Pernahkah kamu mendapatkan perundungan? Tak mempunyai salah namun selalu menjadi sasaran kekerasan, mendapatkan tindakan bully sedari masa SMP hingga SMA membuat Shin Ryujin memiliki dendam pada satu orang, satu laki-laki yang terus menghinanya sedari dulu.
Kini 10 tahun telah berlalu, usia Ryujin hampir menginjak kepala 3 namun ia belum juga menemukan pasangan- atau mungkin Ryujin tak ingin memiliki pasangan? Jujur, sebenarnya ada rasa takut mengingat dulu ia memiliki kenangan buruk dengan laki-laki, bukan perihal asmara melainkan perundungan yang menjadikan Ryujin takut akan laki-laki.
Sret!
“Lepaskan aku!”
Kaki jenjangnya melangkah memasuki ruangan dimana tiga laki-laki yang tengah terikat duduk dikursi, Ryujin menyeringai ketika melihat wajah ketiganya yang tampak terkejut.
“Kau?!”
“Jalang sialan, lepaskan aku!” Bentak salah satu dari mereka, tapi Ryujin malah tertawa terbahak-bahak, gadis itu menarik dagu salah satu dari mereka.
Cuih!
“Merindukan ku?” Bisik Ryujin, tangannya mengusap lembut rambut milik seseorang yang kini meringis.
“Lee Haechan, apakah kau masih mengingat benda ini?” Sebelah tangannya mengeluarkan benda yang membuat Haechan terbelalak kaget, tubuh pemuda itu mulai memberontak.
“YA! KAU MAU APA SIALAN?!”
Kepulan asap di hembuskan pada wajah pemuda Lee itu, Ryujin melihat ujung rokok yang masih menyala, tatapan gadis itu teralih pada leher milik Haechan.
“Dulu kau melakukannya berapa kali?” Tanya Ryujin membuat Haechan menelan ludahnya susah payah.
Haechan malah menggeleng kencang, pemuda itu berusaha untuk melepaskan ikatan pada tubuhnya.
“Tidak! Lepaskan aku!”
Ryujin menahan kepala si Lee agar diam, gadis itu menekan ujung rokok pada leher milik Haechan, erangan terdengar jelas, Haechan mengejang, berusaha untuk menghindar namun Ryujin menekan terus dan terus hingga diberbagai titik leher dan dadanya yang telanjang dibagian atas.
“R-ryujin ampun ..”
Plak!
“Bawa dia!” Perintah Ryujin pada salah satu orang kepercayaannya untuk membawa Haechan keluar dari ruangan itu.
“Jangan mendekat!”
Kaki jenjangnya kembali melangkah mendekati satu laki-laki lagi, kini Ryujin sedikit berjongkok, membuka kedua kaki pemuda itu lebar-lebar dan-
“Bawa dia!” Perintah Ryujin yang kembali mendapatkan anggukan.
“Dan sekarang terakhir giliranmu, Na Jaemin”
Keringat dingin sudah membanjiri tubuhnya, Jaemin bahkan tak berani membuka mata, padahal dulu ia begitu bengis tak sudi untuk sekedar menurunkan pandangan.
“R-ryu aku-”
“Aku hanya ingin bertanya, dimana Park Jihoon?”
Glek!
Jaemin menggeleng ribut, pemuda itu mengatupkan bibirnya.
“Aku memberikanmu kesempatan satu kali lagi, dimana Jihoon? Bertahu aku atau aku akan membunuhmu detik ini juga!”
Tak seperti kedua sahabatnya yang mendapatkan siksaan, Jaemin malah didesak dan kini sebuah revelover berada dikeningnya.
“R-ryu aku tidak bisa--”
“Satu!”
“T-tapi Ryu-”
“Dua!”
“Ryu-”
“Tiga!”
DOR!
“Kenapa aku merasa ada yang mengikutiku?”
Kakinya melangkah semakin cepat, didalam gang hening seperti tak ada kehidupan, Jihoon terus mempercepat langkahnya ketika merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, ia baru kembali dari super market dan berinisiatif untuk memotong jalan, seharusnya Jihoon tadi mendengarkan saja apa kata bibi penjaga kedai didekat rumahnya untuk tidak memotong jalan ke gang sempit ini pada malam hari, akan sangat menakutkan soalnya.
Mata Jihoon meliar, berusaha untuk menemukan persembunyian.
Namun sayang sebuah bekapan pada mulutnya membuat Jihoon jatuh tak sadarkan diri, pemuda itu terkulai lemah.
Ryujin terus melihat kearah kamera cctv yang terhubung pada kamar seseorang, si gadis memperhatikan Jihoon yang duduk termenung sambil menangis, pemuda Park itu terlihat ketakutan.
Ryujin mengingat kembali perkataan Jaemin beberapa hari yang lalu sebelum ia benar-benar memutuskan untuk menculik Jihoon.
“Ryu-, Jihoon tidak seperti dulu, dia kini sudah kehilangan semuanya setelah kecelakaan yang menimpa keluarganya 5 tahun yang lalu, bahkan Jihoon kehilangan seluruh memorinya, dia sekarang pasti tidak mengingatmu, kami saja butuh waktu 2 tahun untuk bisa mendekatinya, Jihoon menjadi pribadi yang penakut”
Ryujin tak percaya awalnya namun ketika melihat tubuh yang dulu tegap serta begitu angkuh, kini sangat mungil kurus dan terlihat sendu, Ryujin mulai mempercayai apa kata Jaemin pada saat itu.
Tapi Ryujin tak boleh kasihan, dia sudah berjanji tak akan mengampuni siapa saja yang telah mengusiknya dulu.
Dendam harus tetap terbalaskan.
Ryujin mengambil langkah lebar untuk menghampiri si Park, kakinya melangkah memasuki kamar yang sudah ia siapkan khusus untuk kamar seseorang yang sangat spesial menurutnya.
Brak!
Saat Ryujin masuk kedalam kamar dengan sedikit menendang pintu, wajah yang semula menunduk kini menoleh dengan rasa keterkejutan.
“Sudah menangisnya?” Tanya Ryujin dengan nada dingin, hal itu membuat Jihoon membekap mulutnya segera.
Sret!
“Lihat wajahku, kau harus mengingatku!” Bentak Ryujin sekali lagi, gadis itu mencengkram rahang si Park membuat Jihoon mendongkak dengan wajah berlinang air mata.
Deg!
Ryujin tertegun sejenak, gadis itu sekalipun tak pernah melihat wajah Jihoon menangis, bibir pemuda Park tampak bergetar menahan Isak tangis.
“Ikut aku! Akan aku ingatkan perbuatan mu padaku!”
Tubuh Jihoon diseret, keluar dari kamarnya.
“TIDAK! LEPASKAN AKU! KAU SIAPA?!”
“LEPASKAN!”
“DASAR GADIS GALAK!”
“HUWAAAA LEPASKAN! MAU PULANG!"
Sepanjang diseret Jihoon terus menangis, pemuda manis itu benar-benar membuat kuping Ryujin pengang.
Ryujin memasuki gudang belakang rumahnya, ia sebenarnya ingin memasukkan Jihoon ke ruang bawah tanah, namun Ryujin tak tega, jadi ia ingin melihat sekarang sebagus apa mental pemuda yang dulu kerap kali membullynya.
“TIDAK MAU DISINI! KELUAR! AYO KITA KELUAR!”
Ruangan ini sangat jorok, banyak debu dan barang-barang jelek, suara tikus dan kecoa yang berkeliling membuat Jihoon menangis semakin histeris.
“HUWA BIBI TIDAK MAU DISINI!”
“DIAM!”
****
21+.
Ryujin ft 00l.
BDSM
Link di bio.
Jangan salah lapak
KAMU SEDANG MEMBACA
one-shot/ twoshote
Teen Fictioncerita khusus Gxb (Femdom) book khusus karyakarsa.