Chapter Three

457 63 3
                                    

Stranger : hmm, tidak

You : telat

Stranger : ya terserahlah

Stranger : pasti orang yang kau bilang itu baik, asik, dan lucu

You : tidak juga, memang kenapa?

Stranger : karena jika namanya mirip dengan ku, bisa jadi sifat nya sama dengan ku

You : kau terlalu pede Mags

Stranger : aku tidak peduli :p

You : tapi orang yang ku ceritakan itu sifat nya sangat beda dengan yang kau katakan

Stranger : maksudmu?

You : orang itu sangat cuek, tidak sopan dan juga menyebalkan

Stranger : kau yakin?

You : ya

Stranger : kau yakin mengenalnya?

You : tidak juga sih :D

You : lagian dia terlalu cuek, jadi saat aku ingin berteman dengan nya ia menolak

Stranger : -_-

Stranger : aku juga memiliki teman yang namanya mirip denganmu

You : bagaimana sifat nya?

Stranger : menyebalkan, sok tau, tidak sopan, aneh

Stranger : dan jika dia tertawa, ku yakin telinga mu bisa panas

You : segitu nya kah dia?

Stranger : ya

You : beda jauh kalau begitu dengan ku

Stranger : terserah kau lah

You : aku penasaran dengan wajahmu, mau menggunakan video?

Stranger : aku takut jika ternyata kau seorang kakek-kakek

You : jika kau tidak melihat ku malah kau akan rugi, karena aku ini sangat tampan

Stranger : whatever mr. Percaya diri

You : jadi gimana? mau pakai video atau tidak?

Stranger : lainkali mungkin? aku sudah merasa ngantuk

You : sekarang masih jam 7.30

Stranger : aku capek tau

You : ya sudahlah, besok kita chat lagi ya

You : di jam yang sama

You : jangan sampai telat

Stranger : iya, cerewet

You : goodnight Mags!

Stranger : night!

Stranger have disconnected.

Aku tidak tau harus melakukan apa sekarang. Aha! Aku tau. Lebih baik aku makan. Setelah makan kan perut ku kenyang. Lalu aku bisa tidur. Haha aku terlalu pintar.

• • •

Untung saja hari ini jadwal kuliah ku tidak terlalu pagi seperti kemarin. Jadi aku tidak perlu bangun sangat pagi.

Krauk, krauk

Sepertinya perutku meminta makanan. Aku pun langsung beranjak ke dapur untuk mencari makanan. Ternyata, aku sudah kehabisan stok makanan akibat tadi malam.

Hanya tersisa susu di kulkas. Jadi, aku hanya meminum susu untuk mengganjal laparku. Setelah itu aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan badanku.

Krauk, krauk

Ugh, ternyata perutku masih lapar. Aku pun memutuskan untuk mencari makanan di luar rumah. Sekaligus berangkat ke kampus.

--

Tumben sekali cafe nya penuh. Hanya ada satu meja yang tersisa. Sebenarnya sih ada yang menempatinya. Namun, depan nya kosong. Mungkin aku bisa duduk disana. Semoga saja.

"Permisi, apakah ada orang yang duduk di depan mu?" Tanyaku sambil membawa makanan. Dari belakang, perempuan ini memiliki rambut yang indah. Mungkin dia cantik? Jadi aku bisa modus, hihi.

Orang yang ku maksud itu menengok ke arahku. Namun ternyata berbeda dengan ekspektasi. Tadinya aku mau modus kepada perempuan ini. Ternyata perempuan ini adalah Maggie. Kalian tau dia kan?

"Maggie?" Tanyanya ku memastikan. Well, aku sedikit tidak percaya. Aku jadi merasa sedikit malu berkata begitu sopan kepadanya tadi.

Dia tidak merespon ku. Dia hanya memasang muka datar tambah muka malas tambah muka bosan. Argh, aku tidak tau. Jadi ku anggap itu sebagai jawaban 'iya'.

Tanpa di suruh, aku mendudukan diriku di depan nya. Dia tidak menghiraukan ku. Dia sedang asik membaca artikel tentang musik dari suatu majalah.

"Aku baru tau kau menyukai musik" ucapku membuka pembicaraan.

"Banyak yang kau tidak ketahui tentang ku James" jawabnya.

Tunggu dia memanggil ku James? Oh iya aku baru ingat hanya beberapa orang yang memanggilku Niall. Jujur, aku tidak suka dengan panggilan James. Menurutku namanya terlalu biasa, sedangkan Niall itu lebih unik. Betapa bodohnya aku dulu ingin dipanggil James. Sungguh, aku menyesalinya.

Tidak lama dia berdiri menandakan dia sudah ingin pergi. Aku mencegat nya dengan menahan tangan nya.

"Apa yang kau mau James?" Tanya nya ketus.

"Kau tidak mau berangkat bersama ku ke kampus?" Tawarku. Aku tau pasti dia ke cafe ini sendiri.

"Tidak" jawabnya singkat. Lalu, ia langsung meninggalkan ku. Terkadang aku suka bingung, kenapa ada seseorang secuek dia? Argh, aku tidak habis pikir dengan nya.

Padahal dia menarik. Tapi sayang sifat cuek nya menutupi segalanya. Dan kalian tau? Aku senang sekali mencari masalah dengan nya di kampus. Karena, aku suka melihat respon nya jika dia marah. Tapi terkadang aku jadi ikut terbawa emosi.

"Apakah ada orang di depanmu?" Tanya seseorang sambil menepuk bahuku. Aku mengangguk. Aku benar-benar tidak tau siapa orang itu. Tapi suara nya sih familiar.

"Kennie?" Ucapku tidak percaya. Tetapi ucapanku itu lebih terdengar seperti pertanyaan. Aku benar-benar tidak percaya orang di hadapanku adalah mantanku. Ya, Kennie itu mantan ku.

"Niall?" Balasnya tidak yakin. Mungkin dia juga tidak percaya akan bertemu dengan ku sekarang. Aku hanya mengangguk. Aku harap tidak ada kecanggungan di antara kami berdua.

Syukurlah, doa ku terkabul. Aku tidak merasa canggung sama sekali. Ternyata Kennie enak di ajak ngobrol. Sehingga kami tidak merasakan canggung.

Setelah aku selesai makan, aku melirik ke arloji ku. Shit. Sepuluh menit lagi kelasku akan di mulai. Aku langsung berpamitan dengan Kennie dan langsung mengendarai mobilku dengan cepat ke kampus.

Untung saja aku sampai kampus tepat waktu. Sebenarnya, terlalu pas. Saat aku sampai di depan kelas, di saat itu juga bel berdering.

Aku mengedarkan pandangan ku mencari Maggie. Bukan karena aku suka dengannya, aku ingin menjahilinya hihi.

Nah itu dia. Aku langsung duduk di sebelahnya. Terlihat jelas sekali dari taut wajah nya jika dia sedang kesal. Mungkin karena aku duduk di sebelahnya? Bisa jadi.

• • •

Hai! Makasih buat yg ngevote, I really appreciate it. Selamat menunaikan ibadah puasa ya buat yang puasa.
6+ votes for next chapter

Love, Mrs. GriRan

Unexpected [n.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang