Bagian 07

17.1K 1.1K 242
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  🦋

"MAHIKA NENEKMU NELFON. MAHI. MANA SIH WOI. HIKA. MAHIKA!"

"HEH!" tegur seorang santriwati senior ketika Zihan teriak-teriak di teras asrama.

"Apasih. Nggak usah bombastic side eye? Orang cuma buka suara bukannya buka baju. Hihh." Jawab Zihan cukup sinis.

"MAHIKA. MANA KAMU WOI."

Santriwati senior itu masih terus menatap sinis Zihan. Sampai akhirnya Zihan menjulurkan lidahnya dan segera pergi sana.

"Rese!" katanya sebelum pergi.

"Mahika mana sih ya Allah." Zihan terus berjalan mencari anak itu.

Bahkan ia sampai memeriksa Mahika di belakang asrama. Tapi tidak ada juga. Hingga akhirnya Zihan melihat Mahika di dalam masjid.

"Dia ngapain di masjid jam segini?"

Zihan berjalan menuju masjid. Biasanya jam segini tidak akan ada orang di sana. Ketika Zihan ingin berteriak memanggil temannya tersebut. Zihan kontan menutup mulut.

"Kok ada Gus Zaman?!" Zihan kembali mengintip dari jendela masjid.

"Ngapain mereka ngobrol di masjid. Mana kayak orang pacaran lagi."

Zihan kembali mengintip. Zaman di Shaf laki-laki dan Mahika di Shaf perempuan. Mereka mengobrol lewat pembatas Shaf tersebut. Sedikit membuka kain menutup batas itu.

"Gus Zaman kenapa mau ngobrol sama si kutu kupret ya? Apa ini soal yang manjat pagar? Tapi kan Gus Zaman nggak suka ngobrol sama Santriwati. Terus kenapa harus di masjid?"

Dia bertanya-tanya.

"Samperin? Nggak? Samperin? Nggak? Duh, samperin nggak ya?"

Zihan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia akan menghampiri Mahika. Tidak peduli ada Zaman. Namun, ketika Zihan hendak melangkah. Ia kembali terkejut karena Zaman mengusap puncak kepala Mahika.

"Astagfirullah. Kepalanya diusap? Kok bisa?! Ini maksudnya mereka main Abi Umi an gitu?"

Zihan kembali memperhatikan keduanya. Tadi Zaman mengusap puncak kepala Mahika. Dan sekarang justru Mahika mencubit pipi Zaman.

"Ih, kok gitu. Maksudnya kok bisa? Ini beneran apa mimpi sih?!"

Zihan kembali mengintip. Dia terkejut dan syok habis-habisan karena dua orang itu.

Untuk menyadarkan keduanya. Zihan harus berbuat sesuatu. Tapi kalau dia bersuara langsung. Zihan tidak enak dengan Gus Zaman. Sampai akhirnya Zihan memilih menjatuhkan sebuah senter di jendela hingga jatuh dan mengeluarkan suara keras.

Zihan bersembunyi dan seketika melihat Zaman yang keluar masjid secara terburu-buru.

"Tuh kan. Dia langsung keluar. Pasti ada apa-apa nih!"

Zihan langsung masuk ke dalam masjid dan melompat di hadapan Mahika yang pura-pura membuka Al Qur'an.

"Hayoloh. Keciduk kamu."

"Ciduk apa sih. Orang lagi baca Al Qur'an juga," ucap Mahika.

"Halah. Tadi aku lihat sendiri kamu sama Gus Zaman sentuh-sentuhan. Bisa-bisanya kalian buat dosa di masjid. Dari banyaknya tempat kenapa harus di masjid sih?!"

Mahika seketika terdiam. Zihan melihat mereka? Habislah dirinya.

"Ayo ngaku! Kamu ada hubungan apa sama Gus Zaman?!"

Zaman Omair (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang