19

17 3 0
                                        

Justin bersama Zaskia memutuskan masuk sembari bergandengan tangan dan  merebahkan tubuhnya di kasur king size.  Justin tentu saja menyentil hidung mancung Zaskia hingga membuat cewek itu langsung geli.  Zaskia segera mencubit pipi Justin dengan sangat erat sehingga Justin mengerang.

"Zaskia, semisal gue pergi. Apa yang bakal Lo lakukan?" tanya Justin sembari memeluk tubuh Zaskia sekaligus mengelus rambut panjang sahabat dekatnya yang kini telah menjadi orang yang ia cintai.

"Ngapain ngomong gitu. Kayak mau mati saja Lo. Gue bakal menyusul Lo. Walaupun harus bunuh diri sekalipun. Makanya jangan pergi!"

"Gue cuma tanya. Zaskia, tolong jangan lakuin. Karna masa depan Lo masih panjang. Apalagi Lo juga bakal ketemu cowok lebih baik dari gue."

"Justin, cowok yang gue sukai itu Lo. Kenapa nyuruh gue bersama cowok lain." Zaskia menjawab pertanyaan Justin lantaran ia tidak sangat menyukai remaja itu tapi Justin menyuruh untuk berhubungan dengan laki-laki lain.

"Asal Lo tau. Sejak awal gue hanya pura-pura. Apalagi gue udah muak sama Lo. Cewek yang hanya bisa merepotkan dan gue bener nyesel kenalan sama Lo!"

"Ternyata Lo sama saja. Gue kira beda dari kebanyakan cowok. Oke kalau itu keinginan lo. Gue bakal menjauh dari Lo." Zaskia memutuskan bangkit dari tempat tidur Justin lantaran sudah merasa kecewa dan memutuskan keluar sembari mengusap air mata yang telah jatuh membasahi pipinya.

Namun, secara tiba-tiba Tania menyapa Zaskia tapi remaja itu hanya mengabaikan wanita paruh baya itu.  Zaskia memutuskan pulang ke rumah sedangkan Tania segera bertanya kepada  Jordan yang kebetulan berada di sana. Jordan hanya menoleh ke arah Zaskia sembari menggelengkan kepalanya.

"Jordan, tolong sambut tamu. Karna mama mau ke kamar Justin. Ayana kemana bukannya tadi sama kamu?"

"Lagi ke toilet, oke mama tenang saja. Mending buruan urus Justin."

"Kayaknya, kamu cocok sama Ayana. Gimana kalo kita bahas pertunangan kalian?"

"Jangan dulu. Apalagi Jordan belum berminat."

Tania mendengar hal itu hanya tertawa mendengar jawaban Jordan dan ia segera menuju ke kamar Justin.  Namun, sorot mata Tania seketika kearah laki-laki yang terlihat meneteskan air mata berada di tempat tidur. Tania segera memeluk tubuh Justin dengan sangat erat sembari memandang ke sekeliling.

"Sayang, apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kamu nangis. Tolong cerita kepada mama. Jangan bilang kamu bertengkar dengan Zaskia?"

"Mama, Justin memang buat Zaskia sedih. Apalagi penyakit Justin bakal parah. Jadi terpaksa Justin suruh Zaskia menjauh. Sebab tidak ingin Zaskia punya pacar kayak Justin."

"Memangnya,kamu nggak kangen?"

"Nggak, karna Justin udah lepasin Zaskia."

Tania segera mengelus rambut Justin sembari mengecup kening remaja itu dengan sangat lembut. Wanita cantik itu segera menyalakan sebuah lagu sembari memakaikan earphone kepada Justin. Sebab, ia tau Justin memiliki gangguan tidur cukup parah walaupun sebenarnya udah menjalani pengobatan.

****

Jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi semua orang melakukan rutinitas sehari-hari sembari menunggu kedatangan Justin. Jordan bersama Alex tampak menikmati masakan Tania sedangkan Stella duduk di pangkuan wanita paruh baya itu. Namun, Justin belum keluar juga sehingga membuat Tania langsung resah.

"Jordan, tolong panggilkan Justin. Suruh makan bareng?" Jordan segera berjalan ke kamar Justin sembari mengetuk kamar adik kembarnya tapi tak mendapatkan sautan dari si pemilik ruangan itu.

Eternally yours (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang