Bab 1 : Awal Mula

418 37 0
                                    

"Arsen!, sini kamu" teriak seorang guru sambil mengejar seorang pemuda yang dipanggil Arsen.

"Ampun pak gak lagi-lagi deh janji!" pemuda yang dipanggil Arsen, memohon ampun sambil berlari menyusuri koridor.

"Ampun-ampun, kamu ini ya minta maaf diulangi lagi begitu terus heh kok malah tambah kenceng kamu larinya!" Pak Ilham guru salah satu SMA Negeri Garuda berlari mengejar Arsen.

Arsen yang dikejar pak Ilham hanya bisa mempercepat larinya, bisa bisa kupingnya makin melar kalo tertangkap. Oh no bisa berkurang kadar ketampanan gue. Kira kira itu yang ada pikiran Arsen saat ini.

Setelah beberapa saat kejar kejaran, walaupun lolos juga dari pak Ilham tetap saja dia berakhir di ruangan ini lagi, ruang BK lewat pemanggilan di speaker sekolah. Kalo gitu ngapain tadi dia capek capek lagi huh. Disini sudah ada pak Ilham dan guru BK bernama Bu Dewi, yang siap memberikan ceramah panjang kali lebar.

"Hufft, sial bener gue hari ini" umpatnya dalam hati.

"Arsen, coba sebutkan apa kesalahan kamu" pinta Bu Dewi lembut. Bu Dewi ini walaupun seorang guru BK tapi kepribadian nya lemah lembut, ya walaupun sama aja kalo udah ngasih ceramah enggak bisa satu dua kata.

"Bolos Bu" jawab Arsen enteng.

"Terus?"

"Terus hmmm, cuma itu Bu gak ada seterusnya tu"

"Arsen" ucap pak Ilham menimbali dengan penekanan.

" ehehe, sama minta mangga di samping rumahnya Mpok Siti" ucap Arsen sambil menggaruk telinganya yang tidak gatal.

"Minta? serius?, bukannya nyolong ya?" Ucap pak Arsen sambil bersedekap tangan. padahal baru beberapa menit yang lalu dirinya selesai mengajar di kelas sebelah, tiba-tiba dapet laporan dari si pemilik pohon mangga kalo mangganya di maling. Bukan sekali dua kali si tapi ini udah yang ke 4 kali semenjak mereka masuk ke SMA Garuda ini, enggak tau kalo sebenernya berapa kali soalnya yang ketahuan 4 kali ini.

Arsen meringis pak Ilham ini emang gak bisa di ajak kerjasama deng, apa lagi katanya nyolong?, gak bisa apa pakek kata kata yang lebih bagus dikit. Minta tapi gak bilang gitu kan bagus.

"Lagian bukan salah saya ya pak, salahin mangganya dong, salah sendiri enak menggoda juga karena bergelantungan di pinggir jalan siapa coba yang gak kegoda mana panas panas gini kan seger " kata Arsen kekeh.

"Huh, Arsen tetep aja itu namanya nyuri, gak baik nak " Bu Dewi mulai menasehati.

Setelah sekian jam eh menit akhirnya Arsen diperbolehkan keluar dengan catatan selama seminggu membersihkan kamar mandi sepulang sekolah. Sialan memang eh astaghfirullah berdosa Lo Arsen. Ya tapi tetap sialan, enak bener tu tiga curut gak ikutan kena hukum kan yang nyuruh gue manjat mereka.

"Awas aja Lo Lo pada ya, hah" entah sudah berapa kali dia menghela nafas hari ini. Pagi tadi juga dia ketiban sial karena bangun kesiangan dan berakhir dijemur dilapangan sampai mapel ke 2, mana belum sarapan ini lagi dapet hukuman bersihin kamar mandi karena ketauan maling mangga Mpok Siti.

Sesampainya dikelas setelah membersihkan kamar mandi menyelesaikan hukumannya dia kembali ke kelas untuk mengambil tasnya karena memang sudah waktunya pulang. Terlihat 3 temannya masih berada di kelas, yang 2 memasang tampang melas yang satu memasang wajah dingin andalannya. Dengan bodo amat Arsen mengambil tasnya kemudian beranjak keluar kelas.

"Eh, eh sen tungguin kita mau minta maaf nih. Jangan marah dong sen please lah ya ya ya maafin kita" ucap Niki temannya yang berambut pirang. Mengejar Arsen di koridor, bersama kedua temannya menyusul.

Arsen mendengus sebal.

"Maaf lah sen. Bukan salah kita juga ya sen lonya dipanggilin di atas gak nyaut nyaut, lagian tu Mpok Siti biasanya kan gak dirumah jam segini mana tau kita kalo orangnya dirumah" kata Yovan menambahkan.

Diego Arsenio Freeynata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang