々. Hujan dan kenangan

327 17 4
                                    

warning! suicide, 900+ word, accident.

Ketika rindu memenuhi pikiran dan hati, hujan hadir sebagai penyerap yang mampu menyedot kekosongan dan kerinduan yang melanda. tetes tetes hujan yang jatuh seperti penyejuk yang mengambil bagian dari rindu yang ada, memberikan sedikit kenyamanan dan lega pada jiwa yang merindu.

Hujan selalu membawa harapan bahwa setelah hujan reda, akan ada pelangi yang muncul di langit. sama hal nya dengan yang dialami oleh Jeongwoo saat ini,

Haruto bagaikan hujan yang membawa harapan bahwa setelah hujan reda akan datangnya pelangi, sama seperti Haruto yang selalu saja memberi harapan kepada Jeongwoo yang saat ini telah ia tinggal kan.

"Ru, kenapa ini semua terjadi? kenapa kamu yang pergi ru.."

Jujur saja Jeongwoo sangat rindu padanya, rindu dengan wajahnya, suaranya yang nyaring dan memekakkan telinga, pelukan hangat Haruto, dan juga ocehan random yang sangat lucu di mata Jeongwoo, namun sayangnya kelakuan itu semua hanya akan menjadi sebuah kenangan yang indah dan tak dapat di ulangi kembali.

Derai hujan yang awalnya hanya sejentik rintik, sekarang bak sebuah bendungan yang bocor, sangat deras. Setelah tiga bulan yang lalu mayat Haruto dikuburkan dengan peti yang menjadi rumah nya juga liang kubur yang menjadi tempat peristirahatan terakhir nya.

Dengan tak sengaja, air mata Jeongwoo kembali membasahi pipinya, yang sebelum sudah mengering sekarang menjadi basah kembali sebab sang empu kembali menitihkan air matanya. Tak sengaja, ingatannya tentang hari hari dimana ia bertemu dengan Haruto.













tak

tak

tak

BRUK!

"aduh!" Haruto mendongak, mendapatkan tatapan datar dari seseorang yang ia tabrak, dengan sesegera mungkin ia berdiri lalu membungkuk meminta maaf kepada seseorang di depannya

"kak maafin haru, haru ga sengaja, tadi buru buru, sekali lagi haru minta maaf" ucapnya sambil sesegera mungkin untuk pergi dari sana, namun belum juga melangkah tangannya sudah di cekal

"rooftop, sepulang sekolah" ucapnya dingin

haruto meneguk ludahnya karena mendadak tenggorokan nya kering, ia pun mengangguk samar tapi dapat dilihat oleh Jeongwoo -seseorang yang haruto tabrak- setelah mendapat jawaban dari perkataan nya, Jeongwoo segera melepaskan cekalan di tangan Haruto, lantas berjalan kearah ruang kelasnya.

Haruto dengan tergesa berjalan sedikit berlari ke arah kelasnya dengan perasaan bimbang.
















"aku suka kamu" ucapnya dengan tiba tiba.

Haruto bingung, kenapa bisa manusia yang notabenya seseorang yang tertutup dan jarang bergaul dengan teman teman yang lainnya namun sangat terkenal itu bisa menyukai nya yang sangat nolep dan tidak famous seperti dirinya, bagaimana bisa? walaupun mereka sering berpapasan namun mereka tidak pernah sama sekali untuk berbincang, sekalipun itu singkat.

"iya aku suka sama kamu ru, aku gatau kenapa aku bisa suka sama kamu, padahal kita sama sekali gapernah berbincang" Jeongwoo berbalik dan mendapati muka Haruto yang sedikit bingung.

"aku cuma mau ngasih tau perasaan aku aja, walaupun ngga kamu bales juga gapa-" ucapnya terpotong dengan perkataan Haruto yang sangat mengagetkan

"aku juga." ucapnya

sebenarnya, tadi itu acting Haruto yang pura pura bingung agar sang lawan bicara itu bisa benar benar mengungkapkan isi hatinya, jujur saja haruto juga menyukai Jeongwoo semenjak ia menjadi murid baru yang ikut MOS di sekolahnya. ia selalu saja memperhatikan Jeongwoo dari jauh, sekalipun Jeongwoo sedang ada ekskul. Jeongwoo pun begitu, ia sadar di perhatikan seperti itu oleh seseorang.

Jeongwoo tersenyum lalu mendekat ke arah Haruto, "jadi, mau jadi pacarku?" Haruto yang tadinya menunduk malu, sekarang dengan antusias mengangkat kepala dan mengangguk anggukkan kepalanya hingga surainya pun ikut bergerak naik turun seiring kepalanya bergerak.

"thank you."





















Betapa indahnya masa masa disaat ia mengajak Haruto untuk menjadi pacarnya, selayaknya hujan yang menggenang, secerca memori itu hanya akan menjadi sebuah kenangan indah bagi Jeongwoo, lalu tanpa sadar ia kembali mengingat beberapa bulan yang lalu, dimana mayat Haruto terkapar pas di depannya.
















"kak Je! aku mau belii permen kapas di sanaa! ayoo belii" ucap yang lebih pendek

Jeongwoo menolehkan kepalanya dari handphone yang ia mainkan, dan memberikan perhatian penuh ke pemuda lucu di sebelahnya yang sedang duduk dan menatapnya penuh binar lalu menunjuk penjual permen kapas di sebrang sana.

Jeongwoo tersenyum, lantas menjawab ajakan sang pacar, "iya sayang, ayo." setelah mengucapkan nya, haruto tersenyum girang lalu mendahului Jeongwoo di belakang nya.

Haruto dengan tanpa melirik ke kanan dan kekiri langsung menyebrang begitu saja membuat sebuah mobil yang lewat mendadak menarik remnya dengan keras, namun sayang remnya tidak berhenti pas sebelum tubuh Haruto, namun malah menabraknya dengan keras.

"HARUTO AWAS!!"

CITTTTT

BRAKK!!!

Hilang sudah senyuman Jeongwoo, ia segera berlari ke arah Haruto yang sedang terkapar dengan banyak genangan darah di sekitarnya membuat Jeongwoo menangis dan sesegera mungkin menelpon ambulans

"sayang?? tetap sadar ya, aku mohon, tetap buka mata kamu, kamu harus kuat, bentar lagi ambulans datang, kumohon tahan.." Jeongwoo berucap dengan tergopoh gopoh sambil menitihkan air matanya

"kak je.. terimakasih ya.." ucap Haruto dengan nafas yang tersengal sengal

"sayang, kumohon bertahan.." Jeongwoo menahan air matanya agar tak terlihat oleh haruto yang perlahan mulai menutup matanya

"kak.. aku cinta sama kaka-" matanya pun tertutup rapat, tangannya yang semula di genggam oleh sang pacar perlahan lemas dan lepas dari genggaman Jeongwoo.

"HARU! HARU! TETAP SADAR SAYANG! JANGAN TUTUP MATA KAMU!" sayang, pacarnya sudah lebih dahulu menutup matanya dan meninggalkan nya sendirian


















Begitu pahit menelan kenyataan, Jeongwoo membawa tubuhnya ke arah tempat tidurnya, dan memandang keluar jendela kamar nya, ia melirik sekitar dan menemukan sebuah tali di pojok kamar, sebuah senyuman ia keluarkan, bahkan pintu kamarnya yang di gedor gedor tak ia hiraukan dan memilih untuk berjalan ke arah tali di pojok ruangan.

"haru, bentar lagi aku nyusul kamu sayang" ucapnya, ia tersenyum miris lalu dengan langkah gontai ia berjalan menuju balkon di sampingnya, ia mengambil kursi untuk menyangkut kan talinya di san dan mengikat talinya membentuk bundar

BRUK

kursi yang semula menjadi pijakannya kini jatuh, menyisahkan tubuh nya yang sudah tergantung.


















End.

INI FIRST TIME AKU BIKIN ONESHOT, kalo ga nyambung atau kurang ngefeel mohon maaf ya :3

sorry for any's typo! see youuu✌🏻

Tentang Kita - JeongHaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang