Aku,kamu atau kita?

101 11 6
                                    

Hendra Pratama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hendra Pratama

jika nanti aku dibutakan oleh pemahaman kolotku tentang perasaan dan relasi antar kita yang bisa saja sulit ku terjemahkan dengan gamblang maka jelaskan secara perlahan, satu-satu dan  bahkan jika ada poin yang terlewat pun aku bisa memaklumi dan merelakan.  - dari Anja untuk Tala

🪷

Terik siang mulai meneduh kala sore menuju senja, sekarang pukul 4 sore, dua individu saling melempar pandang ke arah lapangan sekolah mereka yang sedikit kelabu ditopang gerumul awan yang hampir menumpah-ruahkan bulir air nya ke daratan tempat mereka berpijak, angin berhembus kesana-kemari membuat sang gadis bergidik kedinginan, Tala lalu menggeserkan tubuhnya mendekat lalu menggenggam tapak tangan mungil sang gadis sambil sesekali meniupkan hembus nafas nya yang serasa hangat.

Anja terhenyak, untuk sebentar ia mematung dan hanya memandangi Tala yang nampak duniawi namun selalu saja membuat sensasi aneh di perut dan dada nya meluap-luap tak karuan.

"Makasih Tala" ungkap sang gadis yang wajah nya sudah merona seperti kepiting rebus.

Tala mengembalikan Tapak mungil anja ke pangkuan nya lalu tersenyum sampai netra nya mengapit hampir seperti bulan sabit " ini tugas ku mulai sekarang"

"Tugas kamu gimana?" Tanya Anja.

"Memang nya kita pacaran?" Kalimat yang menyusul sukses membuat Tala tercengang. Ia rupanya salah paham dengan tragedi saling mengaku kemarin.

"Menurut kamu gimana?" Tala mengembalikan pertanyaan nya ke sang puan, ia takut salah jawab atau saja terlalu percaya diri.

"Ngga gimana-gimana sih" Kalimat nya menggantung untuk beberapa saat membuat yang mendengarnya menjadi lesuh. Pikiran nya pun ikut kisruh.

"Jujur aku ngga pernah membayangkan aku jadi hak milik orang lain" lanjutnya.

"Aku ngga pernah berpikir mendedikasikan waktu dan energiku untuk satu orang tertentu" kalimat nya dirangkai terdengar keluh dan tanpa perasaan yang berarti, namun kemudian sang gadis manis menatap Tala yang tertunduk atas hati nya yang seketika nyeri sendiri dengan tatapan berkerling jelita seolah ia sedang jatuh-jatuh nya ke sipemuda lugu disamping nya.

"Tapi dengan pikiran terbuka dan secara sadar aku bisa melihat masa depanku di kamu Tal"
Kalimat yang menggantung akhirnya sampai ke titik akhir.

"Aku mau jadi orang itu dan akan selalu berusaha jadi orang yang seperti itu" Tala merespon kilat seolah yakin dan paham maksud si gadis manis.

Urban boy | Sohee  RIIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang