Prolog

395 16 0
                                    

Sebelum ke prolog, yuk baca Blurb dulu:

Menikah dengan kakak kelas bad boy yang jadi musuh bebuyutan semasa SMA bukanlah sebuah impian yang indah.

Tetapi hal itu di rasakan oleh Lavina Prameswari, gadis cantik yang sering di jahili oleh seniornya Anrez Naratama semasa sekolah dulu.

Takdir membawa keduanya bertemu kembali dalam sebuah perjodohan setelah delapan tahun mereka berpisah.

Tentu hal itu menjadi mimpi buruk bagi Lavina. Sebisa mungkin gadis itu menolak perjodohan yang di lakukan oleh Ayah dan Neneknya. Bayang-bayang jahilan Anrez masih terngiang di otaknya, membuat gadis itu begitu benci pada kakak kelasnya tersebut.

Namun satu hal yang Lavina tidak ketahui bahwa, sudah banyak yang berubah dari diri Anres. Lelaki yang sangat ia benci dulu.

Akankah perjodohan mereka terlaksana dan berakhir pada pernikahan? Atau justru batal?

Temukan jawabannya di cerita ini!
.
.
.
.
.

SMA Pradipta Delapan Tahun Yang Lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA Pradipta Delapan Tahun Yang Lalu...

Pletak!

"Awwww!"

Gadis SMA kelas 11 bernama Lavina Prameswari itu meringis ngilu ketika ia merasakan sakit pada pantatnya akibat jepretan penggaris yang ia terima dari seorang lelaki yang sedari tadi memperhatikannya berjalan di koridor.

Tangan Lavina mengelus-ngelus pantatnya karena terasa panas. Gadis itu lalu membalikkan badan dan menatap tajam tiga orang lelaki yang sedang duduk di bangku koridor itu.

"Gak sopan lo ya!" desis Lavina dengan tatapan membunuh pada seorang lelaki yang sangat ia benci di sekolah ini.

Lelaki itu adalah Anrez Naratama, cowok kelas 12 yang terkenal jahil sekaligus bad boy di sekolah. Kejahilannya tidak perlu di ragukan lagi, lelaki itu memang hobi menjepret bokong para siswi yang sedang melintas di koridor dengan sebuah penggaris kesayangannya.

"Kenapa? Lo marah?" Tanya Anrez dengan nada menantang. Sementara dua orang temannya bernama Naufal dan Rian hanya cekikikan melihat amarah Lavina.

"Gue bakal laporin lo semua ke guru BK! Biar Lo semua dapat hukuman karena seenaknya ngejepret bokong cewek-cewek di sekolah ini. Asal lo tahu itu gak sopan!" Ancam Lavina.

"Gue gak takut. Ck." Anrez tertawa. "Lagian baru kali ini gue jepret bokong cewek bunyinya kagak renyah. Pantat lo terlalu tepos. Bukan bokong idaman cowok-cowok," celetuk Anrez.

"APA LO BILANG?!"

Amarah Lavina sudah di puncak, gadis itu menarik kerah seragam Anrez dengan tatapan membunuh. Selain tidak sopan, ketiga lelaki itu suka body shaming. Lavina jelas tidak terima bokongnya di bilang tepos. Padahal, kan, jenis bokong seperti ini banyak di sukai artis-artis Korea sana. Kecil nan imut namun tetap kencang.

"Lo bener-bener ya-"

"Lav, udah, Lav!" Nadia-Teman Lavina- menarik tubuh Lavina agar gadis itu melepaskan cengkraman di kerah seragam milik Anrez. Saat melihat sahabatnya sedang bertengkar dengan Anrez and the geng, Nadia yang baru saja sampai di koridor langsung berlari menghampiri Lavina.

"Lepas, Nad! Gue mau pukul cowok sialan itu! Lepas!"

Nadia tak menghiraukan berontakan Lavina. Gadis itu terus menyeret tangan Lavina dan membawanya menuju kelasnya.

"Lo apa-apaan sih, Nad! Mereka udah gak sopan ama gue! Masa Kak Anrez sialan itu mukul bokong gue seenaknya sih! Itu pelecehan namanya!" Sentak Lavina kembali setelah Nadia berhasil mendudukan Lavina di tempat duduknya. Gadis itu masih tak terima dengan perlakuan Anres padanya.

"Lav, lo kaya gak tahu aja Kak Anrez orangnya kaya gimana. Jahilin cewek-cewek SMA Pradipta bukan hal asing lagi buat dia. Lo gak usah deh nyari gara-gara sama tuh cowok kalau gak mau hidup lo gak tenang selama sekolah di sini," saran Nadia. Gadis itu sudah hafal tabiat seorang Anrez Naratama, si cowok jahil, badboy, dan ketua geng motor itu siapa yang tidak mengenalnya.

Lavina sempat terdiam sejenak, mencoba mengatur emosinya agar sedikit mereda. "Tapi, Nad. Dia udah gak sopan. Mana ngatain bokong gue tepos lagi. Bangke emang tuh cowok!"

"Tapi ... itu bener kok, Lav. Bokong lo kan emang tepos, ngapain lo marah?" Seru Nadia ceplas-ceplos membuat Lavina menatap tajam Nadia.

"Ish, lo jadi temen kagak ada support-supportnya ama gue! Lo temen gue bukan sih?"

Nadia hanya mampu menggaruk kepalanya seraya nyengir pada Lavina. "Gue harus gimana lagi, Lav. Itu semua fakta, terus kalo gue di suruh ngelawan Kak Anrez and geng gue gak punya nyali se gede itu."

"... Soalnya nih ya, kalo lo ngelaporin dia ke guru BK pun dia pasti cuma dapet teguran doang. Secara dia kan anak pemilik yayasan sekolah kita. Dan justru lo yang bakal jadi incaran kejahilan Kak Anrez selanjutnya. Lo mau emangnya? Gue sih ogah."

Helaan napas keluar dari bibir mungil Lavina. Gadis itu lupa jika si cowok menyebalkan itu adalah anak dari pemilik yayasan sekolahnya. Yang pastinya, mau se bobrok apapun kelakuannya di sekolah, ia pasti akan bebas begitu saja.

"Argh nyebelin banget sih!" Lavina memukul-mukul mejanya karena kesal. Gadis jtu merasa tidak adil jika Anrez tak mendapat hukuman setimpal atas perbuatannya yang sering menjahili siswi-siswi SMA Pradipta.

"Gue bersumpah, Anrez Naratama akan jadi cowok yang paling gue benci di dunia ini!" decak Lavina dengan rahang mengeras.

"Lav, jangan segitunya deh. Takdir orang gak ada yang tahu. Kalo di masa depan ternyata Kak Anrez jodoh lo gimana?" Imbuh Nadia.

Lavina melirik Nadia. Lalu tawanya meledak seperti genderuwo yang sedang tertawa.

"Buahahahahahaha."

"Gak mungkin! Gak mungkin dia jodoh gue!"

Anrez Naratama jadi jodohnya Lavina Prameswari? Demi rambut Upin Ipin yang gak tumbuh-tumbuh, semua itu tidak akan terjadi.

"Idup lagi capek-capeknya malah denger hal kaya gini. Anrez jodoh gue? Ck. Tunggu sampe Tinkerbell jadi nenek-nenek, baru kejadian."

***

Lanjut Bab 1 yuk

👇

Married With Ex-BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang