Love and Lies - 07

57 6 12
                                    

Main Cast :

Kim Sohyun as Ahn Hyunso
Kim Taehyung as Choi Taegyeong
Park Jimin as Han Jeemin

[Cerita ini hanya bersifat fiktif, artinya kejadian di dalamnya tidaklah benar-benar terjadi. Adapun nama tokoh hanya dipinjam sebagai pemeran dalam cerita, bukan menceritakan kehidupan sebenarnya.]

• Hanya bersifat sebagai hiburan •

[Adegan apapun tidak untuk ditiru!]

[Tidak boleh meniru ataupun menjiplak cerita, terima kasih]

[Love and Lies - 07]

---

Rembesan air hujan lagi-lagi terdengar menyusuri atap rumah milik tuan Choi itu. Lapisan bening jendela bahkan sudah mengabur dialiri air langit yang belum berhenti sejak pukul 12 malam tadi, tepat setelah Taegyeong dan Hyunso kembali dari acara itu. Jika dihitung, berarti hujan belum berhenti selama dua jam lebih.

Silaunya kilatan petir lebih dulu datang sebelum akhirnya dentuman suara alam itu mulai terdengar setelahnya. Taegyeong belum tidur, padahal beberapa jam lagi pagi akan segera tiba.

Di ruangan beraroma aromatic woods itu tubuhnya berakhir mendudukkan diri tanpa gairah. Ia terdiam, melirik samar ribuan tetes air yang merayapi kaca jendela, angin ribut di luar sana masih berkeliaran hingga dahan dan ranting pohon mulai berjatuhan menghiasi halaman belakang rumah.

Tepat dihadapan Taegyeong kini, telah terbaring seorang wanita yang terlihat lebih muda tiga tahun darinya. Wanita bersurai coklat tua itu tertidur tenang tanpa terganggu sedikitpun dengan kebisingan sekitar. Wanita yang memiliki hidung yang sama persis seperti pria itu, saudara perempuannya, Choi Daeun.

Sudah genap tiga tahun wanita itu dinyatakan koma. Selama itu pula respon tubuhnya sama sekali belum ada perkembangan, bahkan untuk sekedar melihat pergerakan satu jarinya saja masih menjadi hal yang mustahil.

Rahang Taegyeong mengeras, pancaran matanya kembali memanas hingga mata itu mulai terlihat memerah sekaligus berkaca-kaca. Badai malam ini berhasil membawa memori yang ia benci itu kembali ke permukaan pikirannya. Malam yang berhasil merubah wataknya yang ramah menjadi dingin dalam waktu sekejap mata.

Ia ingat betul bagaimana monitor medis yang tersambung ke tubuh adiknya itu bernada putus-putus. Persentase detak jantung yang tertampil di layar menunjukkan kondisi normal. Namun pikirannya tetap berkalut tidak tentu arah, bahkan ia sempat mengira saudara satu-satunya itu akan pergi selamanya. Sebelum dokter akhirnya menyatakan status koma untuk Choi Daeun.

"Daeun-ah kumohon, sadarlah...," lirih Taegyeong di malam itu.

Keadaan vital Daeun sempat berkembang hari demi hari, namun dokter tetap menyatakan kemungkinan wanita itu untuk sadar sangatlah kecil. Terbukti tiga tahun berlalu, bahkan sedikit saja harapan untuk perkembangannya sama sekali tidak terlihat.

Saat itu...

Tepat beberapa jam sebelum Daeun dinyatakan koma, insiden itu terjadi. Ketika malam musim dingin, wanita berkulit putih pucat itu dilarikan ke Rumah Sakit Mujigae dengan kondisi mengenaskan. Setibanya di sana ia sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Irama roda brankar pasien yang memenuhi koridor RS semakin menambah kepanikan Taegyeong saat para perawat membawa Daeun ke ruangan UGD malam itu. Taegyeong tertegun, rasanya sangat sesak melihat satu-satunya orang berharga dalam hidupnya merasakan kesakitan di depan matanya sendiri. Ia ingat betul bagaimana bagian belakang kepala Daeun tidak berhenti mengeluarkan darah yang terus mengucur dan menodai seluruh pakaiannya dengan kuyupan cairah merah beraroma anyir itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE AND LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang