✧7✧

3.6K 40 1
                                    

"J-jino?" 

Ning Ning menganga tak percaya, sahabat masa kecilnya sekarang berada di hadapannya. Dengan kondisi seperti ini Ning Ning merasa malu. Bagaimana jika Jino tau segalanya dari dokter Solon?

Sesaat setelah berbinar memandang Jino, Ning Ning menyembunyikan wajahnya. Jino juga tak mempersalahkan itu kemudian pergi meninggalkan ruangan.

Solon membawa Ning Ning ke rumahnya, seperti yang dikatakannya di rumah sakit. Kini dirinya tengah beristirahat di salah satu ruangan di rumah dokter Solon.

Solon sendiri tengah berkumpul bersama Ayah, Adik dan Jino di ruang makan. Mereka berunding tentang masalah yang tengah dihadapi Ning Ning. Ini juga karena Solon pernah memiliki masalah dengan Jay.

Solon hanya merasa harus membalaskan dendamnya, dengan alasan Ning Ning. Solon hanya akan memberikan Jay pelajaran atas apa yang dilakukannya pada sahabat dari sahabatnya.

"Jay, tidak punya apa apa sekarang." Ungkap Ayah dari Solon.

Ketika itu juga semua pandangan tertuju pada Ayah Solon. Sebuah kop surat diletakkan di atas meja lalu Ayah Solon membukanya dan mengeluarkan isi kop surat tersebut.

Ada tiga poto yang dicetak. Gambar pertama menunjukkan seorang pria paruh baya tak sadarkan diri dan diikat di sebuah ruangan, yang kedua sebuah perusahaan, terakhir gambar Jay yang sedang di club berjudi.

Dengan ketiga poto itu Solon dan Jino sudah tau apa maksudnya. Ayah Solon menculik Ayah Jay lalu membuat Jay terpuruk.

"Jadi, rencana Ayah apa?" tanya Solon kemudian setelah berpikir lama.

"Kamu bodoh atau bagaimana?"

"Bokap lo nyekap bokap si Jay. Perusahaan bokapnya juga kelihatannya sekarang gak ada pemimpinnya. Semua bawahan bokap Jay pasti lagi nyari kemana-mana, ini kesempatan kita bikin keluarga Jay jatuh." Jelas Jino dengan rinci.

Solon mengangguk-angguk paham. Poto itu kembali di masukkan ke dalam kop dan Ayah Solon simpan diruang kerja. Tugas mereka sekarang hanya menjaga Ning Ning tetap aman dirumah, dan membuat Jay dipenuhi hutang.

Perusahaan mungkin akan segera bangkrut. Bagaimana jika suatu organisasi kehilangan pemimpinnya? Tidak akan terorganisir. Mereka akan kehilangan kunci pintu kesuksesan perusahaan.

Benar. Itu adalah tujuan ketiganya sekarang. Ning Ning mungkin akan berguna suatu saat, Jay sekarang pasti sudah sangat terikat dengan Ning Ning. Maka, itu lah rencana mereka.

_

Ning Ning menghampiri Jino saat tengah malam. Dia mengendap-endap masuk ke kamar Jino saat Jino hendak tidur.

"Ninga?"

"Jino..." Ning Ning berhambur memeluk Jino dengan erat. Dia menangis dipelukan Jino dan tidak melepaskannya dalam waktu yang lama.

"Maaf, baru datang sekarang."

Ning Ning menggeleng kepalanya cepat, dia menatap Jino berbinar. Sorot mata yang begitu merindukan seseorang kini luntur. Rindu yang menumpuk sudah terbalaskan.

Jino membawa Ning Ning untuk duduk diatas ranjang. Memegang bahu perempuan itu dengan hangat dan tulus. Jino mengalirkan segala kehangatan untuk menghilangkan kekhawatiran Ning Ning.

"Izinin gue..."

Jino mengecup Ning Ning, mengecupnya lagi, mengecupnya lagi, kemudian menempelkan bibirnya pada bibir Ning Ning begitu lama, lalu melumat nya dengan lembut.

Knop pintu berputar, Jino langsung melepas tautan mereka. Jino berlagak memeluk Ning Ning untuk menutupi kecanggungan.

Solon sendiri sudah senyum senyum. Dia juga paham perasaan Jino. Tidak ada yang namanya pertemanan diantara pria dan wanita. Tidak mungkin bagi Jino untuk tidak menumbuhkan perasaan pada Ning Ning.

Solon datang hanya ingin memeriksa Jino dan membicarakan suatu hal. Tapi, sekarang Solon masuk dan menuju meja kerja Jino, meletakkan sebuah kunci diatas sana.

Sebelum akhirnya pergi dari kamar Jino, Solon tersenyum geli pada Jino. Sudut bibir Jino tak tertahan ingin mengembang, kemudian Jino mendorong Ning Ning pelan hingga terbaring di ranjangnya.

Jino melanjutkan yang sempat tertunda. Bibir, leher Ning Ning dihujani kecupan dari Jino kemudian mereka tertidur bersama dengan pulas. Mereka tidak mempermasalahkan itu, Jino dan Ning Ning sudah bersahabat sejak kecil.

Hanya saja, Ning Ning tidak tau perasaan yang dimiliki Jino padanya. Sangat disayangkan, tapi Jino nyaman dengan itu.

_
Tbc.

HYPER | [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang