Bab 6: Reuni

221 21 0
                                    

Berbicara memang mudah tapi melakukan nya yang susah. Seperti saat ini dengan jam yang menunjukkan angka 17. 40, Arsen duduk di pinggir kasur dengan bathrop yang membungkus tubuhnya, matanya terpejam dengan kepala terantuk antuk ke depan, sungguh tekadnya ingin segera memulai rencana yang sudah ia susun sedemikian rupa tadi sepulang dari kastil utama tapi matanya tetap terpejam tanpa terbuka seinci pun, bahkan waktu dimandikan ia tetap dalam keadaan tidur. Hah, salahkan Anson karena menyuruhnya tidur siang, padahal dia tidak ingin dan sekarang ketika tidurnya kurang matanya tidak mau terbuka.

"Cepat, jangan sampai tuan kecil semakin kedinginan" titah Anson pada para maid yang sibuk mencari baju yang sesuai untuk acara makan malam hari ini di kastil utama.

"Hoam" lagi lagi bibir plum Semerah buah cerry tuan kecil mereka terbuka selebar bahkan lalat pun bisa masuk dengan mudah, ini bahkan sudah yang ke-25 kalinya dia menguap sejak dibangunkan secara paksa.

"Permisi tuan kecil" tanpa perlawanan berarti maid mulai memasangkan satu per satu potongan baju pada tubuh bantet yang masih asik menjelajah dunia mimpi.

15 menit kemudian si tuan kecil sudah rapih, tidurnya pun semakin pulsa ajaknya padahal makan malam akan dimulai dalam 1 jam lagi.

"Huh, sepertinya pekerjaan ku akan bertambah" batin Anson nelangsa, sudah dari 2 jam yang lalu bos besarnya menyuruhnya untuk datang tepat waktu bersama si bungsu tapi dengan segala upaya sudah dia kerahkan untuk membangunkan tuan kecilnya padahal tadi bersikeras tidak mau tidur siang sekarang coba lihat siapa yang masih ngebo di atas kasur itu. Sabar! Tarik napas buang!

"Tuan kecil, ayo bangun kita akan berangkat ke kastil utama" dengan pelan dan penuh perasaan Anson membangunkan Arsen.

"Mau seblak son huhu" matanya tetap terpejam dengan badan menggeliat mencari kenyamanan.

"??" Anson

"Maafkan saya tuan kecil, karena ini makan malam Rutinan seluruh keluarga besar saya harus membawa tuan kecil tepat waktu ke kastil utama, agar tuan besar tidak marah. Sepertinya tuan kecil cukup makan seblak di dalam mimpi saja karena jelas dokter dan tuan muda lainnya tidak akan memperbolehkan" tanpa banyak bicara lagi Anson membawa Arsen ke gendongan koalanya dan mulai melangkah keluar kamar.

"Siapkan mobil, saya akan berangkat" titah Anson pada bawahannya melalui earpiece di telinganya. Jarak kediaman tuan kecilnya dan kastil utama cukup jauh dan melelahkan kalo berjalan kaki dan untuk menghemat waktu agar cepat sampai makanya dia menggunakan mobil.

Dengan tuan kecil di gendongannya Anson memasuki mobil yang dikendarai oleh salah satu bodyguard menuju kastil utama, dapat dilihat kediaman utama lebih terang dan ramai dari biasanya.

Setelah sampai Anson turun dan mulai masuk melewati pintu bercorak emas di depannya dapat dia lihat tuan dan nyonya besar beserta para tuan muda keturunan freeynata sudah mulai menduduki kursinya masing-masing di ruang makan, hidangan makan malamnya pun sudah mulai disajikan memenuhi meja panjang. Kehadiran nya membawa beberapa orang disana mengalihkan pandangannya dari yang awalnya berbincang-bincang menjadi agak sunyi, yang jelas sejak beberapa tahun tuan kecilnya adalah bintang utama dalam perkumpulan reuni keluarga yang diadakan selama 6 bulan sekali di kediaman ini.

"Bawa kemari" titah Dominic, ayah biologis dari si kembar.

Dengan langkah pasti Anson menyerahkan Arsen yang masih nyenyak tidur ke pangkuan sang Daddy.

"Ugh" Arsen menggeliat dan mencari posisi ternyaman di pangkuan Dominic.

"Bangunkan anakmu Dominic" titah sang kepala keluarga besar freeynata, Leonardo titanium freeynata.

"Bangun, hmm" dengan suara bass Dominic membisikkan kalimat disamping telinga Arsen, dan dengan ajaibnya mata yang nampak dari tadi tertutup mulai mengerjap.

Diego Arsenio Freeynata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang