tiga

462 57 1
                                    

Sunghoon mempersilahkan Heeseung masuk. Dia membawa Heeseung untuk duduk di sofa ruang tengah kosan Sunghoon.

Kosan Sunghoon memang terbilang cukup elit karna terdapat ruang tengah dan juga dapur.

Setelah mempersilahkan Heeseung untuk duduk, Sunghoon berlalu ke dapur untuk memberikan minum.

Sekembalinya dari dapur, Sunghoon kemudian duduk di hadapan Heeseung.

"Jadi Sunghoon, setelah melihat cctv toko. Kamudan temanmu tertangkap kamera cctv, terlihat mendatangi toko tadi siang"

Sunghoon mengangguk "iya benar komandan tadi saya dan Jake niatnya mau beli eskrim tapi tokonya tutup jadi kita balik lagi"

"Tapi kenapa kamu dan temanmu malah berdiri melihat ke arah dalam toko? Bukannya langsung pulang setelah melihat toko tutup"

"Saya dan Jake berdiri beberapa saat di depan toko karna saya seperti melihat orang di dalam toko. Tapi saat saya tanya ke teman saya dia bilang nggak liat orang"

"Kamu sempat lihat muka dia?"

"Nggak komandan, soalnya posisi dia ngebelakangin saya. Oh dan dia pake hoodie warna hitam kepalanya juga di tutup pake hoodie yang dia pake"

Heeseung menulis semua penjelasan Sunghoon, di catatan yang dia bawa.

*****

Di waktu yang sama, di kamar Jake. Jake juga sedang di tanyai perihal keberadaannya di toko eskrim bersama Sunghoon siang tadi.

"Jadi kenapa kamu bisa ada di toko eskrim siang tadi?"

"Saya dan Sunghoon niatnya mau beli eskrim karna hari ini cuaca panas banget. Eh pas sampe sana tokonya tutup"

"Terus kenapa kamu nggak langsung pulang pas liat tokonya tutup? Malah berdiri di depan toko?"

"Soalnya Sunghoon liat orang di dalem toko, tapi saya nggak liat. Lagian pak tokonya di gembok dari luar jadi saya pikir Sunghoon salah liat aja. Nggak ekspektasi bakal terjadi pembunuhan disana"

Jay menganggukan kepalanya, dia harus cocokan jawaban Jake dengan milik Sunghoon. Apabila ada kejanggalan di jawaban mereka berdua, mereka akan masuk dalam daftar tersangka.

"Baik saya rasa sudah cukup, maaf mengganggu waktu istirahat anda. Terimakasih atas kerjasamanya"

Jake mengantarkan Jay sampai depan pintu, dia penasaran Sunghoon juga di datengin detektif nggak yah.

*****

"BANGSAT, HARUSNYA TADI KALIAN JANGAN LANGSUNG KUNCI PINTU MASUKNYA"

"Maaf bos kami salah mengartikan tugas anda"

Tendangan di perut di dapatkan dari bosnya. "Harusnya biarin dulu mereka masuk tolol, biarin mereka di dalem dulu. Biarin mereka masuk ke list tersangka"

Orang itu hanya bisa meringis memegang perutnya yang di tendang tadi. "Maafkan saya bos, tolong ampuni saya"

"Lo gue kasih kesempatan sekali lagi, tapi rencana yang ini nggak boleh gagal"

*****

"Hoon artikel soal orang tua kita masih tetep sama dari dulu" Jake terkekeh, miris benar benar miris. Sekuat itukah pembunuh orang tuanya.

"Apa? Masih tetep di duga saling membunuh?"

Sunghoon beneran udah males, semua artikel di platform berita bilang kalau orang tua dia dan Jake saling membunuh.

Kesimpulan tolol macam apa itu, udah jelas jelas senjata nggak di temukan di tkp. Ya kali pas orang tuanya sama orang tua Jake udah saling bunuh masih sempet nyembunyiin barang bukti. Kan bego.

"Udah lah jake jangan di bacain terus, nggak akan ada yang beda kok. Semua platform berita isinya begitu"

"Platform mana sih ini yang pertama nyebarin berita tolol ini"

"Nggak tau coba lo cari, siapa tau kan ada nemuin petunjuk baru"

Jake yang mendengar perkataan Sunghoon langsung mencari platform mana yang menyebarkan berita ini pertama kali.

"Hoon gue malah nemuin yang lain"

"Apa? Petunjuk baru? Atau berita bohong lagi?"

"Ternyata detektif Heeseung sama detektif Jay pernah pegang kasus orang tua kita"

The Secret •Heehoon•Jayke•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang