1 : Tala

261 16 0
                                    

Anja dan cara pandang nya tentang hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anja dan cara pandang nya tentang hidup

Hari senin bertajuk kelabu, ada langit yang gundah ada pula hati yang gelisah terlihat gamblang dengan gerumul awan yang terlihat keruh seperti riak air yang menggenang dijalanan yang melenggang, gadis remaja yang lengkap memakai seragam sekolah nya juga terlihat bersungut, ia tidak kalah keruh dengan awan mendung, meski perasaan adalah hal yang tak kasat mata tapi raut wajah nya dengan jelas menunjukan suana hati nya yang kalut, seperti ada yang mengubek-ubek dada nya rusuh, Hati nya kini dipenuhi debu dan gumpalan perasaan yang kusut tak berbentuk.

Langkah nya berat namun bukan karena terbawa angin yang berhembus kuat hanya tungkai nya yang merasa lemah setelah pagi ini tepat nya sebelum sekolah ia berbincang singkat dengan orang tua nya, tidak aneh baginya jika merasa sekalut ini setelah berbincang dengan orang tua nya karena relasi antar Anja dan orangtua nya sedikit memanas sejak tragedi beberapa tahun lalu, menurutnya jika saja ujian tidak akan diselenggarakan sebentar lagi ia tidak mau berbincang hanya untuk meminta uang untuk membayar tunggakan SPP nya. Meski finansial ia lebih dari cukup tetapi karena ada jarak yang cukup terasa ia lebih baik menunggu beberapa bulan sampai pada poin semua bayaran telah terkakulasi dan ia hanya perlu meminta sekali.

Tidak seperti remaja lain yang tidak ingin cepat bertumbuh dewasa, Anja bisa dibilang kebalikan nya, meski terdengar sedikit munafik dan naif namun ia yakin bertumbuh dewasa dan menua adalah jalan paling benar nya untuk mendapatkan kebahagiaan. Tujuan hidup nya hanya untuk pergi jauh, melangkah dan berpindah mengukir kisahnya sendiri seolah hidup terlepas dari malapetaka yang ia jalani selama ini.

Langkah kaki nya kemudian melambat dan kemudian memasuki ruangan TU yang nampak sudah kuno dan tua termakan usia, sekolah nya memang sudah tua yang menandakan bahwa ini salah satu SMA ter-akreditasi dan bagus di wilayah sekitar Anja tinggal.

Ada warna yang tidak familiar memenuhi ruangan TU sekolah nya pagi ini karena tidak biasanya ruangan ini menyebarkan wangi Lavender setenang ini, atau mungkin ini karena langit mendung yang mendukung suasana teduh pada ruangan tua ini. Anja tidak sendiri, dilihatnya ada remaja pria yang tinggi dengan rambut gondrong dan bahu lebar sedang bercakap tenang dengan staff TU yang sudah beruban menunjukan ia sudah diujung masa pensiun nya, Anja sedikit menggumam dalam hati Panjang banget rambut nya keluar dari sini juga pasti kena razia

Lamat-lamat ia memasang rungu nya untuk menangkap percakapan yang tengah diungkap dua arah oleh remaja pria disamping nya dengan staff TU.

"Aku udah bayar loh kok seragamnya belum aku terima ya"

"Waduh itu bukan kuasa saya mas, saya cuma bisa cek mas sudah bayar kan sudah ya tadi kita cek bersama, tapi mungkin untuk seragam baru tersedia besok"

"Loh terus aku gimana hari ini?"

"Pakai saja mas seragam yang ada pasti teman-teman mas juga mengerti"

Urban boy | Sohee  RIIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang