Jam berganti hari, haripun berganti bulan sampai bulan berganti tahun. Thalia masih tetap segar di dalam peti kaca yang sengaja di taruh di kamar Lord.
"Aku rindu," ucap salah seorang pemuda tampan yang berantakan di ranjang sembari memeluk sebuah boneka beruang kecil.
Lord. Pria itu adalah Lord sang Raja Vampir. Ia benar-benar merasakan kehilangan atas kematian istri kecilnya —Thalia Leonard.
Setahun sudah Thalia meninggalkan mereka dengan senyuman tipis terukir di sudut bibirnya.
Lord benar-benar terpukul atas kematian gadisnya yang tidak bisa di jaga.
"Andai aku menyadari nya, Thalia. Mungkin kita masih bisa sama-sama seperti dulu. Aku benar-benar kesepian sekarang," gumamnya.
Air matanya luruh begitu saja membasahi pipinya dengan cepat. Matanya sedikit memerah, ia berusaha meredam rasa sakit dan emosi secara bersamaan.
Dadanya kian sesak dan sakit hanya untuk menahan rasa dendam yang benar-benar bertambah besar.
Perlahan serpihan ingatan kembali masuk ke dalam pikirannya. Tentang di mana ia berjanji akan mengabadikan Thalia jika pergi terlebih dahulu.
"Janji kita? Apa aku bisa melakukan itu kepadamu, Thalia." Lord kembali menunduk meremas kuat boneka beruang milik gadisnya.
"Kenapa harus dirimu? KENAPA?!!" teriak Lord menggema di seluruh kerajaan.
Xaviar dan Athar yang sedang berlatih pedang di area berlatih, seketika terlonjak kaget saat mendengarkan teriakan menggema sang Rajanya.
"Aku yakin pasti Tuan Lord kembali mengingat kenangan sang Ratu," ucap Athar.
Atha sebenarnya juga tak lupa dengan penglihatan yang ia sadari selama ini. Musuhnya ada sahabat masa kecilnya dulu, dan lebih mengejutkan lagi ini adalah alasan mengapa sahabatnya—Athur meninggalkannya hanya demi bangsanya.
Athar benar-benar marah dan kecewa tapi untuk membunuh sahabatnya itu tidak akan pernah bisa walaupun sudah menjadi masa lalunya.
***
Di kerajaan Bangsa Wolf. Celine berakhir menjadi pendiam dan sering melamun, kadang ia berbicara sendiri seakan-akan ia berbicara dengan Thalia.
Gold sungguh bingung sekarang ini, bagaimana caranya mengembalikan istrinya seperti semula layaknya Celine yang dulu.
Rasa kehilangan yang begitu besar membuat Celine benar-benar menjadi mayat hidup. Tatapan kosong, bibirnya pucat dan sedikit mengurus.
Gold terpaksa membawa gadisnya ke kerajaan Vampire agar bisa di rundingkan. Ia tak sanggup melihat istrinya seperti orang tidak waras.
"Aku harus menemui Lord. Siapa tau dia bisa bantu dan juga mencari idea untuk membangkitkan Thalia tanpa adanya ikatan," guma Gold.
Gold membawa Celine menuju kerajaan Vampire, mereka disambut oleh Xaviar dan Athar. Zex mengikuti Tuannya dari belakang dan tersenyum menyapa sahabat-sahabat.
"Ada apa, Tuan?" tanya Xaviar melihat Celine benar-benar berantakan.
"Kita harus membicarakan masalah ini dengan Lord. Mungkin, dengan membangkitkan kembali menjadi abadi adalah keputusan terbaik," tutur Gold.
Xaviar diam tak menjawab, lalu perlahan menghela napasnya dengan berat.
"Tuan, untuk sekarang Tuan Lord juga benar-benar frustasi dan berantakan. Akhir-akhir ini beliau sering mengurung dan teriak-teriak mengatakan *Kenapa harus Thalia yang pergi* ini benar-benar di luar kendali kami. Membangkitkan abadi tubuh Nona Thalia hanya Tuan Lord yang bisa melakukannya. Namun, jika ritual kebangkitan Nona Thalia gagal maka jasadnya akan hancur lebur," ucap Xaviar panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Vampire
FantasyWarning 1821+!! Mungkin ada beberapa kekerasan dan sedikit mantra fantasi. Jangan meniru yang tidak baik di cerita ini, ya! Ini hanya cerita fantasi, khayalan semata dan haluan. Ini dari otak saya sendiri meresnya. Jadi, jangan coba-coba plagiat a...