya yang berwarna blue. Hatinya merutuki apa yang terjadi dengan dirinya semua terasa sakit bahkan untuk sekedar membuka mulut pun ia rasa tidak bisa.
"Apa yang sebenernya terjadi?". Batinnya menjerit
Asyik dengan pikirannya, tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Seperti nya ada seseorang yang masuk, pikirnya.
"Tuan kecil, tuan kecil ini benar benar anda sudah sadar? " seorang pria paruh baya menghampirinya, wajahnya tidak terlihat jelas karena tertutupi masker medis dan tangannya dilapisi sarung tangan.
Remaja tersebut hanya memperhatikan pria asing yang datang tersebut sambil mengernyit bingung.
"Sebentar tuan kecil akan saya panggil kan dokter Styf." Laki-laki paruh baya itu pun berlari keluar ruangan memanggil dokter yang bernama styf.
Tak lama kemudian dokter yang bernama styf mulai memeriksa remaja tersebut, ada yang aneh dengan pasiennya. Pikir dokter tersebut.
"Nah tuan kecil, apa yang anda rasakan sekarang? Bagian mana yang terasa sakit?" Tanya dokter Styf tersebut sambil mengamati mesin EKG dan laju tabung oksigen serta infus si tuan kecil.
"Si-siapa?" Ah memang semuanya terasa sakit, tapi yang terpenting mereka semua siapa dokter dan suster wajar tapi beberapa orang berjas hitam yang ada di ruangannya ini memandanginya dengan tatapan tak biasa, apa salah gue?
Satu kata yang membuat beberapa orang disana merasa kegelisahan yang luar biasa.
••
Halo!
Ini cerita pertama ku kalo ada kesalahan atau kesamaan latar tempat, tokoh dll mohon maaf ya.Kalo bisa comment dong buat perbaikan nya terimakasih 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Diego Arsenio Freeynata
Teen Fiction"Ini GILA!" , hanya kata itu yang mampu mewakili keadaan nya saat ini Dia Diego Arsenium Axelle harus bertransmigrasi ke raga Diego Arsenio Freeynata. "Dosa apa gue sampe ngalamin hal yang gak masuk akal gini" teriaknya frustasi dengan keadaan dirin...