2 Minggu sebelumnya
Malam beranjak semakin malam, setelah kejadian tak terduga di kastil bagian timur semua orang berbondong-bondong membereskan kekacauan yang terjadi akibat seorang mata mata sekaligus penyusup yang berhasil membuat kekacauan bahkan menimbulkan kemarahan sang pemilik kastil.
"Maafkan kami tuan, kami bersalah" ucap seseorang mewakili semua orang yang terduduk sambil menundukkan kepala diruangan kerja sang pemilik kastil. Saat ini beberapa wakil pemimpin bodyguard bagian timur sedang menghadap pada sang pemilik kastil, untuk mempertanggung jawabkan apa yang sudah terjadi.
"Jelaskan!" Titah sang tuan tegas tanpa terbantahkan. Sambil duduk di kursi kebesaran nya menghadap ke jendela yang menggambarkan pemandangan kastil sebelah timur, sang tuan duduk dengan angkuh menumpukkan kaki kanan ke kaki kiri, tangannya memegang gelas berisi wine yang tampak nya masih penuh itu dan tangan satunya mengetuk ngetuk pegangan sofa untuk mencari ketenangan dari amarah yang tiba tiba ingin membuncah.
"Maaf tuan, Sistem keamanan tiba-tiba saja diretas oleh pihak luar, sepertinya seseorang mata-mata sudah lama mengintai kediaman kastil bagian timur tuan" jelas salah satu bawahan.
"Bukan hanya keamanan kediaman utama yang diprioritaskan tapi seluruh wilayah kastil ini. Lalu apa gunanya kalian sebagai bawahan hanya menjaga wilayah kastil yang tidak seberapa ini kalian tidak becus!" Murka sang tuan.
"Stef urus mereka!" Titah sang tuan.
"Baik, tuan" pemuda yang berdiri disamping sang tuan beranjak melaksanakan perintah nya.
"Ampuni kami tuan, kamu berjanji hal ini tidak akan terjadi lagi" teriak para bawahan yang menjadi tersangka kemurkaan sang tuan.
Setelah sang tangan kanan dan para bawahan keluar, seseorang yang dipanggil tuan hanya memandang lurus ke arah jendela ah lebih tepatnya ke arah kastil bagian timur. Tatapannya tajam tapi jika dilihat dari dekat ada tatapan sendu yang dilayangkan entah apa yang ada dipikirannya hanya dia dan tuhan yang tau.
••
Sementara itu disisi lain, seorang remaja terlihat frustasi sambil melihat ke arah langit-langit kamarnya yang berwarna blue. Hatinya merutuki apa yang terjadi dengan dirinya semua terasa sakit bahkan untuk sekedar membuka mulut pun ia rasa tidak bisa.
"Apa yang sebenernya terjadi?". Batinnya menjerit
Asyik dengan pikirannya, tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Seperti nya ada seseorang yang masuk, pikirnya.
"Tuan kecil, tuan kecil ini benar benar anda sudah sadar? " seorang pria paruh baya menghampirinya, wajahnya tidak terlihat jelas karena tertutupi masker medis dan tangannya dilapisi sarung tangan.
Remaja tersebut hanya memperhatikan pria asing yang datang tersebut sambil mengernyit bingung.
"Sebentar tuan kecil akan saya panggil kan dokter Styf." Laki-laki paruh baya itu pun berlari keluar ruangan memanggil dokter yang bernama styf.
Tak lama kemudian dokter yang bernama styf mulai memeriksa remaja tersebut, ada yang aneh dengan pasiennya. Pikir dokter tersebut.
"Nah tuan kecil, apa yang anda rasakan sekarang? Bagian mana yang terasa sakit?" Tanya dokter Styf tersebut sambil mengamati mesin EKG dan laju tabung oksigen serta infus si tuan kecil.
"Si-siapa?" Ah memang semuanya terasa sakit, tapi yang terpenting mereka semua siapa? dokter dan suster wajar tapi beberapa orang berjas hitam yang ada di ruangan ini memandanginya dengan tatapan tak biasa, apa salah gue?
Satu kata yang membuat beberapa orang disana merasa kegelisahan yang luar biasa.
"Tuan kecil tidak ingat apa apa? Jika iya kedipkan mata 1 kali jika tidak kedipkan mata 2 kali" ucap sang dokter, merasa ada yang salah dengan pasien kecilnya, yang kemudian dibalas dengan kedipan mata satu kali . Jelas benar dugaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diego Arsenio Freeynata
Fiksi Remaja"Ini GILA!" , hanya kata itu yang mampu mewakili keadaan nya saat ini Dia Diego Arsenium Axelle harus bertransmigrasi ke raga Diego Arsenio Freeynata. "Dosa apa gue sampe ngalamin hal yang gak masuk akal gini" teriaknya frustasi dengan keadaan dirin...